TS#3

2.5K 184 15
                                    

Bagian 3: Kangen

Tentang Senja...

Biar kugenggam anganku melalui sebuah doa yang biasa kupanjatkan. Tapi, hari ini aku merasa semuanya sia-sia di saat kutahu ada pria yang lebih berani mengungkapkan perasaan, dan kamu pun menerimanya.

___________

Apa sih yang biasanya terjadi di antara persahabatan laki-laki dan perempuan? Salah satunya pasti ada yang jatuh cinta. Ini sering dibahas dalam quotes atau pun novel-novel bergenre teenfiction. Ceritanya pun kebanyakan hampir sama.

Rayyan mengerti semua ini. Bukan Rayyan tidak pernah berusaha untuk berhenti, tapi selama ini pulalah Rayyan tidak bisa melakukannya. Rayyan mengerti jika Alsya hanya menganggapnya sebagai sahabat atau adik. Tapi, perasaan itu sukar untuk dihapus dan dihentikan. Jadi, Rayyan harus apa? Berdoa meminta Alsya kepada-Nya sudah lama Rayyan lakukan. Tapi, jawaban dari setiap doa-doanya belum juga dikabulkan.

Sampai detik ini Rayyan tidak pernah bercerita pada siapapun tentang perasaan kecuali pada-Nya yang memberikan rasa itu. Tapi, hari ini Rayyan merasa Kahfi seperti tahu isi hatinya. Entahlah, mungkin karena sedari kecil mereka sangat akrab, Kahfi bisa membaca isi hati dan pikirannya. Rayyan tidak merasa cemas selama Kahfi tidak membongkar semuanya.

Setelah cukup lama berdiskusi akan ke mana mereka habiskan waktu, akhirnya mereka sepakat untuk menggunakan waktu libur tiga tentara itu ke pantai Ancol. Sekalian Alsya sedang ingin makan makanan laut sambil menikmati semilir angin pantai. Tiga sahabatnya pun hanya bisa mengikuti kemauan Alsya.

Mereka sampai di tempat. Siang hari itu tidak terlalu banyak pengunjung. Mereka berjalan kaki menuju restoran yang tidak terlalu jauh dari sana. Namun, tiba-tiba langkah mereka kompak berhenti ketika melihat Alsya terdiam sambil memandangi objek yang tidak mereka tahu. Aziz menoleh pada Kahfi, Kahfi menoleh pada Rayyan, dan Rayyan hanya membalas mengedikkan bahu.

Alsya masih terdiam memandangi sepasang kekasih yang sedang melakukan prewedding di tepi pantai. Senyum dua orang itu begitu merekah membuat Alsya sedikit iri. Andai ada waktu untuk Alsya menikmati itu sebentar dan berbahagia selamanya bersama suaminya.

"Kenapa, Ca? Kamu pengin?" tanya Kahfi yang akhirnya mengerti arah pandang Alsya. Alsya langsung tersadar.

"Hah, nggak kok," jawabnya, "udah ah, ayo kita makan. Aku udah lapar banget."

Ketiga pria itu saling pandang kemudian menyusul Alsya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam restoran. Mereka menempati kursi yang cukup untuk 8 orang. Kahfi langsung memanggil pramusaji untuk dibawakan kertas menu.

Di tempatnya, Rayyan tak hentinya memandang Alsya. Rayyan penasaran kenapa Alsya sampai melamun melihat orang yang sedang prewedding. Sebenarnya apa yang ada dipikiran Alsya?

Setelah memesan makanan dan tinggal menunggu siap saji, mereka mengobrol ringan. Dari menanyakan kabar diri, pekerjaan, dan keluh kesah pekerjaan mereka. Alsya masih bisa bersyukur karena pekerjaannya tidak terlalu berat. Alsya hanyalah penulis yang sering mengisi seminar dan juga membuat kelas menulis yang tidak setiap hari diadakan. Alsya punya waktu banyak untuk keluarga dan berkarya. Ia seperti sudah menggapai semua impiannya. Ralat. Tinggal satu yang belum, yaitu menikah.

Tentang Senja [VERSI REVISI]Where stories live. Discover now