Angkasa melotot. "Lo tuh ya, dikasih hati mintanya jantung," ucapnya asal.

"Gak juga tuh. Gue dikasih hati mintanya cinta kali," ujar Bulan sembari tertawa.

"Beneran mau?" goda Angkasa. Bulan bersemu mendengarnya.

"Yee ... digituin aja baper lo," kata Angkasa lagi. Membuat Bulan memudarkan senyumnya. Mereka saling terdiam setelahnya. Bulan memandang penampilan Angkasa dari bawah sampai atas. Sedangkan, Angkasa membenahi simpul dasinya. Sampai akhirnya, jam pelajaran ketiga berbunyi

"It's time the third lesson."

"Nah, kan. Udah masuk. Cepet sana ke kelas!" usir Bulan pada Angkasa.

"Ya, ya. Lo juga masuk." Setelahnya, Angkasa dan Bulan berjalan berlawanan arah. Mereka memasuki kelas masing-masing.

-love in galaxy-

Bintang menenggelamkan wajahnya di atas kedua tangannya yang dilipat. Sejak kejadian semalam sampai siang ini, dia tidak menemui Elang sama sekali. Cowok itu pun juga sama, belum terlihat batang hidungnya sejak tadi pagi.

"Jadi, selama ini bokap lo itu juga Papa gue?" tanya Bintang. Elang mengangguk pelan. Bintang sudah menangis.

Dia sama sekali tidak mengetahui di mana Rangga berada. Dan ternyata, selama ini Elang satu rumah dengan pria yang berstatus sebagai ayahnya. Mungkin, selama ini Elang juga tidak pernah bercerita tentang keluarganya. Bintang pun juga baru sekali ini diajak ke rumah cowok itu.

Dia jadi teringat Rasi. Kakak tirinya yang sekarang melanjutkan pendidikan di LA. Bintang tersadar, dia bertemu dua cowok yang sekarang menjadi saudaranya.

"Gue juga baru tau semalam, Tang. Maka dari itu gue berniat buat habisin waktu gue sebagai pacar lo. Bukan saudara. Lo boleh benci gue setelah ini. Karena gue udah rela kalaupun lo jauh dari gue. Tapi, asal lo tau, gue tetep sayang sama lo," kata Elang.

"Kenapa gue harus benci sama lo, Lang?"

"Karena gue yang jadi pembawa kehancuran keluarga lo, Tang. Meskipun nyokap gue juga dibohongi, tapi kebahagiaan keluarga lo harus lenyap karena nyokap dan juga gue."

Bintang maju selangkah. Memegang bahu Elang dan menatapnya dalam-dalam.

"Inget, Lang. Lo dan nyokap lo gak pernah ada salah sama gue dan nyokap gue. Ini semua karena ulah Papa. Kita sama-sama korban. Jadi, jangan pernah nyalahin diri lo sendiri, Lang," ujar gadis itu.

"Tapi...." Elang tidak jadi melanjutkan kalimatnya.

"Boleh gue peluk lo, Lang? Untuk yang terakhir sebagai pacar lo. Karena detik berikutnya, gue udah jadi adik lo," ucap Bintang sembari memaksakan senyum.

Elang tidak membalas sepatah kata pun. Dia langsung menarik Bintang dalam pelukan. Kenapa semuanya harus tergaris seperti ini?

"Sorry, kalo gue udah pernah nyakitin perasaan lo. Dan makasih, lo udah pernah jadi cewek satu-satunya yang bikin gue tau apa itu cinta. Gue sayang sama lo Bintang. Selalu," bisik Elang.

"Gue juga sayang sama Kakak," balas Bintang. Air matanya terus membanjiri pipinya. Elang yang merasakan tubuh Bintang gemetar, langsung mengusap punggung gadis itu. Mencoba memberi ketenangan, walaupun tak seberapa bisa menenangkan. Karena mereka berdua sama-sama kacau. Takdir misterius mereka, memberi kenyataan yang sangat menyakitkan.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang