29. ll Spica

126 20 0
                                    

Rindu bukanlah akhir.
Dia awal mula ketika kamu benar-benar menganggap penting akan hadirnya.
-Love In Galaxy-

~Happy reading~


SINAR matahari mulai menerobos celah jendela. Cowok dengan penutup mata yang masih melekat di kepalanya itu menguap berkali-kali. Suara jam weker berdering beberapa menit yang lalu. Tapi, dia masih saja menggulung badannya dengan selimut tebal bermotif awan.

Hingga pada akhirnya, suara teriakan lantang memaksa membangunkannya. "BANG AKASSS!!"

Angkasa tahu itu adalah Pelangi, adiknya. Cowok itu membuang selimut yang menggulung tubuhnya. Namun, penutup matanya belum dia buka.

"Apa sih, Bow?" Suara Angkasa masih serak seperti khas bangun tidur.

"Jam weker bunyi dari tadi, Mama udah teriak dari tadi, disuruh cepet bangun sama mandi, eh taunya masih menggulung diri," ujar Pelangi kesal.

"Pagi-pagi udah mantun, lo." Angkasa berdecak kesal.

"Buka tutup mata lo, Bang!" perintah Pelangi yang diabaikan oleh cowok itu.

"Ogah! Ntar gue malah ngelihat muka nenek lampir lagi," ujarnya.

"Bang, gue udah cantik, ya. Gak bau jigong kaya' Abang," balas Pelangi.

"Enak aja lo ngatain gue," tukas Angkasa.

Pelangi memutar bola matanya malas. Gadis itu merasa geregetan melihat kakaknya yang terus mengomel tanpa melepas penutup matanya. Dengan gerakan cepat, dia menarik benda itu.

"Gue ngantuk sayanggg." Angkasa merengek layaknya bayi yang meminta susu.

"Makanya mukanya diguyur sana pake air. Lihat, Bang! Udah jam 6. Lo mau telat?"

Angkasa tidak menjawab lagi. Dia bergegas menuju kamar mandi, tak lupa menyambar handuk yang bergantung di lemari. Angkasa hampir lupa dengan niatnya semalam.

Setelah 10 menit dia selesai. Cowok itu segera menuruni tangga dan langsung menuju garasi. Pikirannya sudah berkecamuk sedari tadi.

"BANG!! TOLONG ANTERIN GUE!!"

Angkasa mendengar teriakan adiknya. Tapi, pikirannya sudah terbelah. Untung saja, seorang laki-laki yang berseragam sama seperti adiknya itu muncul di depan rumahnya. Dia adalah Langit. Adik Elang.

"Sorry, Bang. Gue mau jemput Pelangi," ujar Langit ramah.

"Iya, iya. Masuk aja! Udah teriak-teriak tuh dari tadi. Gue pergi duluan," ujar Angkasa menanggapi.

Selama di perjalanan, Angkasa terus saja menyalip beberapa mobil yang sedang ramai berlalu-lalang. Dia harus segera sampai di tempat tujuannya. Dan lihatlah, setelah dia hampir sampai, sebuah mobil taksi melaju menuju arah berlawanan. Angkasa tahu, siapa yang ada di dalam mobil itu. Dan sekarang, dia terlambat untuk bertemu dengan orangnya.

-Love In Galaxy-


Angkasa sudah berada di dalam kelasnya.
Cowok itu sedari tadi hanya diam, merasa bimbang dengan pikirannya. Sedari tadi, dia sama sekali tidak mendengar celotehan teman-temannya.

Angkasa menatap jam dinding yang berada di atas papan tulis. Setelah menghembuskan napas panjang-panjang, dia mendekati Elang. Kali ini, dia akan merasa lebih tenang setelah memberitahu Elang.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang