27. ll Sirius

136 20 10
                                    

"Mungkin, emang dia yang selalu penting buat lo, Sa." -Rembulan.A.

-Love In Galaxy-

~Happy reading~


KANTIN sudah mulai sepi, karena dua menit lagi jam istirahat telah usai. Tapi, cowok dengan peluh-peluh yang merembes di pelipisnya itu malah menuju ke sana. Rasa lelah, haus, dan lapar setelah bermain basket di lapangan membuat mereka semakin malas mengikuti pelajaran.

"Lang, pesenin fanta yang warna merah, ya?"

"Lang, gue fanta yang rasa susu," ujar Sagara membuat yang lain menatapnya. Emang ada?

"Lang, gue mie ayam paket lengkap se-anak ayamnya." Dirga yang nampak kelaparan karena berteriak dan bernyanyi tadi mulai mencari asupan energi.

"Ck, sarap lo pada. Kenapa jadi gue yang dijadiin babu gini?" Elang berdecak kesal.

"Kan, di sini yang tajir melintir lo, Lang. Anggep aja PJ lah," ujar Darma nampak asik mengipasi wajahnya.

"Gue doain kalian kere, tau rasa." Elang melengos dan menghempaskan tubuhnya di samping Angkasa.

"Eh, gak ada. BIG NO! Enak aja lo doain kita-kita kere," tukas Rains.

Elang menghela napas. "Lo pikir gue jadian? Pake minta PJ lagi."

Angkasa tertawa. "Telat lo, Ma. Udah hampir putus sebelum bagi PJ dianya."

"Kok bisa ya, Lang?" tanya Dirga heboh. Bahkan cowok itu mendekatkan kursinya ke samping Elang.

"Bisa apanya?" tanya Elang.

"Kok bisa lo perang sama Bintang?" ujar Dirga.

Elang bungkam. Cowok itu lantas berdiri dan memesankan makanan untuk temannya. Dirga hanya melongo menatap Elang beranjak tanpa menjawab pertanyaannya.

"Udah, diem dulu! Kaya'nya mereka ada masalah," ujar Angkasa menanggapi Dirga.

"Waktu itu, gue sempat nguping pas mereka ngomong berdua. Si Elang kaya'nya udah gak suka lagi sama tuh cewek." Sagara berkata seraya membuka kancing atas seragamnya.

"Gue gak percaya," ujar Samudra. Cowok itu masih tetap cool meskipun peluhnya juga tak kalah banyak yang menetes.

"Iya, gue juga. Kalian juga pada tau, bucinnya dia waktu itu kaya' gimana?" ujar Darma menimpali.

Obrolan mereka terhenti ketika Elang berjalan ke arah mereka. "Bentar lagi pesanan dateng. Kalian puasin dah, makannya!" Elang mengangkat kaki kanannya dan menopangkan di atas kaki kiri.

"Wah, kalo kaya' gitu lo mah best friend gue banget, Lang." Dirga nampak girang karena Elang mentraktirnya hari ini.

"Kalau ada makanan, bilangnya best friend," cibir Elang.

"MBAK! MBAK SURTI!" teriak Dirga sembari menoleh ke belakang. Sekarang, ketika Mbak Wati tidak bisa berjualan, sasaran Dirga berganti ke Mbak Surti, keponakan Mang Dadang sekaligus penjaga kantin.

"Iya Mas, ada apa?" tanya Mbak surti dari kejauhan.

Dirga nampak mesam-mesem mendengar sahutan dari penjaga kantin tersebut. "Aduh, kok gue deg-degan gini ya dipanggil 'Mas'  sama Mbak Surti," ujarnya dengan memandang si gadis dewasa itu.

Rains berkesiap mengusap wajah Dirga karena merasa muak dengan tingkah temannya. "Kapan lo tobat?" tanya Rains ketus.

Dirga melengos menatap Rains. "Lo sendiri kapan tobat?" Cowok berbadan besar itu balik bertanya pada Rains.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang