TS#39

1.4K 161 29
                                    

Bagian 39: Hal Tak Terduga

                       

Tentang Senja...

Ada banyak hal yang tak terduga hari ini kan? Maafkan aku yang tidak memberitahumu. Aku tidak ingin kamu mengacaukannya lagi. Karena ternyata aku tidak mau menjadi pengagummu lagi. Aku ingin berganti status sebagai pemilikmu.

***
     

                      

Dua minggu kemudian, Alsya semakin sibuk dengan deadline dan revisi naskah novelnya. Belum lagi mengajar di Griya Aksara Senja. Padahal, setelah mengajar Alsya ingin beristirahat dulu di panti, tapi Ameera dan Anza bergantian menelepon menyuruhnya untuk pulang. Alsya merasa lelah ditambah moodnya sedang tidak bagus karena sudah hampir masuk siklus menstruasinya. Di saat lelahnya Alsya harus banyak bersabar lagi karena dihadapkan kemacetan Jakarta.

Alsya memarkirkan motornya di depan rumah pribadi ayahnya. Alsya mengernyitkan dahi melihat semua pekerja rumah yang terlihat sibuk ke sana- kemari. Kemudian, Alsya melangkah memasuki rumah dan melihat Ameera yang terlihat sedang mengatur beberapa orang yang sedang memindahkan sofa dan beberapa furniture yang berada di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum," salam Alsya.

"Wa'alaikumussalam." Ameera langsung menghampiri Alsya dengan wajah cerahnya. Alsya semakin bingung mendengar nada suara dan ekspresi wajah Mamanya yang begitu ceria.

"Ada apa ramai-ramai?" tanya Alsya setelah mencium punggung tangan Ameera.

"Ada acara nanti. Kamu langsung mandi gih. Eh, mau makan dulu? Langsung ke dapur aja, lagi pada masak banyak."

Mendengar masak banyak membuat perut Alsya berbunyi. Tapi, sore ini mood Alsya benar-benar sedang tidak bagus. Alsya juga merasakan badannya sangat lelah.

"Aca mau istirahat dulu deh."

"Kok lesu gitu sih? Kenapa? Ada yang buat kamu kesal?"

Alsya sebenarnya malas menjawab karena kesal pada Mama dan adiknya yang menyuruh untuk pulang cepat. Padahal kan Alsya mau beristirahat dulu di panti. Menikmati sore yang indah sambil ditemani susu coklat hangat dan memandangi kebun bunga mataharinya yang bunga sedang bermekaran.

Alsya menggelengkan kepala pelan, dan tersenyum kecil. "Nggak, Ma. Aca cuma lagi capek."

"Hm... ya udah deh. Langsung istirahat. Nanti mandinya jangan kesorean."

"Hm... iya, Ma."

Alsya tidak menghiraukan semua kesibukan yang terjadi di rumahnya. Saat hendak naik tangga menuju lantai 2, Alsya mencium wangi masakan. Perutnya kembali berbunyi. Tapi, tubuhnya lebih butuh berbaring daripada asupan. Akhirnya, Alsya meneruskan langkah menuju kamarnya.

Di dalam kamar setelah menutup pintu, Alsya langsung membaringkan tubuhnya. Matanya terpejam merasakan nyamannya kasur dan suhu kamar yang dingin. Tapi, matanya kembali terbuka saat mendengar pintu kamar dibuka oleh seseorang.

"Kak Aca," panggil Anza.

"Apa?" Alsya bangun dari tidurnya dan melihat Anza yang membawa dua  jilbab model brukat yang berbeda warna.

"Kak Aca pilih ini?" tanya Anza mengacungkan gamis warna mocca di tangan kanannya, "atau yang ini?" Anza mengacungkan yang satu lagi berwarna nude di tangan kirinya, "aku bawa ekslusif dari butik aku dan khusus buat Kak Aca."

Tentang Senja [VERSI REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang