20. Minta Maaf

7.5K 619 20
                                    

Zee dan Laskar serta yang lain telah tiba di rumah Adijaya. Zee membuka pintu dan mendapati Daddy dan Mommy nya tengah duduk di ruang utama dengan menampilkan raut wajah yang khawatir, langsung saja Zee menghampiri mereka.

"Dad, Mom! Zee pulang." Arga dan Nara menengok Zee lalu memeluknya. "Kenapa?" Tanya Zee.

"Kamu dari mana saja sayang? Mommy khawatir." Ucap Nara.

"Kamu kok bisa pulang jam segini?" Sambung Arga.

"Tadi ada sedikit masalah....oh iya!" Zee menepuk dahinya dan berlari keluar. "Uncle ayo masuk, maaf tadi Zee lupa!" Zee menyengir.

"Gak papa Zee." Laskar dan yang lain mengikuti Zee dan memasuki rumah.

Arga dan Nara terkejut melihat Laskar dan teman temannya disini, Arga langsung menarik Nara berdiri di belakannya dan menatap tajam Laskar.

"Zee naik." Zee bingung, namun Ia tetap menuruti perintah Arga.

"Mau apa lo kesini?" Laskar beserta temannya tersenyum tipis, rasa bersalah lagi-lagi menghantuinya..

"Ga, kita-"

"KELUAR LO SEMUA!" Bentak Arga membuat Nara tersentak kaget.

"Arga, gue minta maaf, gue—"

"Keluar anjing."

"Coba kita dengarin penjelasan Laskar dulu Ga," Ucap Nara lembut.

Arga menatap Nara tak percaya, "Ra? Kamu lupa Ra? Dia hampir rebut kamu dari aku." Nara mengusap lengan Arga lembut.

"Iya, Ga aku tau. Tapi setidaknya kita dengerin penjelasan Laskar dulu, siapa tau dia mau minta maaf kan." Arga terpaksa mengangguk patuh.

"Jadi?" Tanya Arga, saat ini mereka semua sedang berada di ruangan utama.

Laskar menarik nafasnya dan menghembuskannya, Ia menatap Nara. "Nara gue minta maaf atas apa yang gue lakuin ke lo saat itu. Dulu gue suka sama lo dan saat gue dengar kabar kalo lo sama Arga bakal nikah, gue benar-benar emosi ditambah besoknya bokap gue ngasih kabar kalo kakek gue meninggal dan benar-benar buat pikiran gue kalut..." Arga dan Nara masih setia mendengarkan penjelasan Laskar.

"Orang yang paling gue sayang pergi ninggalin gue, hanya kakek gue yang gue punya saat itu. Bonyok gue udah cerai dan nelantarin gue, disaat gue terpuruk hanya kakek gue yang ada disisi gue saat itu. Disitu gue bertekad buat jaga orang yang gue sayang tapi setelah dengar kabar tentang kakek gue, gue stres Nar. Gue udah kehilangan satu orang yang gue sayang, disitu juga gue jadi takut buat kehilangan orang kedua yang gue sayang, itu lo Nar. Gue benar-benar khilaf waktu itu, gue takut kehilangan lo saat itu..." Laskar menjedanya dan menatap Arga dan Nara.

"Gue minta maaf, maaf banget Arga, Nara..." Ucap Laskar tertunduk.

Arga dan Nara saling menatap, Nara mengangguk membuat Arga menghela nafasnya. "Gue maafin lo."

Laskar mendongakan kepalanya. "Maksih Ga, Nar." Ucap Laskar tulus.

"Sekarang gue mau nanya, kenapa Zee bisa bareng kalian?" Tanya Nara.

"Tadi saat di jalan gue liat Zee di hadang dua orang preman-"

"Trus uncle Laskar tolongin Zee mom, uncle jago bangat berantemnya!" Sela Zee, ternyata sudah berada disamping Arga.

Laskar tersenyum. "Makasih cantik,"

"Sama-sama uncle! Sekali-kali uncle ajarin daddy berantem dong, daddy gak jago soalnya!" Ucap Zee membuat Arga membelalakan matanya, sedangkan yang lain terkekeh.

"Enak aja kamu kalau ngomong, daddy ini jagonya berantem."

Zee menatap Arga lalu menaikan satu alisnya. "Masa sih? Kok Zee gak percaya, nanti coba daddy sama kak Rey berkelahi ya besok." Ucap Zee.

"Gak ada ya." Ucap Nara.

"Yaudah kalo gitu kita pamit dulu ya, bini gue dah nelpon nelpon nih." Ucap Laskar.

"Kita pergi dulu yan Ga, Nar." Pamit Alex.

"Iya, hati-hati ya."

"Babay Zee cantik!"

"Dadah uncle-uncle ganteng!" Balas Zee.

-ZEE-

Nara memijit pangkal hidungnya. Lelah melihat keadaan rumah yang hancur seperti ini, ditambah lagi dengan suara suara seperti membuat gendang telinganya ingin pecah.

"BANG KENZOOO INI VIVI PUP SEMBARANG! MANA DI KAMAR GUE LAGI!" Teriak Rey dari kamarnya. Vivi adalah anjing peliharaan milik Kenzo.

"HEH MANA ADA! VIVI GAK GUE AJARIN PUP SEMBARANG YA! MUNGKIN ITU TAI NYA BABY!" Sedangkan Baby adalah anjing peliharaan Rey.

"ENAK AJA LO! BABY JUGA GAK GUE AJARIN PUP SEMBARANG!" Ucap Rey.

Rey dan Kenzo langsung terdiam namun sedetik kemudian mereka berlari menuju ruang utama dan berteriak.

"ZEE! ZIZI PUP IN KAMAR KAKAK!" Teriak Rey.

"Kamu gak ajarin Zizi sopan santun ya." Tuduh Kenzo.

Ruang utama yang terdapat Zee, Arga, Nara dan Rian menatap mereka dengan dahi yang mengkerut.

"Maksud Kakak apa sih? Zee gak ngerti," Ucap Zee.

"Ck, Zizi pup di kamar Kakak!" Ucap Rey kesal.

Zee membulatkan matanya. "Kak Rey umur berapa?! Tanya Zee tiba tiba.

Rey bingung namun tetap menjawab. "19 kenapa emang?"

"Umur 19 tapi pikirannya kayak anak kecil!" Rey membelalakan matanya.

"Heh! Enak aja kamu!"

"Zizi itu boneka, mana bisa dia pup? Mau pup juga gimana? Keluar dari mana? Emang Zizi hidup? Emang Zizi bisa nafas? Enggak kan? Namanya benda mati, makanya pikir pake otak!" Serbu Zee pedas, membuat kedua Kakaknya terdiam dan ketiga orang lainnya terkekeh ngakak.

"Punya adek mulutnya cabe bener, warisan dari siapa sih?" Tanya Rey pada Kenzo berbisik namun masih bisa di dengar oleh Nara.

"Dari bunda kali, kan bunda mulutnya cabe unlimitide." Balas Kenzo berbisik.

"Heh anak nakal. Kalian bilang bunda apa? Cabe unlimitide? Kurang ajar! Mau bunda balikin ke orang tua asli kalian hah?!" Kenzo dan Rey saling tatap namun sedetik kemudian menatap Nara dengan tatapan terkejut.

"J-jadi k-kita bukan a-anak kandung k-kalian?!" Tanya Kenzo.

"Bunda bukan bundanya Rey?"

Nara dan Arga terkekeh geli, Nara menyeka sudut matanya yang sedikit mengeluarkan air mata. "Bunda bercanda aja, kalian mah baperan banget mirip ayah kalian yang baperan!" Ucap Nara membuat raut wajah Arga menjadi datar.

"Apa?" Tanya Nara dengan watadosnya.

"Kesel aku sama kamu." Ngambek Arga dan berjalan meninggalkan ruang utama namun langkahnya terhenti karena sebuah ancaman.

"Silahkan ngambek, tapi jangan harap kamu dapet jatah entar malam ya." Arga berbalik lalu berlari menuju Nara dan memeluknya dari samping.

"Astaga aku bercanda Ra, kamu mah baperan ih." Ucapnya.

Nara memutar bola matanya malas. "Kamu yang baperan." Balas Nara.

"EKHEM!" Arga dan Nara menatap keempat anaknya yang menatap mereka dengan datar.

"Kenapa kalian?" Tanya Arga santai.

"Ayah, Bunda, ingat para jomblo disini." Ucap Rey mewakili para saudaranya.

"Makanya cari pacar sana!" Balas Nara membuat keempatnya kesal setengah mati.

Tbc

ZEE'S STORYWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu