TS#1

4.3K 250 5
                                    

Bagian 1: Pengagum Rahasia

Tentang Senja...

Ada matahari yang bersembunyi di balik awan, begitupula ada rasa yang bersembunyi di balik hati.
Dan, dari sini semua kisah bermula, antara senja dan pengagumnya.

______________

2 Tahun sebelumnya

                   Banyak orang berbaris di sekelilingnya menyadarkan bahwa yang terjadi bukanlah mimpi. Pria itu memejamkan mata sebentar saat gejolak dalam dada hampir terlontar. Ia merasa bangga pada semua yang diraih selama 4 tahun. Pengalaman sekaligus banyaknya teman membuat ia merasa sedih pada hari ini. Ia ingin semua ini tidak cepat-cepat berlalu.

Langit sangat cerah dan mendukung acara Praspa atau Prasetya Perwira di lapangan istana presiden. Padahal sehari sebelum acara, hujan deras melanda Kota Jakarta. Ah, semoga saja hujan tidak turun saat ini.

Pria itu berbaris di barisan perwira remaja Angkatan Darat, memakai seragam hijau. Di samping barisannya ada barisan dari Angkatan Udara yang memakai seragam warna biru, Angkatan Laut memakai seragam warna putih, sekaligus dari Kepolisian memakai seragam warna cokelat.

Acara pun sudah dimulai. Ia fokus pada seluruh jalannya acara, walau fokusnya kini terbagi. Di tribun tamu, di mana semua orang tua dari perwira remaja duduk. Di sana ada orang tua dan gadis yang ia kagumi.

Malam sebelum acara, ia tak dapat menahan senyuman saat Ibunya mengirim pesan.

Ibuku💜: Besok Ibu, Ayah, sama Aca yang dateng.

Hanya itu. Tapi, efeknya bisa membuat rasa rindu yang begitu menggebu sudah tidak bisa ditahan lagi.

Fokusnya kembali lagi pada jalannya acara. Saat ini pengumuman penerima Adhi Makayasa. Hanya ada 4 perwira dari masing-masing matra yang menerima penghargaan itu.

Dan... penerima Adhi Makayasa dari Akmil adalah...

“Letda Arrayyan Ihsan Al-Fakhri S.Tr.Han.”

Tepuk tangan riuh dari tribun tamu. Seorang gadis mengacungkan kamera DSLR-nya sembari bersorak bangga pada sahabatnya itu. Ayah dan Ibunya Rayyan hanya tersenyum bangga pada putra sematawayangnya.

Rayyan maju dengan gagahnya. Kulit cokelatnya tampak bersinar di bawah sinar matahari. Dalam hatinya ia bangga pada dirinya sendiri. Ia mendapatkan penghargaan itu karena usaha dan kerja kerasnya bukan karena nama besar ayahnya, Laksamana Madya Muhammad Ayubi Al-Fakhri.

Di samping itu, di tribun tamu, Senja Alsya Assyifa berada. Memakai kebaya model gamis warna peach dengan hijab berwarna senada. Tak lupa wajah cantik itu dibalut make up natural membuat kesan bule Jermannya sangat terlihat.

Ia mengacungkan kamera yang melingkar di lehernya sembari bersorak bangga pada sahabatnya yang menerima penghargaan Adhi Makayasa. Walau ia tidak tahu arti dari penghargaan itu.

Alsya menaruh kamera di pangkuannya dan menengok ke arah Ibunya Rayyan yang duduk tepat di samping kirinya.

“Eh, Tante, Adhi Makayasa itu apa?”

Tentang Senja [VERSI REVISI]Where stories live. Discover now