24. Marko

6.6K 587 45
                                    

"Glowing apa berminyak itu? Hehe."

"Berminyak," jawab Zee.

"Aku hapus ya, soalnya aku berminyak banget jadi suka lupa buat hapus minyaknya." Balas Kenneth mengambil tissue lalu menepuk-nepuk di wajahnya.

"Maaf ya kalau ganggu ngeliat minyaknya." Ucap Justin.

"Loh kok gak ilang yah? Duh gak ilang minyaknya." Ucap Edgar mengikuti hal yang sama seperti Kenneth.

"GAK ILANG!" Ucap keempatnya dengan keras dan kompak membuat Rayhan tersentak kaget.

"Biasa aja dong' Gak usah ngegas gitu, mana sambung-sambungan kayak kabel gitu lagi." Rayhan kesal.

Pasalnya setelah melihat story Ig ada yang membagikan video glowing berminyak, Rayhan langsung mencoba mengikuti kata-katanya. Eh tak di sangka keempat orang yang narsis di TikTok langsung membalasnya.

Keempatnya hanya mengedikan bahu acuh lalu kembali melakukan aktivitas mereka masing masing.

Saat ini mereka sedang berada di Rumah Adijaya. Seperti biasa teman-teman Arga dan Nara dan juga teman-teman Zee berkumpul untuk melakukan acara BBQ.

Zee mengambil posisi dengan bersandar pada dadah bidang Justin. Justin menaruh dagunya pada puncak kepala Zee. Semua orang yang melihat itu tersenyum geli melihat interaksi Zee dan sahabat kecilnya, terkecuali Alex dan Aaron. Mereka berdua menggeram marah pada Justin, mereka mengumpati Justin dalam hati.

Justin yang sibuk memainkan ponselnya, merasakan telinganya yang memanas. Ia menggosok-gosok telingannya membuat Zee sedikit terganggu.

"Justin kenapa?" Tanya Zee.

Justin menggelengkan kepalanya. "Nothing baby,"

Pasti ada yang ngomongin gue nih

"Permisi nyonya, didepan ada yang mencari nyonya." Ucap ART pada Nara yang sedang asik membuat dessert bersama Adel.

"Siapa Bi?" Tanya Nara.

"Saya teh kurang tau nyonya, gak sempet nanya nama juga." Nara mengangguk lalu menuju ke depan.

"Kak Karin?! Astaga apa kabar?" Karin tersenyum lalu membalas pelukan Nara.

Kalian ingat kan Karin, perempuan yang menjadi asisten Nara saat dia menjadi model.

"Baik." Jawab Karin seadanya.

Nara mendengus. "Masih sama aja cueknya!" Karin terkekeh.

Nara menatap remaja Laki-laki di samping Karin. "Anak lo kak?"

"Bukan, anaknya bang Langit." Jawab Karin sedikit sedih.

"Trus bang Langit nya mana?" Tanya Nara membuat mata Karin berkaca-kaca.

"Papa udah meninggal tante." Jawab lelaki di samping Karin sambil merangkul Karin dan mengelus bahunya.

Nara terkejut, dia menutup mulutnya tak percaya. "Bohong!" Karin menggeleng membuat Nara gemetar.

"Semenjak kapan?"

"Sebulan yang lalu..."

"Kak... Gue turut berduka ya." Karin tersenyum lalu mengangguk.

"Trus Melody mana? Dia biarin anaknya terlantar?!" Tanya Nara sedikit emosi ketika menyebut nama Melody.

Melody adalah istri dari Langit yang adalah kakak Karin. Melody menikahi Langit karena harta, sejak dulu Nara dan Karin sudah memberitahu Langit bahwa Melody hanya memanfaatkan kekayaannya, Melody tak pernah ada rasa pada Langit. Langit hanya membiarkannya, dia sudah terlanjur cinta kepada Melody, jadi dia tidak akan pernah melepaskannya walaupun Melody hanya menginginkan hartanya.

"Melody langsung cerain bang Langit setelah tau kalau bang Langit sakit."

"Bang Langit sakit apa?" Tanya Nara.

"Leukimia stadium 3A..." Nara terkejut mendengarnya, tiba-tiba jantungnya berpacu kencang dan terasa nyeri. Ia takut apa yang Ia pikirkan akan terjadi.

"Lo kenapa Nar?" Tanya Karin ketika menyadari perubahan raut wajah Nara.

"Enggak, gak papa." Jawabnya. "Oh iya, nama kamu siapa?" Tanya Nara pada lelaki di samping Karin.

"Saya Marko tante," Nara menganggukan kepalanya.

"Kok lo bisa disini kak? Bukannya setelah nikah lo tinggal di Aussie ya?"

"Suami gue maunya tinggal di Indo.

"Trus kok lo bisa datang? Emangnya diundang?" Tanya Nara, Karin mencebikan bibirnya sebal.

"Masih sama ya lo kayak dulu." Cibir Karin membuat Nara terkekeh. "Om Adam yang ngundang gue kesini, katanya anak ceweknya kangen sama gue."

Nara mendengus membuat Karin terkekeh, "Terus, mana suami lo?"

"Maaf ya, tadi Nindi susah di bangunin jadi telat."

"Loh Laskar?!"

"Lah lo kenal suami gue?" Tanya Karin.

"Suami?" Nara membeo.

"Iya dia suami gue."

"Astaga! Kok lo bisa nikah sama dia Kar?" Tanya Nara.

"Pertanyaam macam apa itu!" Kesal Karin.

"Gak tau, gue langsung jatuh cinta liat Karin, jadi gue langsung lamar deh dan langsung diterima ama dia." Jawab Laskar santai membuat Karin menunduk malu karena di goda oleh Nara.

"Astaga imut banget sih, mirip banget sama anak gue." Ucap Nara melihat anak dari Laskar dan Karin, Nindi.

"Yaudah yuk masuk tuan Brawijaya dan nyonya Brawijaya," Goda Nara membuat Karin semakin merona.

"Mommy!" Zee memeluk Nara ketika Nara telah memasuki rumah, Zee bersembunyi di belakang Nara karena di kejar oleh Rayhan.

"Zee balikin hp gue yawlah!" Ucap Rayhan. "Tante lihat Zee! Dia ngambil hp Ray!" Adu Rayhan pada Nara.

"Zee.. Balikin hp Rayhan." Zee terkekeh lalu memberikan ponsel Ray kepada pemiliknya. Ray mengambilnya sedikit kasar lalu kembali duduk dengan perasaan kesal. Selalu saja Ia yang menjadi bahan buli-an Zee, Eca dan Aluna.

"Lo Markonah!"

Marko memutar bola matanya malas saa Zee memanggilnya Markonah, Ia tau pasti ini kerjaan Rey yang membuat gebetannya ikut memanggilnya Markonah.

"Ngapain lo disini?" Tanya Rey ketus.

"Kepo."

"Kalian sudah saling kenal toh?" Ucap Nara membuat inti Vandalas memandang sinis kepada Marko.

"Hey, hey itu tatapannya kenapa begitu hah?" Tegur Arga.

"Dia ketua Artos Ayah, musuh Vandalas." Ucap Rey.

Arga mengerutkan dahinya. "Musuh? Perasaan sewaktu ayah yang memimpin Vandalas, Vandalas sama Artos kawan kok. Kenapa sekarang malah musuhan?"

"Apa alasannya?" Tanya Laskar.

"Om tau kan masalah setiap geng." Ucap Marko, Laskar menganggukan kepalanya pertanda mengerti.

"Sama kek Galaksi ke Vandalas dulu masalahnya," Ucap Laskar.

Arga dan yang lain mengangguk paham, mereka membiarkan para remaja itu melanjutkan aktivitas tatap-tatap seperti tadi. Tidak ada niat mengehentikannya karena mereka paham betul dengan apa yang anak-anak mereka alami.

Tbc

ZEE'S STORYUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum