25. Sakit Lagi

7.6K 637 46
                                    

"Zee udah punya pacar?" Tanya Laskar.

Sekarang ini mereka semua telah berkumpul di taman belakang mansion Adijaya. Pertanyaan Laskar membuat Alex, Aaron dan Marko langsung menatap Zee.

"Gak." Ketiga laki-laki tersebut langsung menghembuskan nafas lega setelah mendengar jawaban Zee.

"Kenapa lo tanya-tanya?" Tanya Gerry.

"Mau gue jodohin sama Marko." Jawab Laskar,  Marko tersenyum senang sedangkan Alex dan Aaron terkejut.

"Enak aja main jodoh-jodohin, Zee udah gue list mantu idaman ya." Ucap Regan.

"Kagak-kagak. Yang berhak jadi mantu gue cuman Aaron." Ucap Arga menatap keduanya tajam. "Aaron mirip gue, ganteng, pintar, udah tau menghasilkan duit sendiri."

"Alex juga ganteng kok, dia juga pintar." Ucap Regan tak mau kalah.

"Ponakan gue juga. Marko itu ganteng, pintar dan rajin." Tambah Laskar.

"Kalian aja yang pacaran sana!"

Arga, Laskar dan Regan membelalakan matanya. "Najis!" Ucap ketigannya kompak.

-ZEE-

Zee duduk di gazebo sambil memangku kakinya, dia menatap malas kepada tiga orang laki-laki di hadapannya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang berbeda beda.

Alex menatapnya dengan senyuman yang manis. Marko menatapnya dengan senyum miring tapi menawan. Aaron menatapnya dengan datar namun terkesan lembut.

"Kalian kenapa sih? Kenapa cuman berdiri aja?" Bingung Zee melihat ketigannya yang hanya berdiri.

Tidak ada jawaban.

"Jangan natap Zee kayak begitu deh!"

"Ah udah lah Zee capek, Zee kek ngomong sama tembok gak di jawab." Ucap Zee lalu pergi meninggalkan mereka.

Aksa yang melihat adik kecilnya yang berjalan menuju padanya dengan lesu, mengerutkan dahinya.

"Kenapa sayang?" Tanya Aksa.

"Zee pusing kak." Mendengar jawaban Zee membuat Aksa panik, langsung saja dia membawa Zee ke kamar lalu memanggil Fabian.

"Zee apa yang sakit?" Tanya Fabian yang baru saja datang diikuti keluarganya yang lain.

"Kepala Zee sakit..." Lirih Zee.

Tiba-tiba darah segar mengalir keluar dari hidung Zee, hal itu membuat mereka semua panik. Nara yang sudah menangis di pelukan Arga.

"Ambilin tissue dek." Rey mengangguk lalu mengambil tissue.

"Ini kok dingin banget ya..." Ucap Zee lemas. Arga langsung mendekati Zee dan mendekapnya mencoba memberikan kehangatan. Bisa Arga rasakan bahwa Zee tengah menggigil.

"Sayang kenapa?" Tanya Nara panik.

"Badan Zee sakit semua mom, kepala Zee sakit, Zee kedinginan." Ucap Zee masih dengan hidungnya yang mengalir darah segar.

"Bawah Zee ke rumah sakit sekarang!" Arga.

-ZEE-

"Gimana keadaan Zee, Bian?" Tanya Nara.

"Zee baik-baik saja, dia hanya sedikit kecapekan yang membuat daya tahan tubuhnya melemah." Jawab Fabian membuat mereka terkejut.

"Udah boleh masuk kan kak?" Tanya Rian di balas anggukan oleh Fabian.

"Tapi jangan ribut ya, Zee harus istirahat." Peringat Fabian.

Mereka memasuki ruangan Zee, terlihat seorang gadis yang terbaring dengan berpasangkan infus di tangannya. Nara mendekati Zee lalu menggenggam tangan putrinya.

Merasa ada yang menyentuh tangannya. Zee membuka matanya lalu menatap Nara dengan senyum.

"Mommy?"

"Hai sayang, ada yang sakit?" Zee menggeleng, Nara membantu Zee untuk duduk.

"Kamu suka kenapa suka banget bikin mommy khawatir?" Ucap Nara menatap Zee sendu.

"Sorry mom..."

"It's okay honey." Nara mengecup kening Zee.

"Zee, kamu gak Daddy izinin buat ikut shooting dulu. Harus istirahat." Zee mengangguk dengan pasrah.

"Ok dad," Arga dan Nara tersenyum.

"Good girl."

"Dimana kak Kenzo?" Tanya Zee.

"What's wrong honey?" Tanya Kenzo.

"Hug me please.." Ucap Zee dengan nada yang bergetar, langsung saja Kenzo memeluk Zee dan menciumi puncak kepala Zee berkali-kali.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Nara, tidak biasanya Zee seperti ini.

"Tadi Zee mimpi kalau kak Kenzo udah gak sayang Zee lagi." Pecah sudah tangis Zee saat Zee mendengar mereka semua tertawa. "Kalian kok ketawa?"

"Aww gemas banget sih adek kakak yang satu ini." Kenzo kembali mencium puncak kepala Zee lalu menyeka air mata Zee yang sudah terjatuh tanpa seizinnya.

"It's just a dream." Ucap Kenzo menenangkan.

"What if it comes true?"

"Itu gak akan terjadi sayang." Zee bernafas lega dan mencium pipi Kenzo membuat kakak-kakaknya yang lain terbakar api cemburu.

"Gila gue ngerasain hawa panas disini." Farrel mengusap tengkuknya sambil menatap satu persatu anaknya dan juga keponakannya.

"Dikit lagi bakal ada perang dunia." Sambung Arga.

"Kenzo, kamu harus hati-hati!" Tambah Ryan. Sedangkan para istri ketiga laki-laki tersebut hanya terkekeh.

Kenzo menatap saudara-saudaranya yang sedang menatapnya dengan tajam. Kenzo menaikan sebelah alisnya.

"Why?" Polos Kenzo.

"Tunggu aja lo, Kenzo."

-ZEE-

Zee menatap jengah kepada dua sejoli yang sedang bermesraan di sofa dalam ruang inapnya. Mereka Rey dan Ellish.

Zee memutar bola matanya malas ketika melihat Rey yang menyuapi Ellish. Zee tidak cemburu hanya saja mereka sudah berjanji pada Nara untuk menjaga Zee, tapi apa ini? Mereka malah mengacuhkan Zee.

"Woy pacaran aja trus lo bedua, ntar gue aduin om Arga sama tente Nara mau?" Ancam Vian yang baru saja datang.

"Eh jangan dong, ntar gue di hantam lagi."

"Makanya kalau di kasih tugas buat jagain adek itu jagain, bukan pacaran." Ucap Vian menatap keduannya tajam.

"Maap."

"Zee mau apa?" Tanya Vian.

"I want a hug." Vian mendekat dan memeluk Zee, saat memeluk Zee entah kenapa jantungnya serasa berdetak sangat cepat. Bukan karena suka atau apa, dia hanya merasakan sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.

Vian merasakan pelukan Zee melemah, dia melepaskan pelukannya lalu melihat Zee. Terkejut, Vian terkejut melihat Zee yang mimisan.

"S-sakit..." Lirih Zee.

"REY PANGGIL KAK BIAN!" Perintah Vian langsung dijalankan oleh Rey.

"Baby jangan tutup mata kamu! Tahan ya sayang!" Telat Zee telah menutup matanya dengan darah yang membanjiri area hidung dang mulutnya.

"BABY WAKE UP!"

Tbc

ZEE'S STORYWhere stories live. Discover now