50. ll Cancer

151 16 20
                                    

Terima kasih, kejujuran.

-Love In Galaxy-

~happyreading~

ELANG baru saja terbangun. Ketika dia melihat jam wekernya yang masih menunjukkan pukul 5 pagi, dia segera beranjak dari kasurnya. Langit sudah berselaput putih, tanda matahari mulai menampakkan diri. Udara yang begitu dingin menyusup kulitnya yang putih.

Perlahan, tangannya membuka kaca jendela. Dia duduk di sana. Membiarkan angin dingin itu menerpa wajahnya. Kejadian semalam tentu membuatnya tidak bisa tidur. Dia jadi khawatir keluarganya benar-benar di ambang kehancuran. Apa Felis juga akan bercerai dengan Rangga?

Keluarga yang selama ini terkenal harmonis itu, sekarang sudah berbeda. Itu semua karena kebohongan masa lalu Rangga yang terbongkar. Selain masalah keluarganya, Elang juga memikirkan bagaimana hubungannya dengan Bintang.

Cowok itu menyandarkan kepala pada kayu pinggiran jendela. Matanya yang sayu menatap langit pagi, berharap mampu menenangkan keresahan hati.

Elang berdiri dan mulai melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Dia harus cepat-cepat mengguyur badannya agar terlihat lebih segar. Selesai 15 menit, dia segera memakai seragamnya.

Elang menutup kembali pintu kamarnya setelah dia keluar. Rumah itu terasa sangat berbeda sekarang. Biasanya, ketika Elang selesai bersiap diri, papa dan mamanya lah yang  tertangkap netra sedang mengobrol  sembari menunggunya keluar untuk sarapan.

Tapi sekarang, rumah itu tampak sunyi dan sepi. Elang melangkahkan kaki menuju kamar sang adik. Di sana, Langit nampak bersiap akan berangkat sekolah juga. Setelah itu, Elang menuju ke ruang makan. Kosong. Felis tidak ada di sana. Elang yakin Felis masih ada di kamar. Cowok itu segera menemui mamanya.

Dadanya terasa sesak ketika melihat Felis duduk bersandar di kepala ranjang. Bekas air mata yang mengering nampak terlihat jelas di wajah wanita paruh baya itu. Matanya yang sayu membuat Elang yakin bahwa Felis tidak bisa tidur semalam.

"Ma," panggil Elang pelan.

Felis perlahan menoleh. "Sarapannya nanti kamu beli aja ya? Mama gak masak hari ini," ujar Felis. Elang hanya mengangguk.

Di rumah sebesar itu, memang tidak ada seorang pembantu. Itu karena kemauan Felis sendiri yang ingin menjadi ibu rumah tangga sebenarnya.

"Mama demam," kata Elang setelah memegang tangan mamanya.

"Mama gak papa. Kamu berangkat aja sana. Kasih tau Langit juga biar dia beli sarapan nanti." Elang mengangguk patuh.

"Mama jangan banyak pikiran, ya! Pasti semuanya akan segera membaik. Ikhlaskan saja semuanya, Ma." Elang memeluk wanita paruh baya yang nampak rapuh itu.

"Mama gak papa, Lang. Cuma, Mama syok aja sama kejadian semalam. Mama merasa bersalah sama wanita itu. Pasti anaknya juga seumuran kamu," ujar Felis.

Elang nampak terdiam. Lalu dia berkata, "Dia pacar aku, Ma." Felis menatap Elang dengan terkejut.

"Beneran itu?"

"Elang emang belum sempat cerita ke Mama kalo Elang udah punya pacar beneran. Namanya Bintang. Dan ternyata, dia sedarah sama Elang," ucap cowok itu lemah. Felis mengelus kepala anaknya dengan sayang.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang