TS#60

1.3K 156 29
                                    

Bagian 60: Malam itu

Tentang Senja...

Terima kasih telah hadir untuk menyempurnakan hidupku, Senja. Namun, perlu kamu tahu bahwa aku tak bisa selalu berada di sampingmu. Perlahan kita akan mulai dipisahkan lagi. Tolong jangan ditunggu. Jika sudah malam, langsung tidurlah.

***

Rasa asing terhadap diri sendiri membuat Alsya merasa bingung terhadap dirinya sendiri. Terbangun dari koma, melihat dunia dan orang-orang di sekitarnya banyak berubah membuat Alsya akhirnya mau tidak mau percaya bahwa ia sudah hidup selama 27 tahun dan kehilangan sebagian memorinya di 10 tahun terakhir. Namun, apa penyebabnya? Benarkah hanya karena kecelakaan mobil di jalan tol? Kalaupun hanya kecelakaan, kenapa tadi siang eyang dan orang tuanya membahas tentang kepindahan dirinya dari negara ini? Apa yang Alsya lewatkan dan lupakan untuk masalah ini?

Setelah isya tadi, Alsya pura-pura tidur dan mendengar kedua orangtuanya berpamitan pulang. Setelah memastikan mereka pergi, Alsya membuka mata lagi dan mendapati tidak ada siapapun yang menjaganya. Kesunyian lebih baik karena Alsya tahu mereka semua pasti lelah menjaganya di sini. Tidak lama terdengar suara hujan dari arah luar jendela. Alsya hanya bisa menikmati suaranya, karena jendela tertutup gorden sehingga ia tidak bisa melihat gerombolan air yang jatuh dari langit menuju tanah itu.

Alsya cukup terkejut ketika menoleh dan melihat seseorang berdiri tidak jauh darinya. Mungkin saking menikmati suara hujan membuat Alsya tidak mendengar ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.

"Ini sudah malam. Sekarang waktunya tidur," ucapnya.

Pria yang memakai kaus lengan panjang warna hitam dan celana loreng itu menghampirinya, kemudian menarik selimut sampai menutupi sebagian tubuh Alsya.

"Sebentar lagi. Aku masih mau dengar suara hujan," ucap Alsya.

Rayyan terdiam sebentar. Kemudian berjalan ke arah jendela dan menarik pelan gorden sehingga Alsya bisa melihat guyuran hujan yang masih lebat menghujam tanah. Setelah itu, Rayyan kembali menghampiri Alsya dan duduk di kursi di dekat ranjang.

"Kamu masih suka hujan, Ca?"

Alsya mengangguk pelan. "Aku mau cepat sembuh agar bisa lari-lari di bawah hujan."

Rayyan terkekeh pelan. "Tapi, kamu bukan anak kecil lagi."

"Kan gak ada larangan?"

"Iya sih."

Detik kemudian, mereka saling diam dan keduanya kompak melihat hujan. Tapi, beberapa kali Rayyan melirik Alsya dan tersenyum tipis melihat ekspresi terkesima Alsya pada hal kecil yang membuatnya bahagia.

"Kamu udah dapat jawaban, Ca?"

Alsya menoleh ke arah Rayyan. "Yang kamu kasih waktu satu jam buat aku lihat album foto itu?"

"Iya. Maaf, aku malah pergi dari rumah sakit sebentar buat pulang. Bagaimana? Waktu lebih dari satu jam seharusnya kamu udah tau jawabannya."

"Tapi, sebelum itu aku boleh tanya?"

"Aku berharap kamu sudah punya jawaban, bukan pertanyaan, Ca."

Tentang Senja [VERSI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang