31. Permintaan Zee

6.3K 548 47
                                    

"Ih banyak cowok nya, aku malu lewat situ!"

Zee, Elma, Eca dan Alea pergi menuju kantin belakang. Tadi Vian menelfon Zee menyuruhnya untuk datang di kantin belakang, kantin yang paling banyak dihuni oleh kaum adam.

"Gak papa lah, mayan kan cogan semua." Ucap Eca dengan antusias.

Gak cogan gak asik.

"Males anjir, kantin depan aja ya Zee." Ucap Elma.

Alea mengangguk. "Iya, kantin depan aja please, kamu liat cowok semua disitu."

"Gak ah, kak Vian udah nunggu loh disana." Mau tak mau Elma dan juga Alea mengangguk kepala pasrah.

Elma dan Alea saling menggandeng ketika melewati segerombolan laki-laki tersebut. Langkah mereka terhenti karena salah satu dari mereka menghalangi jalan.

"Permisi kak, kamu cuma mau lewat dengan tenang." Segerombolan laki-laki tersebut tertawa kencang mendengar ucapan Alea.

Lucu sekali.

Lelaki tersebut menatap Zee datar, namun tak lama kemudian berubah menjadi senyum lebar. Elma dan Alea meneguk saliva mereka sendiri.

"Kenapa ya kak?" Tanya Zee.

"FOTO BARENG DONG ZEE!!!"

Teriakan yang mampu membuat keempat gadis tersebut melongo.

"A-ah oke oke..." Segerombol laki-laki tersebut berbaris menunggu giliran mereka untuk foto bersama Zee.

"MAKASIH CANTEKK!!!" Zee terkekeh, mereka kembali berjalan menuju tempat Vian dan kawan kawan berada.

"Kok lama sih?" Tanya Vian ketika Zee telah duduk disampingnya.

"Biasa fans," Ucap Zee dengan pedenya.

"Cowok apa cewek?" Tanya Alex.

"Cowok semua dong, mana cogan lagi!" Jawab Eca masih membayangkan wajah wajah segerombolan laki-laki tadi.

Ah, beruntungnya Adel menyekolahkan dia di sekolah ini, sekolah yang dipenuhi cogan-cogan.

Cuci mata.

"Otakmu itu cogan terus, cogan terus!" Cibir Edgar.

"Biarin aja napa sih bang, kok abang sewot banget sih?"

"Kamu gak mikirin perasaan abwang?" Tanya Edgar dengan wajah yang dibuat sok sedih.

"Halah buaya!"

"Makan gih, udah di pesenin." keempat gadis tersebut menganggukan kepala lalu menyantap makanan mereka.

-ZEE-

"Ck, jangan berisik dong!" Zee menatap kesal ke arah Rey dan Vian yang sedari tadi beradu bacot.

Keduanya berhenti lalu duduk di samping Rian yang sedang membaca novel, Rian menatap mereka dengan alis yang terangkat setengah, seolah bertanya 'ada apa?' Keduanya tak menjawab, Rian mengedikan bahunya acuh lalu kembali membaca novelnya.

"Zee lagi main apa tuh?" Vian kepo.

"Main cacing-cacing."

"Mabar dong!" Ucap Rey antusias.

"Yok!"

"Ikut!"

Ketiganya mulai bermain bersama, Rian menggeleng gelengkan kepalanya menatap ketiga adiknya itu.

"Zee," Panggil Rian ketika teringat sesuatu.

Zee menghentikan permainannya dan menatap Rian. "Iya?"

"Kamu udah minum obat?" Tanya Rian, Zee menggeleng polos. "Sana, makan dulu baru minum obat." Perintah Rian dibalas anggukan oleh Zee.

ZEE'S STORYWhere stories live. Discover now