28. Salah Mang Oleh

6.6K 588 69
                                    

Setelah mendengar kabar bahwa Zee telah sadar, semua temana-temannya langsung datang menjenguknya. Seperti saat ini ruangan milik Zee telah dipenuhi oleh banya remaja.

"Kakak,"

"Yes baby?" Jawab semua kakak Zee, Zee menepuk dahinya dia lupa kalau semua kakaknya ada disini dan juga dia lupa tidak menyebut nama.

"Ups! Sorry... maksud Zee, Kak Aksa." Ulangi Zee. Semua kakak Zee kecuali Aksa mendengus sebal ketika yang dipanggil adalah Aksa, si makhluk petakilan.

Aksa menatap semua saudaranya dengan senyum yang menyebalkan menurut mereka, bahkan teman teman Zee yang melihatnya merasakan jengkel.

Songong banget!

"Kenapa cantik? Butuh sesuatu?"

"I need a hug," Aksa langsung saja memeluk Zee tanpa memedulikan 7 orang laki-laki yang menahan rasa cemburu. Siapa lagi kalau bukan kelima kakaknya dan Alex dan juga Aaron.

"Jangan lama." Ucap Rian juga kesal.

"Cemburuan amat sih bambang." Balas Aksa.

"Mimipi lagi?" Tanya Kenzo dibalas anggukan oleh Zee.

"Eh abang-abang, keluar dulu ya. Ini waktu khusus para besprennya Zee!" Ucap Eca membuat mereka mendengus.

"Zee! Lo tau gak?-"

"Enggak!" Ucap Zee polos, Eca berdecak sebal.

"Yee makanya dengerin dulu!"

"Iya-iya,"

"Tadi di sekolah ada cowok yang nyariin kamu, mana ganteng banget lagi." Ucapan Eca membuat Alex dan Aaron langsung menatap Eca, menunggu ucapan Eca selanjutnya.

"Dia juga sempet minta nomor l-"

"Trus lo kasih?" Alex dan Aaron kompak, mereka saling tatap lalu membuang muka.

"Kompak banget deh. Tenang aja gue enggak kasih kok, cuman gue kirim lewat chat." Ucap Eca santai, sedangkan yang lain menepuk dahi mereka.

"Eca bego banget dah,"

"Enak aja bilang anak gue bego. Mau gue sumpel tu mulut, hah?!" Tiba-tiba saja Adel dan yang lainnya datang.

"Sumpel aja Del, gue izinin, suka ceplas-ceplos kalo ngomong." Ucap Nessie, Rayhan melotot ke arah bundanya.

"Bunda jahat banget sih! Ray gak like!!" Rayhan cemberut membuat Nessie menahan tawanya.

"Anak kamu Re?" Tanya Nessie pada Jeremi bermaksud menjaili anaknya.

Jeremi menggeleng cepat. "Bukan yang, gatau dah anak siapa."

"Ayah!!!" Rengek Rayhan membuat semua orang terkekeh.

"Apa?" Jawab Jeremi.

"Ray ngambek ah!" Rayhan mendekati Jeje lalu memeluk lengan Jeje. "Tante Je, marahin Ayah sana." Rengeknya pada Jeje, Edgar yang melihat maminya di peluk langsung menarik Rayhan menjauhi Jeje.

"Siapa lo main peluk peluk mami gue?? Lepas!" Edgar menarik kerah baju Rayhan.

Edgar memang tak menyukai jika ada laki-laki lain selain papinya, Alan menyentuh maminya. Begitu pun dengan Alan, keduanya sangat posesif terhadap Jeje.

"Pocecip banget cih abang Edgar." Ledek Kenneth.

"Bacot!"

"Trus cowoknya siapa Ca?" Tanya Felix kembali ke topik awal.

"Eca gak tau namanya, yang pasti dia ganteng parah pah!" Zee berbinar mendengar ucapan sahabatnya.

"Beneran ganteng Ca? Eca beneran kasih nomornya Zee kan ke dia?" Tanya Zee semangat.

Eca mengangguk semangat. "Iya Zee, cek gih! Siapa tau dia udah nge chat lo!" Zee langsung saja membuka ponselnya, matanya berbinar membuat Eca dan Aluna penasaran.

"Ganteng gak Zee?" Tanya Eca dan Aluna kompak.

"Ganteng banget!"

"Waduh.. terus Alex sama Aaron mau dikemanain tuh Zee?" Tanya Gerry berniat meledek mereka.

"Buang aja."

"Waduhhh parah nihh!" Gerry melirik dua laki-laki tersebut dengan jail, "Mau sama anak temen uncle gak? Ganteng kok anaknya, tenang."

"Gantengan juga Alex." Aaron mendelik tak suka pada Alex, merasa tidak setuju dengan ucapan Alex.

"Jelas gue. Gantengan gue."

"Pantat lo ganteng! Gue lah, gue udah dijuluki primadona di sekolah."

"Sekolah doang, gue se Amrik." Jujur Aaron, karena selain meneruskan bisnis Daddynya, Ia juga berkerja menjadi model majalah remaja dan telah dinobatkan sebagai lelaki tertampan.

"Sombong." Alex kalah telak. Ia menatap kesal kearah

-ZEE-

"Sakit banget..." Ucap Zee yang sedari tadi menahan sakit di tubuhnya.

Zee baru saja menyelesaikan kemo-nya, memang jika melakukan kemo akan merasakan sakit di tubuh, seperti itulah yang dirasakan Zee.

"Minum obatnya dan sakitnya nanti hilang, sayang..." Nara membantu Zee meminum obat.

"No mom! Harus di hancurin obatnya, Zee bakalan mati kelesek kalau minum seperti itu!" Ucapan Zee membuat kedua orang tuanya terkekeh.

"Keselek sayang,"

"Hehehe...dihancurin ya mom." Nara menuruti keinginan putrinya, setelah dihancurkan dia menaruh sedikit air pada obat tersebut lalu menyuapkannya pada Zee.

Zee hendak memuntahkan obatnya namun dengan cepat Nara memberikannya minum.

"Ewhh....pahit! Zee gak suka, Zee gak mau minum itu lagi."

"Rasanya seperti anda menjadi iron men!"

"Beli lah odading mang.....akhh sakit Ra," Ringis Arga saat Nara mencubit lengannya.

"Gak usah nyambung-nyambung gak jelas."

Nara menatap Arga tajam, sedangkan yang ditatap hanya menyengir, berbeda dengan Zee, dia terkekeh melihat kedua orang tuanya yang uwu.

"Daddy sama mommy uwu banget deh, Zee jadi pengen." Ucap Zee.

"Makanya pacaran sama Alex biar bisa uwu-uwuan." Ucap Nara.

"Jangan mau Zee, mending sama Aaron." Ucap Arga membantah.

"Yah kalian aja yang pacaran!"

"Enak aja kamu!"

"Udah-udah, jangan berantem lagi!!"

"Salah mommy kamu ini."

"Kok aku sih Ga? Ini salah daddy kamu!"

"Bukan salah daddy sama mommy!"

"Trus salah siapa dong?"

"Salah Mang Oleh." Ucap Zee, Arga dan Nara menganggukan kepalanya.

Sedangkan di sisi lain, orang yang disebut Mang Oleh, mengusap telinganya yang terasa panas.

"Apenih? Ada yang ngomongin gue keknya."

"Rasanya anjing banget!"

Tbc

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang