23. ll Auriga

156 22 3
                                    

Ketika hati tak kunjung berhenti berharap, maka biarkan ego yang menolaknya erat. Memaksa melupa dengan kuat.
-Love In Galaxy-

~Happy reading~

BULAN tengah bersiap berangkat sekolah. Gadis itu menyisir rambutnya secepat kilat lalu mengikatnya asal. Setelah selesai, Bulan keluar dari kamarnya dan berpamitan kepada pembantunya yang sudah merawat gadis itu sejak kecil. Selama ini, Bulan tinggal hanya bersama pembantunya seorang.

Beberapa menit kemudian, Bulan telah sampai di pelataran sekolahannya. Hal pertama yang tertangkap oleh matanya, adalah sosok Angkasa. Cowok itu tengah memarkirkan motor, dan membenahi rambutnya yang acak-acakan. Bulan meneguk ludah menatap pahatan wajah Angkasa dari samping. Pantas saja perasaannya tidak bisa surut. Selain wajah tampan Angkasa, Bulan juga tertarik oleh sikap hangat cowok itu. Meskipun dia sendiri yang harus menahan perasaannya sampai Angkasa ditakdirkan mengetahuinya kelak.

Bulan memilih untuk melewati cowok itu tanpa berniat menyapanya. Tetapi, sebelum Bulan melangkahkan kaki, Angkasa sudah lebih dulu memergokinya. Dan sekarang, Bulan hanya diam ketika cowok itu tersenyum jahil sambil berjalan mendekatinya. Bualan manis apalagi yang akan kamu dapatkan Bulan?

"Cewek," sapa Angkasa melambaikan tangan pada gadis itu.

"Hmm."

"Ck! Pagi-pagi udah cuek bebek, lo." Angkasa berkacak pinggang sembari menatap sebal gadis itu.

"Apa?" tanya Bulan seadanya.

"Mau ke mana?"

Bulan mendengus kesal. "Ya mau ke kelas, lah! Lo gak lihat apa?" ujarnya.

"Ekhm! Puisi," ucap Angkasa seketika mengingatkan Bulan pada puisinya yang dipajang kemarin.

Bulan tersenyum miring. "Siap-siap gue porotin duit lo, buat beli dalgona," ujarnya.

"Mana ada," cibir Angkasa.

"Ada. Lihat saja nanti! Jam istirahat kita ke mading. Awas kalo lo lihat duluan! Ntar yang ada lo bikin vote palsu lagi," kata Bulan.

"Iya, iya. Cerewet amat," decak Angkasa.

"Cuek dikatain, cerewet dikatain. Mau lo apa, hah?" Bulan mendaratkan jitakan pada kepala cowok itu.

"Mau gue...." Angkasa mengantungkan kalimatnya. Bulan tahu, arti senyuman picik cowok itu. Pasti setelah ini, Angkasa akan melontarkan bualan manis yang membuat hati kecilnya berharap-harap.

"Cukup! Gue mau ke kelas," ujar Bulan menyudahi semuanya. Lalu, cewek itu melengos pergi.

Angkasa tertawa di belakang Bulan. Pasalnya, membuat Bulan marah adalah kesenangan tersendiri baginya. "Dadahh. Sampai ketemu nanti, cantik," ujar Angkasa yang masih bisa didengar cewek itu.

Angkasa berjalan santai menuju kelasnya. Sampai di tengah perjalanan, dia melihat cewek yang sangat dia kenal. Angkasa memilih berhenti dan mengamati siapa cowok yang sedang berbicara dengan Bintang. Agar tidak ketahuan, Angkasa berdiri di balik dinding tinggi.

"Hai! Ketemu lagi," ujar Rasi.

"Apa?" tanya Bintang.

Love In Galaxy (End)Where stories live. Discover now