TS#29

1.3K 143 6
                                    

Bagian 29: Dia Pergi?

                      

Alsya menyukai cerita yang memiliki akhir yang sedih atau dikenal dengan Sad Ending. Menurutnya akhir yang sedih itu sangat membekas bagi siapapun yang membacanya. Banyak juga cerita para sahabat Nabi SAW. yang berakhir Sad Ending karena berjihad demi Allah dan Rasulnya. Akhir yang sedih, namun juga indah karena syahid di jalan-Nya.

Setelah bertemu dua sahabatnya, Alsya tak langsung kembali ke panti. Ia berjalan-jalan disekitar taman yang tidak terlalu jauh dari warung mie ayam dan bakso tadi. Sore itu taman cukup ramai, jadi Alsya tidak merasa sendirian.

Saat sedang sibuk menikmati semilir angin yang lembut membelai wajahnya, ponsel Alsya berbunyi tanda pesan masuk. Alsya segera mengambil ponselnya di dalam tas untuk memeriksa siapa yang mengirimnya pesan. Kedua ujung bibirnya otomatis terangkat ketika melihat pesan dari Ummi.

Ummi: send a picture.
Ummi: kata Zain dia pernah bertemu kamu saat kamu SMA dulu. Itu fotonya yang dia kirim ke Ummi. Kamu ingat?

Alsya terdiam melihat foto yang dikirim Ummi, kemudian tidak sengaja melihat pesan yang baru masuk dari Aziz.

Aziz: Assalamualaikum, Ca. Kamu lagi di mana?

Alsya mengabaikan pesan dari Ummi, dan membalas pesan dari Aziz.

Alsya: Wa'alaikumussalam. Kenapa?

Tak membutuhkan waktu lama. Aziz langsung membalasnya.

Aziz: Rayyan, Ca.

Alsya: Rayyan kenapa? Jangan setengah-setengah dong kalau ngasih tau.

Aziz: Rayyan, Ca. Ane bingung mulainya gimana. Pokoknya kamu jangan terlalu terkejut ya, Ca.

Alsya: iya. Kenapa?

Aziz: Ane dapat kabar barusan. Bang Kahfi udah ke rumah Tante Zahra buat memastikan. Kita dapat kabar kalau Rayyan gugur, Ca.

Alsya terdiam. Ponselnya hampir terlepas dari tangannya jika Alsya tak segera sadar. Alsya segera menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, kemudian berlari menuju motornya yang terparkir di depan warung. Setelah itu, ia mengendarai motornya menuju rumah dinas Ayubi.

Selama perjalanan Alsya terus merapalkan kalimat istighfar. Kedua matanya sudah panas. Mengedip sedikit pun pasti ada air yang keluar dari matanya. Beberapa kali Alsya menggelengkan kepala pelan berusaha tetap waras dan tidak berpikir macam-macam. Walau otaknya terus merujuk pada sebuah firasat, mimpi, dan halusinasinya beberapa hari ini.

Sesampainya di sana, Alsya melihat mobil Kahfi terparkir di halaman depan. Kemudian, ia segera berlari kecil masuk ke dalam. Tidak hanya ada Kahfi di sana, ada Anza, Ameera, Radit, dan Damar juga. Tidak lama Aziz pun datang dan meminta Alsya untuk masuk bersamanya. Kini Alsya duduk di samping Kahfi dan Aziz. Ia merasa Papa dan Mamanya sedang memperhatikannya.

"Ini sudah tiga hari Rayyan belum ditemukan. Teman-teman dan komandannya sudah kembali ke markas. Jika sampai besok mereka tidak menemukan Rayyan, dia akan dinyatakan gugur," ucap Ayubi pelan. Walau sebagai panglima, Ayubi juga seorang ayah yang kehilangan anaknya. Ada rasa sedih dari nadanya, namun ia harus yang paling tegar untuk menenangkan istri dan keluarganya.

Alsya menoleh ke arah Anza yang menangis dan dipeluk oleh Ameera. Kemudian, pas sekali Radit menoleh ke arah Alsya dan Alsya langsung membuang pandangannya ke segala arah. Ia menghindari tatapan dari Papanya.

Tentang Senja [VERSI REVISI]Where stories live. Discover now