3. ll Altair

457 93 10
                                    

Biasanya, ada letupan bisu dalam hati ketika dia yang kamu ingin ketahui asal-usulnya datang menghampiri.
Percayalah, saat itu pula kamu sedang merasakan apa itu menyukai.
_Love In Galaxy_

~Now playing: Dia Istimewa

~Happy reading~


ANGKASA, Samudra, Elang, Darma, dan Rains sedang bermain basket di lapangan. Sudah menjadi kebiasaan, ketika kelima orang lainnya bermain basket, maka Sagara dan Dirga berperan sebagai penyanyi dadakan. Padahal, di antara mereka hanya Elang dan Angkasa yang suaranya tiada terbandingi. Memang kedua cowok itu anggota ekstrakurikuler musik SMA Adiwara.

"Tuhan aku sedang jatuh cinta. Ku bingung harus bagaimana. Ingin hati nyatakan cinta. Ku takut dia ada yang punya." Sagara memainkan botol bekas minumannya sebagai musik dia bernyanyi.

"TUHAN TOLONG, TOLONG BANTU AKU, KETUK PINTU HATINYA. AKU HANYA INGIN DIA, KARENA DIA SUNGGUH ISTIMEWA." Dirga melanjutkan nyanyian Sagara dengan suara keras yang membuat Sagara meliriknya sebal.

"AYO BANG ANGKASA, SEMANGAT!! NANTI DIRGA NYANYIIN LAGI DEH," teriak Dirga sembari melompat-lompat.

Jam istirahat kedua sebentar lagi berakhir. Tapi, mereka masih enggan untuk kembali ke kelasnya. Bukan karena ingin membolos, dia memang sudah biasa masuk kelas terlambat bersama.

"ELANG! ADA CEWEK, LANG! CANTIK LAGI. NAMANYA BINTANG. DIA SEDANG NAIK--" Dirga menggaruk tengkuknya melihat tatapan tajam Elang.

"Naik ... naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali," lanjut Dirga sembari menyengir kuda.

Dari ke tujuh cowok itu, memang hanya Dirga yang kebiasaan mengeraskan suara ketika berbicara. Kadang, teman-temannya itu harus menjaga fungsi pendengarannya baik-baik ketika berada di dekat Dirga.

Diam-diam, Elang mengikuti pandangan Dirga ketika cowok itu tadi berteriak menyebutkan kata 'cewek cantik' padanya. Elang penasaran. Seketika, pandangannya bertemu pada seorang gadis yang sedang tertawa di samping Bulan.

Sudut bibir Elang terangkat tipis sekali. Nyaris tidak terlihat. Dia tidak bisa untuk tidak tersenyum setiap kali bertemu Bintang.

Angkasa pun sama. Dia mengikuti pandangan Dirga yang masih memandang takjub ke arah utara lapangan.

"EMBUL!!!" panggil Angkasa keras pada seorang gadis di sana. Angkasa melambaikan tangan dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.

Merasa dipanggil, Bulan menoleh. Dia tertawa-tawa melihat tingkah Angkasa yang peringkat teratas dari kata absurd. Kemudian, pandangan Angkasa jatuh pada gadis di samping Bulan.

"Bi, Bi siapa sih?" gumamnya menggaruk kepala. "BINTANG! HAI, GUE ANGKASA. MAKASIH KEMARIN UDAH LO TOLONG," ujarnya pada Bintang keras-keras.

Elang melirik Angkasa sekilas. Lalu, kembali menatap Bintang. Kedua cowok itu sudah lupa dengan permainan basketnya, karena ketiga temannya yang lain pun juga beristirahat sebelum bersiap masuk kelas.

Angkasa dan Elang tersenyum lebar di tengah lapangan sambil memandang kedua cewek di pinggir lapangan itu. Pandangan Elang jelas untuk Bintang, karena dia merasa tertarik dengan cewek itu. Sedangkan, Angkasa? Entahlah, dia memandang siapa sekarang.

Dengan sisa-sisa keringat yang menetes di dahinya, ketujuh cowok itu berjalan bersamaan menuju kelas XI IPA 6.

"Halo, manis. Kenapa gak masuk kelas?" tanya Angkasa kepada seorang adik kelas yang duduk di kursi panjang koridor.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang