24. ll Black Hole

144 22 2
                                    

Kita pasti pernah, bahkan sering. Menyelam masalah dan hati hanya bisa berharap dengan kata 'semoga'.
-Love In Galaxy-

~happy reading~

ANGKASA tengah berdiri bersandar di samping mobilnya. Dia berdiri bersedekap dada dan memandang Bulan dengan tatapan teduh tak seperti biasanya. Mata Angkasa tidak beralih dari setiap langkah Bulan yang berjalan mendekatinya.

"Hai," sapa Bulan melambaikan tangan pada Angkasa yang masih memandangnya.

"Mentang-mentang mau diajak kencan, seneng banget," cibir Angkasa.

Bibir Bulan maju beberapa centi ketika mendengar cibiran Angkasa. Ada sedikit rasa kecewa dalam hatinya. "Gak ikhlas banget mau nyenengin gue," ujar Bulan pelan.

Setelah mendengar balasan gadis itu, Angkasa diam. Matanya masih menatap gadis yang sedang merunduk di depannya. Sedetik kemudian, Angkasa terkekeh dan mengusap pelan kepala Bulan. "Gak bisa banget diajak bercanda," ujarnya membuat Bulan mendongak.

"Perasaan lo bercanda mulu pas sama gue." Bulan menatap Angkasa sendu. Tapi sayangnya, Angkasa tidak pernah menyadari arti setiap tatapan Bulan yang diberikan untuknya.

"Biar gak sepaneng, Mbul. Soalnya hidup juga perlu nyantai kaya' di pantai," ujar Angkasa tersenyum lebar.

"Hm, atau lo maunya diseriusin sama gue?" goda Angkasa membuat gadis itu meneguk ludahnya.

"Gak jadi jalan?" tanya Bulan mengalihkan topik pembicaraan.

"Jadi dong. Mobil gue udah siap buat ngajak kencan tuan putri," ujar Angkasa sembari membukakan pintu mobil untuk Bulan. "Lo cantik banget hari ini," lanjut Angkasa lirih.

"Apa lo bilang?" tanya Bulan menyadari ucapan lirih itu.

"Gak ada. Masuk!" perintah Angkasa pada Bulan.

Setelah itu, mobil Angkasa melaju pelan meninggalkan pekarangan rumah Bulan. Sepanjang perjalanan, mereka hanya ditemani kesunyian. Tidak ada adu mulut seperti biasanya. Bahkan, untuk berujar saja mereka seperti kehilangan topik pembicaraan.

Pikiran Angkasa tiba-tiba dipenuhi oleh bayangan Bintang. Mungkin kali ini perasaannya memang tidak main-main. Sedangkan Bulan, gadis itu sibuk membuat suasana hatinya agar membaik lagi. Entah kenapa, dia merasa kalau pikiran Angkasa sedang tidak bersamanya. Dan semua itu benar. Raga Angkasa memang di sampingnya, tapi dia kehilangan sosok Angkasa yang biasanya akan banyak bicara ketika bersamanya.

"Lo mikirin apa?" tanya Bulan berusaha menghapus senyap di antara mereka.

Angkasa menoleh sekilas, lalu menatap ke arah depan lagi. "Gak ada," jawabnya singkat.

"Gue tau pikiran lo bukan di sini." Bulan memandang Angkasa yang masih fokus mengemudi.

"Gue kepikiran Bintang," ucap Angkasa sembari menghela napas. Hal itu membuat Bulan menggigit bibir dalamnya. Bahkan, ketika mereka sedang berdua untuk jalan-jalan pun, Angkasa masih kepikiran Bintang.

Bulan menunduk dan mencoba meredam sesuatu tak kasat mata dalam hatinya. "Lo tenang aja. Dia kan udah dijaga sama Elang."

"Bener lo. Ngapain juga gue mikirin ceweknya orang." Angkasa tertawa sumbang setelahnya. Dan Bulan menyadari senyuman itu hanya terpaksa.

"Lo bener-bener belum lupain perasaan itu?" tanya Bulan pelan.

"Pertama kali gue tertarik sama cewek dalam sekali ketemu, itu pun juga pertemuan singkat, cuma sama dia." Angkasa tersenyum setelah berujar demikian.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang