51. ll Leo

153 16 12
                                    

Awal manis yang berakhir pahit.
-Love In Galaxy-

~Happyreading~

BINTANG berjalan gontai menuju kelasnya. Kejadian semalam membuatnya susah untuk tidur. Gadis itu memejamkan mata sejenak. Menghirup oksigen banyak-banyak agar pikirannya kembali tenang.

Bintang terus melangkah dengan pandangan mata yang tak searah. Dia terus menunduk memandangi kakinya yang terbalut sepatu sekolah.

Selangkah berikutnya, Bintang terpaksa harus berhenti ketika sepasang kaki bertemu dengan netranya. Perlahan, gadis itu mendongak. Bukan Elang yang ada di hadapannya sekarang, melainkan Angkasa. Cowok yang sempat menyukainya. Bukan sempat, lebih tepatnya masih. Tetapi, Bintang tidak mengetahui hal itu.

Angkasa yang memang sengaja bertemu Bintang, terkejut ketika melihat mata gadis itu memerah.

"Lo habis nangis?" tanyanya langsung.

"Enggak."

"Ada masalah lagi?" Bintang menggelengkan kepala.

"Baru berantem sama pacar?"

"Enggak."

"Patah hati?"

"Berisik banget sih lo," ketus Bintang.

Angkasa hanya tertawa melihat raut kesal Bintang. "Jawaban 'enggak' dari lo, berarti 'iya' buat gue," katanya.

"Sok tau."

"Lah emang," balas Angkasa tersenyum lebar. "Bahu gue masih kosong tau."

"Terus kenapa?"

"Lo pake' buat sandaran juga gak papa," jawab Angkasa. Bukannya tambah membaik, mood gadis itu kian menurun.

"Sorry, gue lagi gak ada waktu bercanda sama lo," ucap gadis itu. Lalu melangkah meninggalkan Angkasa.

Angkasa menghela napas melihat punggung gadis itu yang semakin menjauh. Jujur saja, dia tidak tahu apa yang sedang dirasakan sekarang. Perasaannya susah ditebak. Susah untuk mencari titik tumpuan ke mana dia harus beranjak.

Angkasa berbalik arah. Dan bertepatan itu juga, matanya menangkap sosok Bulan sedang berjalan sambil membawa tumpukan buku. Senyum yang tadi surut pun, kini mengembang kembali melihat sahabatnya.

"Bulannn!!" panggil Angkasa sembari melompat-lompat untuk menghampiri gadis itu.

Merasa namanya terpanggil, gadis itu berhenti. Dia tertawa melihat cara Angkasa berjalan ke arahnya.

"Kaya' bocah tau gak?" ucapnya.

"Sampe tua pun, muka gue tetep imut," kata Angkasa bangga.

"PD banget jadi orang," cibir Bulan.

Angkasa hanya menunjukkan raut wajah lucunya. Sebelum akhirnya, pandangan cowok itu beralih pada tumpukan buku yang dibawa Bulan.

"Lo mau bawa ke mana buku sebanyak ini?" tanyanya.

"Ke kelas."

"Pantes lo pendek. Orang bawaannya berat-berat mulu. Sini biar gue bawa," ujar Angkasa dan merebut tumpukan buku itu.

"Eh, eh ... biar gue aja. Bentar lagi jam ketiga masuk. Jangan bilang lo mau bolos lagi," tekan gadis itu.

Jam pertama dan kedua memang dibebaskan karena guru sedang ada rapat dadakan. Itu sebabnya, mereka bebas keluar kelas asal tidak pulang alias bolos.

"Siapa juga yang mau bolos. Orang gue cuma mau bantuin aja kok," kata Angkasa merasa kesal.

"Ngelak aja terus sampe sukses," balas gadis itu.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang