28. ll Rigel

130 19 5
                                    

Kalo emang lo bahagianya sama dia, biar gue aja yang perlahan melupa. -Angkasa.R.D
-Love In Galaxy-

~Happy reading~

BULAN mengayunkan kakinya ketika gadis itu duduk di tempat tinggi. Hari yang semakin sore, membuatnya tak bisa berlama-lama di sini. Tetapi, Angkasa belum menjemputnya juga. Sedari tadi, dia juga sudah menunggu angkutan umum yang biasanya lewat.

Gadis itu menghela napas melihat pesan dari Angkasa 20 menit yang lalu. Katanya, dia tidak boleh pergi kemana-mana sampai Angkasa menjemputnya. Tapi sekarang, cowok itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Bulan mulai melangkahkan kaki menyusuri tepi jalan yang sangat ramai. Berharap akan ada angkutan umum yang lewat.

"ULELELELELE!!!"

Mendengar suara itu, Bulan segera menoleh. Bibirnya tertarik sesaat. Setidaknya, dia bisa pulang lebih cepat. Bulan mengangkat tangannya, bermaksud menghentikan angkot itu. "BANG, ANGKOT BANG!!"

"Masuk, Neng!"

Tak mau menunggu lebih lama lagi Bulan segera melangkah masuk dan mencari tempat duduk ternyaman di dalam sana. Setelah dirasa cukup nyaman, angkot melaju meninggalkan tempat semula.

Dari kejauhan, Angkasa yang masih melajukan motornya pelan membulatkan mata menyadari Bulan sudah masuk ke dalam angkot. Cowok itu lantas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi untuk mengejarnya.

Di dalam angkot, Bulan melihat jalan belakang melalui kaca. Gadis itu mengernyit ketika melihat motor dan juga sosok yang tak asing dengannya seperti sedang mengikutinya.

Tiitttt...

Tiitttt...

"BANG! BERHENTI BANG!!"

Angkasa nampak berusaha menghentikan angkot tersebut. Di dalamnya, Bulan nampak ingin tertawa melihat wajah frustasi Angkasa.

"Neng, itu pacarnya ya?" tanya sopir angkot pada Bulan.

"Eh, bukan Bang. Dia temen saya."

Mobil angkutan itu mulai menepi dan Bulan segera bersiap untuk turun. Tak lupa dia memberi ongkos untuk sopir.

"HEH! UDAH GUE BILANGIN, KAN. JANGAN NINGGALIN TEMPAT TADI. KOK MALAH NAIK ANG--"

"BERISIK!" potong Bulan cepat.

"Gue dari tadi udah nungguin lo. Lo gak lihat udah mulai petang? Ntar kalo Bi Yemi nyari gue gimana. Mikir gak sih?" Bulan nampak meluapkan kekesalannya.

Angkasa tersenyum memandangi gadis yang terus saja memarahinya saat ini. Dan Bulan mengernyit kebingungan ketika melihat Angkasa malah bersikap seperti itu.

"Napa lo senyum-senyum?" Bulan melipat tangannya di dada.

"Enggak. Ya udah, yuk pulang!" Angkasa menyodorkan helm untuk Bulan.

"Mending gue naik angkot. Dari pada sama lo tapi malah disuruh turun kaya' tadi," ujar Bulan terlihat kesal mengingat kejadian tadi.

Angkasa terkekeh. "Oh, jadi cemburu nih?"

Bulan mengernyitkan keningnya. "Apa? Cemburu lo bilang?"

"Ngaku aja! Lo cemburu kan pas gue nganter Bintang?"

Bulan hanya diam dan malas menanggapi. Meskipun dia bilang iya pun, perasaan Angkasa dengannya hanya sebatas teman. Tanpa menjawab lagi, Bulan segera memasang helmnya asal dan menaiki motor Angkasa.

"Pulang!"

"Ciee, Embul cemburu cieee," ledek Angkasa sembari tertawa.

Bulan menatap tajam Angkasa yang saat ini wajahnya hanya tinggal terlihat bagian mata. "Bisa diem gak, sih? Gue turun aja kalo gitu."

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang