Extra part 2

Mulai dari awal
                                    

Detik itu juga, Dirga memasang wajah melasnya. "Turut bela sungkawa atas harapan gue buat miliki Bulan Adyastana," kata Dirga membuat mereka terbahak.

"YAHHH, KASIAN LO, GA!" kata Rains.

"AHAHA ... JADI LO DIEM-DIEM NGEBET SAMA BULAN, SA?" tanya Sagara.

Elang terkekeh. "Kasian banget nasib lo, Sa. Masa' bininya disukai temen sendiri."

"STOP IT!" Angkasa menarik pinggang Bulan posesif lalu menatap teman-temannya garang. "Dia, hak paten gue," katanya sambil melirik Bulan.

"Jangan kenceng-kenceng, Sa! Kasian Bulan sampe susah napas. Agresif banget sih, lo?!" kata Rains meledek Angkasa.

"Iya tuh. Ntar malem aja, jangan sekarang! Bahaya, banyak yang jomblo," timpal Darma.

Angkasa menarik istrinya untuk berkumpul bersama teman SMA-nya dulu, bahkan sampai sekarang dan selamanya. Jangan lupa, istrinya. Cowok pecicilan itu kini sudah beristri.

"Setelah ini, siapa yang bakal nyusul?" tanya Samudra. Cowok irit bicara itu kini ikut menimpali.

Elang yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel langsung menatap teman-temannya.

"Gue." Satu kata yang terucap, membuat fokus mereka tertuju pada cowok itu.

"WHAT? Gue gak salah denger, kan gaess? Siapa calon lo, Lang. Bintang?" cerca Dirga histeris.

Elang langsung berubah datar. "Gue masih waras buat nikahin adik gue sendiri," balasnya.

"Jangan ngada-ngada lo, Ga. Gak takut apa disuntik pake' jarum karung, sama Pak Dokter?" ujar Rains.

"Dan lo, Hujan Andromeda. Gak takut apa kalo gue jeblosin ke penjara, pasal 000 tahun 2222 atas kasus meledek tuan muda Dirga Margantara?" balas Dirga.

Yang lain langsung memasang wajah pura-pura muntah.

"Siapa calon lo, Lang?" tanya Samudra. Back to topic.

Elang hanya diam. Tapi yang terlihat, dia sedang menahan senyum malu.

"JIJAY, LANG!" Dirga menabok pundak cowok itu keras.

"Kenapa, Lang? Kok muka lo merah?" sahut Rains.

"ANJIR, SEORANG ERLANGGA MALU-MALU MEONG BUJANG!!!" kata Sagara sambil tertawa.

"Gak normal lo, Lang?" Itu Angkasa yang sedang berbicara.

Elang menarik napasnya sejenak, lalu menghembuskannya. "Sayang," ucapnya.

Dirga, Sagara, Rains, Angkasa, Darma, dan juga Samudra langsung mengernyit. Mengira bahwa Elang sedang kerasukan jin. Jin bucin, maksudnya.

"WAHH, ABANG DIRGA DIPANGGIL SAYANG SAMA MAS ELANG," ujar Dirga jingkrak-jingkrak tak jelas.

Sagara cengo menatap Dirga. "Lo masih waras nggak, Ga?" tanyanya yang tidak dihiraukan cowok itu.

"Lang, lo masih normal, kan? Panggil Dirga kaya' gitu?" Rains menarik-narik ujung lengan jas Elang.

"Astagfirullah, temen gue." Darma menepuk dahinya frustasi.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang