30. Firasat

6.1K 527 52
                                    

Pagi ini Zee kembali melakukan kemoterapi nya, Zee ditemani oleh kedua orang tuanya dan Kenzo. Ketiganya sedang menunggu Zee diluar ruangan.

Tak lama kemudian ketigannya diperbolehkan masuk ke dalam ruangan. Di dalam mereka menatap sendu kearah gadis yang menahan sakit di tubuhnya.

"Baby?"

Zee menoleh dan tersenyum, dia merentangkan tangannya walau masih merasakan sakit di tubuhnya. Kenzo langsung berlari kecil dan memeluk Zee dengan berhati-hati, dia tahu jika sehabis kemo pasien akan merasakan nyeri di tubuh.

"Sakit banget kak," Lirih Zee.

Kenzo melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Zee, dia menghapus air mata Zee dan mengecup kedua mata Zee.

"Minum obat dulu biar sakitnya hilang," Zee mengangguk.

Nara mengambilkan obat lalu melakukannya seperti biasa, dihancurkan dan di beri sedikit air. Nara menyuapkannya pada Zee, Arga dengan siap memberikan minum agar Zee tidak memuntahkan obat itu.

"Masih pahit?" Tanya Arga dibalas gelengan oleh Zee seolah sudah terbiasa dengan rasa pahit dari obat itu.

"Ini kakak bawain oreo buat kamu," Kenzo mengeluarkan 2 bungkus oreo dari dalam kantong plastik lalu memberikannya pada Zee, tentu saja langsung di terima dengan antusias oleh Zee.

"Thanks!" Kenzo mengangguk.

"Kemarin Ethan ngechat Zee," Ketiganya beralih menatap Zee menunggu kata selanjutnya.

"Zee harus menghadiri acara Talk Show malam ini!" Lanjutnya dengan ragu-ragu, dia melirik takut ke arah Arga. Dan ya, wajah Arga memandang Zee tajam.

Nara yang mengetahui arah pandang Zee, langsung saja memukul bahu Arga pelan dan menatap nya tajam. Arga langsung mengubah raut menjadi seperti biasa.

"Tolak." Ucap Arga lembut namun terkesan tegas.

Zee menunduk dan memilin jari-jarinya. "Udah Zee tolak, Ethan sama Darel juga udah tolak. Tapi pemilik acara tetap memaksa dad!" Katanya.

Arga menghembuskan naafasnya berat, dia pergi keluar. Zee menatap sendu daddy nya yang berjalan keluar.

"Mom, kak, daddy marah ya sama Zee?"

Zee menahan tangisnya yang sedikit lagi keluar. Arga yang selalu menatapnya dengan lembut dan penuh kasih sayang kini menatapnya dengan marah, dia hanya takut Arga marah kepadanya dan tidak mau lagi berbicara kepadanya.

Nara langsung saja memeluknya dan mengecup puncak kepala Zee. "Tidak sayang, daddy tidak marah sama kamu. Daddy cuma capek aja sama kerjaannya di kantor, kan Kak?"

"Iya Zee, mommy bener, daddy cuma capek aja. Jangan nangis lagi ya,"

Zee mengangguk, berharap semua yang dikatakan Nara dan Kenzo benar.

"Anjing Ga gue lagi main ranked tai!"

Arga memutar bola matanya malas ketika mendengar suara dari ponselnya.

"Jer, bantuin gue."

"Apaan cepet."

"Suruh pemilik acara TV Talk Show buat menghadap ke gue sebentar malam." Arga mendengar suara decakan diseberang sana.

"Talk Show gak cuma satu monyet, yang jelas dikit lah kuda!"

"Anjing! Lo daritadi ngatain gue mulu, ring ajalah malam ini kita, duel kita duel."

"Hehe, ampun bos ampun! Tapi beneran acara Talk Show kan gak cuma satu sayangku cintaku,"

"Tar gue kirim di email."

"WA aja anjir males kali lah aku buka email!"

Arga mendengus pelan, kesal sekali dengan Jeremi. Untung saja Jeremi ini adalah sahabatnya jika bukan sudah dipastikan wajah tampan Jeremi akan penuh dengan bercak biru.

~ZEE~

"Ini kok rame bener, mom? Ada Jaehyun ya dirumah?"

"Gak tau juga mommy," Jawaban Nara membuat Zee mendengus sebal. Mereka melangkahkan kaki memasuki rumah diikuti Arga dan Kenzo di belakang.

Saat memasuki rumah....

DUAR!!!

Heart watch Zee berbunyi dengan keras, Zee memegangi dadahnya dan mencoba bernafas dengan normal, namun tak bisa. Hal itu membuat keluarga Zee panik, Arga dengan cepat mengambil obat milik Zee lalu menyuruhnya untuk minum. Setelah Zee meminum obat, barulah dia kembali bernafas dengan normal.

Seluruh anggota keluarga menatap Zee dengan pandangan bersalah. Aksa, Rey dan Vian maju kehadapan Zee sambil menunduk.

"Maafin kita Zee..."

"Zee gak papa kok, kaget doang." Mereka mendongakan kepalanya menatap Zee sedih.

"Ihh jangan natap Zee kayak gitu kak, Zee, ok kok."Ketigannya mengangguk lalu memeluk Zee

"Mommy Zee bisa sembuh kan?"

Nara menatap Zee terkejut, jantungnya berdetak cepat tidak seperti biasanya. Mulutnya seakan ingin menjawab namun sulit.

"Tentu saja kamu bisa sembuh sayang, kenapa tanya gitu?" Arga tau Istrinya tidak mampu menjawab.

"Zee gak yakin dad, gak tau kenapa firasat Zee bilang kalau hidup Zee gak akan lama," Ucapan Zee berhasil membuat seluruh anggota keluargannya terkejut.

Nara menggeleng cepat. "Kamu ngomong apa sih? Kamu pasti sembuh sayang, jangan ngomong kayak gitu! Mommy akan marah sama kamu kalau kamu ngomong seperti itu lagi, paham?" Zee mengangguk membuat Nara langsung memeluknya erat.

"Zee minta maaf udah buat kalian repot, udah buat khawatir..." Zee menunduk.

"Kamu gak pernah ngerepotin kita Zee, berhenti ngomong kayak gitu." Ucap Farrel yang diangguki anggota keluarga yang lain.

"Jangan sedih-sedih sayang, senyum dong." Ucap Ryan, Zee tersenyum menatap satu persatu anggota keluarga nya.

"Nah kan cantik jadinya," Goda Angel membuat Zee tersenyum malu-malu.

"Kakak Zee kan emang cantik tante," Ucap Elvin sambil berjalan mendekati Zee dan duduk di pangkuan Zee.

Zee mengecup pipi gembul milik Elvin lalu mengigitnya dengan gemas membuat Elvin memekik.

"Gemes banget sih bocil!" Zee menatap balita yang sedang tertidur berada di gendongan Ryan.

"Tidur ya uncle?" Ryan mengangguk dan memperlihatkan wajah tenang milik Denis, anak Ryan dan Angel.

"Gemes ih!" Pekik Zee gemas melihat wajah Denis dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Siapa dulu kakak nya!" Aksa menaik turunkan alisnya, Zee hanya mendengus, dia menatap Arga dan Nara dengan tatapan yang sulit di artikan. Berikutnya mereka dibuat terkejut dengan ucapan tiba-tiba milik Zee.

"Zee mau punya dede bayi!"

Tbc

ZEE'S STORYWhere stories live. Discover now