10. Zee Malu

11.8K 765 20
                                    

"ALEX! BALIKIN POWERBANK GUEEE!"

"GUE PINJAM DULU ELAH! JADI KAKAK KOK PELIT BANGET SIH!"

"SAYANG DASI AKU MANA YAH?"

"MAMAAA! TOLONGIN ALEX MAH! KAK ICA MAU BUNUH ALEX MAH!"

"AHHHHH! MAMA KAK ICA BAWAH PISAU MAHHH! HELEPP MIII MAMAAAAAA!"

"SAYANG CARIIN DASI AKU DONG! AKU LUPA NAROHNYA DIMANA!"

"DIAM ATAU KALIAN BERTIGA MAMA USIR DARI RUMAH!"

Hening.

Akhirnya Mawar bisa bernafas dengan lega.
"Akhirnya beres juga," gumamnya.

BRUK

BRAK

PRANG

"Ya Tuhan apa salah hamba? Kenapa kau memberikan saya cobaan seperti ini?" Ucap Mawar pelan dan pasrah.

Mawar berbalik menatap ketiga manusia yang tak tau diri itu dengan senyuman. Kalau menurut orang lain senyuman milik Mawar adalah senyuman yang indah namun tidak bagi ketiga manusia dihadapannya ini, menurut mereka senyuman itu adalah senyuman maut.

"Kok git-"

"Kenapa, hm?!" Mawar menyela dengan tenang.

Ketiga manusia itu meneguk salivanya kasar. Apalagi saat melihat Mawar memegang pisau dapur yang terlihat mengkilat.

Mereka bertiga menggeleng cepat. "Gak jadi!" Kompak mereka.

"Yaudah sana duduk yang manis lalu nikmati sarapan dengan tenang." Mereka bertiga pun langsung ngacir duduk manis di kursi meja makan.

"Alex?" Panggil Mawar.

Alex menegang. "I-iya mah?" Tanyanya was was. Tiba-tiba Mawar tertawa lepas, ketiga manusia itu merinding takut mendengar tawaan Mawar.

Mawar meredahkan tawannya. "Santai aja kali, Mama gak bakalan gigit kalian juga." Kembali menatap Alex dengan senyum. "Gimana hubungan kamu sama Zee?" Semangatnya.

Alex bernafas lega. "Ya gitu-gitu aja Mah, gak ada yang spesial."

"Belum peka juga?" Alex hanya mengangguk lesu.

"Nasib nasib." Ledek Erika.

Alex mendelik kesal pada sang Kakak. "Diem lu jomblo!"

"Dasat adek jahanam!" Cibir Erika.

"Hush! Kamu ini Ica." Tegur Mawar. "Alex kamu buru gih, jangan sampe nanti telat." Ucap Mawar dibalas anggukan oleh Alex.

"Papa gak ada niatan buat beliin Alex moge gitu?" Tanya Alex.

Pasalnya Regan memberikannya motor matic dan bukan motor sport seperti temannya yang lain. Ia kan anggota geng, mana wakil lagi masa pake matic sih kan gak elit.

"Enggak, emang kenapa?" Tanya Regan yang membuat Alex kesal setengah mati.

"Ish Papa mah gitu, masa Kakak pergi kuliahnya pake mobil lah Adeknya pake matic?!" Gerutu Alex membuat ketiganya tertawa.

"Sudah-sudah, Alex kamu berangkat sekarang gih, udah mau telat." Ucap Mawar, Alex pun segera menghabiskan sarapannya.

-ZEE-

Setibanya di sekolah, Alex melihat Zee yang berdiri didepan pos satpam sambil celingak-celinguk. Tanpa pikir panjang Ia mendekati Zee.

"Selamat pagi Zee!" Sapa Alex membuat Zee terkejut.

"Ih Alex! Zee jadi kaget!" Ucap Zee sambil mengelus dadanya.

Alex hanya terkekeh, "Maaf-maaf, oh iya lo ngapain disini? Kok gak langsung masuk?" Tanya Alex.

"Zee lagi nungguin sahabat Zee,"

"Sahabat? Elma sama Eca?"

Zee menggeleng. "No, Elma sama Eca udah ke kelas duluan. Zee lagi nunggu sahabat Zee yang dari America, mereka mau bersekolah disini." Jelas Zee membuat Alex mengangguk mengerti.

Tak lama kemudian satu mobil hitam memasuki parkiran sekolah. Zee mengetahui mobil itu, Ia langsung menarik tangan Alex menuju parkiran.

Keluarlah empat orang dari dalam mobil membuat seantero sekolah melongo melihat mereka. Tampan dan cantik. Itulah yang ada dipikiran para siswa dan siswi.

Melihat Zee yang berdiri di samping mobil mereka dengan senyuman yang mengembang membuat mereka mau tak mau langsung berlari memeluk Zee.

"Miss you so much!" Ucap Aluna, Ia tak bisa jauh-jauh dari Zee, itu hanya membuatnya kangen berat.

"Geez Luna, we just met yesterday." Zee mencoba melepaskan pelukannya. Setelah pelukan Aluna lepas, Justin pun ikut memeluk Zee juga.

"Let go of Zee, Justin." Ucap Aaron.

Kalau Aaron sudah berbicara, tak boleh dibantah, buktinya Justin langsung melepaskan pelukannya.

"Thank you." Zee mengedipkan matanya pada Aaron membuat Aaron tersenyum.

Zee teringat dengan satu hal, Ia menarik tangan Alex. "Guys, this is Alex, he's my best friend." Mereka berempat menatap Alex dari atas sampai bawah.

"Hey don't look at him like that!" Zee tak suka melihat tatapan mereka ke Alex.

"Is he your boyfriend?" Goda Ellish membuat Aaron langsung menatap Alex, sedangkan Zee salah tingkah.

"No, he's just my best friend, Ellish!"

"Why can't you let go of her hand?!" Zee langsung melepas genggaman tangannya pada Alex.

"Baby Zee, why is your face turning red, huh?"

Justin semakin gencar menggoda Zee, menurut mereka Zee sangat menggemaskan saat sedang blushing. Zee menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya seraya menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Do not tease me!" Kesal Zee membuat mereka terkekeh geli. "Zee kan jadi malu."

Ellish mengulurkan tangannya pada Alex dan langsung diterima oleh Alex. "Ellish,"

"Alex,"" Ucapnya.

"Justin,"

"Aluna,"

Aluna menyenggol tangan Aaron karena Aaron tak mengeluarkan suara sedari tadi. Aaron menatap Aluna dengan alis yang terangkat setengah membuat Aluna mendengus.

"Aaron." Alex mengangguk.

"Come on, i take you guys to the principal's office." Ajak Zee keempat orang itu mengangguk.

"Yaudah Zee gue duluan ya," Pamit Alex dan dibalas anggukan oleh Zee.

"Hati-hati Alex!" Alex tersenyum.

-MBB-

Tok tok tok

"Masuk!" Sahut Kepala Sekolah dari dalam, Zee membuka pintu dan masuk kedalam diikuti keempat sahabatnya.

"Excusme sir," Sopan Zee.

"Ya, ada apa Zee?" Tanya Kepala Sekolah.

"Zee mau nganterin teman Zee yang baru datang sir." Kepala Sekolah mengangguk kemudian menatap keempat teman Zee dan kembali menatap bukunya.

"Oh you guys Ellish, Aaron, Justin and Aluna right?" Mereka bereempat mengangguk. "Ellish in class XII IPA 1, Aaron XII IPS 1, Justin XI IPA 3, and Aluna in class XI IPA 3." Ucap Kepala Sekolah.

"Thank you sir!" Ucap mereka kompak.

"Dan untuk Zee, kamu bisa langsung ke kelasmu. Nanti saya akan menyuruh bu Lisa untuk mengantarkan mereka ke kelas." Lanjut Kepsek yang dibalas anggukan oleh Zee.

"Bye guys!" Zee melambaikan tangannya dengan muka yang menurut mereka berempat sangat menggemaskan.

"Cute!" Ucap mereka kompak.

Tbc

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang