39. ll Sa(d)turnus

153 19 31
                                    

Gue akan kembali. Buat lo, buat hubungan kita. -Bintang.
-Love In Galaxy-

~happy reading~

BULAN dan Angkasa baru saja latihan bernyanyi. Kini, mereka berada di rumah Angkasa. Di perpustakaan keluarga seperti biasanya. Melihat jam masih menunjukkan pukul 9 malam, Angkasa mengobrol bersama Bulan.

"Mbul, kaya'nya gue harus beritahu Bintang."

"Soal apa?" tanya Bulan sembari merapikan bukunya.

"Perasaan gue."

Sejak kemarin, Angkasa bimbang. Dia ingin sekali menyatakan perasaannya pada Bintang. Bukan untuk menghancurkan hubungan antara Elang dan Bintang. Tapi, dia hanya ingin melepas bebannya. Setidaknya, Bintang tahu apa yang dia rasakan. Dia begitu berani dan yakin untuk mengatakan semuanya karena Bintang jelas-jelas tidak punya rasa untuknya.

Bulan langsung menatap Angkasa. "Lo yakin?"

Angkasa mengedikkan bahu. "Setidaknya, dia tau bagaimana perasaan gue ke dia sebenarnya."

Bulan terdiam. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Karena itu masalah pribadi Angkasa. Gadis itu terus memasukkan buku-buku lagunya ke dalam tas.

"Mbul, lo kenapa?" tanya Angkasa. Menyadari perubahan Bulan.

Bulan menggeleng pelan dan tersenyum tipis. "Gue gak papa. Gue mau pulang dulu, udah malem," katanya.

"Gue anterin!"

"Gak," tolak Bulan cepat.

"Mbul, gimana menurut lo?" tanya Angkasa kemudian. Bulan langsung paham apa yang Angkasa maksud.

Bulan menahan bibirnya untuk tetap tersenyum. "Itu keputusan lo, Sa. Gue dukung apapun yang menurut lo itu udah terbaik." Bulan menepuk bahu Angkasa. Dia segera keluar dan meninggalkan Angkasa yang menimang pikirannya.

-Love In Galaxy-

Bintang baru saja masuk ke dalam rumahnya. Setelah Elang mengantarkannya pulang, cowok itu tidak mau mampir ke rumahnya karena hari sudah malam. Langkah gadis itu semakin lambat ketika mendengar suara orang berbincang-bincang di dalam rumahnya.

Perlahan, Bintang membuka kenop pintu. Seketika, kakinya terasa lemas saat melihat pria paruh baya yang sampai saat ini wajahnya tidak berubah seperti terakhir dia  bertemu dengannya.

Tangan gadis itu gemetar. Bintang memandang kakek, nenek, dan juga pria itu. Pria yang sangat dia rindukan.
Ratna dan Tino terkejut melihat kedatangan Bintang. Tetapi, mereka dengan sigap menenangkan gadis itu.

Bukan rasa sakit hatinya yang Bintang luapkan. Melainkan rindu yang selama belasan tahun ini terkubur dalam-dalam.

Bibir gemetar gadis itu mulai menyebutkan panggilan untuk pria yang saat ini juga menatapnya penuh kerinduan.

"Papa...." lirih Bintang. Dia berusaha melangkah mendekati pria itu.

Langkah Bintang seketika terhenti saat pria setengah baya itu berjalan mendekatinya. Tanpa menunggu lama lagi, mereka saling berpelukan. Melepas rasa rindu yang tak tertahankan.

"Bintang ... maafin Papa." Bintang semakin terisak mendengar suara papanya.

"Papa ke mana aja? Kenapa gak pernah nemui Bintang?" tanya Bintang di sela isakannya.

Pria itu mengusap lembut kepala Bintang. Gadis yang sejak di dalam kandungan tidak pernah mendapatkan perhatiannya, bahkan kasih sayangnya.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang