37. ll Mars

124 17 33
                                    

Membahagiakanmu, sekarang menjadi tujuanku.
-Love In Galaxy-

~happy reading~

BEL masuk kelas baru saja berbunyi. Kini, Angkasa dan teman-temannya langsung lari terbirit-birit agar cepat sampai di kelasnya. Bukan FAKTAL namanya, kalau beberapa di antara mereka tidak menjadi satpam dadakan di lorong utama. Bukan satpam untuk menjaga, tetapi menggoda para siswi yang lewat sana.

"Ntar Bu Mimi balik lagi. Ayo buruan ke kelass!!" Sagara menyeru kepada mereka.

"Bu Mimi balik lagi?" tanya Rains di sela kegiatannya mengatur napas.

"Iya, Bu Mimi ngajar kelas kita lagi. Kangen banget gue sama Mami Mimi," jawab Sagara dramatis.

Dirga sontak menoleh. "Nah iyaa! Daripada sama Bu Angel tapi nyatanya devil itu, gue milih Bu Mimi lah," timpalnya.

"Mami Mimi gimana, maksud lo Gar?" tanya Darma mengomentari Sagara.

Sagara hanya berdecak. Sebelum dia berkata, "Itu maksudnya, mommy. Ibu Mimi. Ah, dahlah males jelasin ke lo."

Mereka sampai di kelasnya dengan napas terengah-engah. Meskipun sering berbuat ulah, mereka bertujuh tidak pernah mendapat pandangan buruk dari teman-temannya. Elang dan Angkasa bersamaan langsung mengeluarkan buku pelajaran.

"Buset! Anak pinter mah baru duduk langsung buka buku," celetuk Sagara. Membuat Angkasa dan Elang menatapnya bersamaan.

Angkasa mendelik melihat Sagara yang serang cengengesan. Sedangkan Elang, cowok hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum tipis.

"Yang udah akur sama bininya, mesam-mesem dari tadi," ujar Darma melirik Elang.

Tentu hal itu membuat yang geng FAKTAL yang lain menatap Elang. Tatapan demi tatapan jahil sudah siap untuk menyerbu Elang.

"Ya iyalah! Siapa juga yang gak seneng bininya balik," sahut Sagara.

"I miss you so much, my twinkle-twinkle little star." Dirga berkata dramatis. Cowok itu membayangkan Elang yang sedang menghapus rindu bersama Bintang.

"Jangan dibohongin lagi, Lang! Ditinggal minggat ntar lo kaya' anak ayam hilang induknya," tegur Darma tertawa.

"Apaan sih?" Elang berkacak pinggang mendengar lontaran teman-temannya.

"NAH TUH, DENGERIN LANG! CEWEK EMANG BANYAK, TAPI LO NORMALNYA CUMA SAMA BINTANG," ujar Dirga mengeraskan suaranya.

Angkasa yang memilih mengabaikan, kini kembali menatap Dirga. "Maksud lo gimana, Ga?"

Dirga tertawa-tawa di depan mereka. "Maksud gue tuh, Elang kan kekasih gelap gue."

Elang buru-buru mendaratkan tampolan pada kepala cowok itu. "Najis tau gak," ucapnya.

"Hiihhhhh! Bisa gak sih, gak usah tampol-tampol. Pantes aja gue gak pinter. Orang otak gue jadi sasaran mukul," kata Dirga bersungut kesal. Cowok itu mengusap kepalanya yang baru saja ditampol Elang.

"Maksud gue tuh, Elang sukanya cuma sama Bintang. Jadi dia normal, kan? Nah kalo disuruh cari cewek lain, mana mau dianya. Jadi dia gak normal, kan?" jelas Dirga kemudian.

Samudra memutar bola matanya malas mendengar penjelasan Dirga. "Itu namanya bukan gak normal," ujarnya datar.

Dirga sontak menoleh mendengar sahutan Samudra. "Lah, ada orang toh! Kirain dari tadi tuh bangku kosong," ujarnya asal.

"Assalamu'alaikum anak-anak."

Suara wanita paruh baya itu, membuat seisi kelas langsung membenarkan duduknya. Dirga membelalakan mata mendapati Bu Mimi tersenyum anggun di depan papan tulis.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang