38. ll Yupiter

105 16 0
                                    

Jika aku bisa memilih, biarkan aku untuk tetap bersamamu.
-Love In Galaxy-

~happy reading~


KETUJUH cowok itu sekarang berada di depan koridor kelasnya. Masing-masing di antara mereka, berbeda kegiatan. Setelah mengambil nilai rekap ujian, semua siswa dibebaskan.

"Gak nyangka ya, kita udah mau kelas 12 aja," kata Dirga. Wajah cowok itu terlihat masam karena mengetahui nilai murni ujiannya hanya pas rata-rata.

"Iya, Ga. Berarti kita udah gede dong?" timpal Sagara dengan wajah melasnya.

"Bener banget. Tapi, kok gue gak punya cita-cita ya?" Dirga mengusap-usap kepalanya.

Ujian kenaikan kelas baru saja selesai kemarin. Enam hari yang mereka habiskan untuk berkutat pada soal-soal sulit, kini berbayar dengan rekapan nilai yang berada di tangan mereka masing-masing.

Sagara dan Dirga duduk di lantai. Seperti orang yang sedang meratapi nasib.

"Mikir lah! Kita setahun lagi udah masuk kuliah. Masa' lo mau masuk paling akhir?" Sagara bersungut menatap Dirga.

"Oke deh. Ntar aku mikir-mikir dulu, mau cita-cita apa," ujar Dirga. Cowok itu masih memandangi hasil rekapan nilainya.

"KALIAN PADA KENAPA SIH?" teriak Angkasa yang memandang malas pada dua cowok itu.

Dirga dan Sagara bersamaan mendelik menatap Angkasa. "Iya, iya. Mentang-mentang nilai lo dapet sembilan. Gak perlu susah kaya' kita-kita."

Angkasa menyisir rambutnya dengan tangan. Dengan langkah santai, cowok itu menghampiri Dirga dan Sagara.

"Denger ya! Nilai bukan tolak ukur. Yang penting usahanya. Gak usah galau gitu, elah! Kaya' jomblo ngenes aja kalian," ujar Angkasa.

"KITA EMANG JOMBLO, HWAAA!" keluh Sagara dan Dirga bersamaan.

Angkasa meringis dan menyumpal telinganya. "Sam, tolong ruk'yah mereka, Sam!! Gak kuat gue gak kuattt," kata Angkasa dramatis.

"Kantin yok! Bentar lagi, kan liburan. Masa' gak ada yang mau selfie dulu sama Mbak Wati? Atau nggak Mbak Surti?" ajak Dirga setelah dia beranjak dari duduknya.

"Ya. Itu lo aja, Ga," kata Rains menatap kesal Dirga.

"Ma, Lang!! Kalian ikut gak?" tanya Sagara ketika cowok itu melihat Darma dan Elang masih sibuk dengan ponsel masing-masing.

Sagara terkekeh. "Kaya' nama kota aja manggilnya. Malang," katanya.

"Salah sendiri, namanya itu," decak Dirga.

Mereka berjalan bergerombol menuju kantin. Tempat itu sudah sangat penuh. Teriakan demi teriakan saling bersahutan. Membuat Elang dan Angkasa mendadak pening dibuatnya.

Darma yang menyadari wajah masam dua cowok itu langsung bertanya, "Kalo gak kuat, mending makan di kelas aja. Ntar makanannya nitip Dirga."

Dirga yang hendak mengantre langsung menoleh menatap Darma. "Apa Dirga, Dirga?"

"Mau minta tolong, pesenin makanan buat mereka berdua," jelas Darma.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang