Elang menghela napas. Tangannya mencari tangan Bintang yang melingkar di pinggangnya. Mengusapnya pelan, dan menggenggam seolah memberi ketenangan.

"Maaf, yang waktu itu gue cuma coba-coba aja. Karena gue juga gak mau jauh dari lo. Gue gak bisa LDR," jelas Elang. Bintang terkekeh pelan mendengarnya.

"Terus?"

"Kaya'nya gue gak bisa buat lama-lama asing sama lo. Ya kali gue ngejauh sama pacar sendiri," lanjut Elang lalu tertawa. Elang masih ingat ketika dia berpura-pura menjauhi Bintang dengan status mereka yang tak pernah berubah.

"Semoga kali ini gak ada lagi masalah di antara kita. Gue harap, suatu saat bokap lo merestui kita," ucap Bintang.

"Iya. Merestui buat nikah juga kan, maksud lo?" tanya Elang. Bintang memukul pelan bahu cowok itu.

"Masih lama, Lang. Gue masih mau kuliah, kerja, sukses, ngebahagiain kakek nenek, baru...." Bintang menggantungkan kalimatnya.

"Baru apa hayo," goda Elang.

"Ya pokoknya menempuh hidup baru," kata Bintang.

"Menempuh hidup baru sama gue aja." Elang santai saat mengatakannya. Dan diam-diam, Bintang mengamini dalam hati.

"Ya gak tau. Kalo semisal lo bukan jodoh gue gimana?"

Elang menautkan jari-jarinya dengan milik Bintang. "Gue akan minta sama Tuhan, buat jadiin lo sebagai jodoh gue," katanya yakin.

"Jangan terlalu yakin dulu lah. Biarin semua berjalan kaya' air. Kita tinggal lakukan aja sesuai garisnya. Jangan pernah maksa takdir. Kita gak pernah tau, seyakin apa kita berpikir, kalo Tuhan gak pernah menakdirkan kita sebagai jodoh ya sampe kapanpun kita gak bakalan bisa bersama," tutur Bintang yang didengarkan secara seksama oleh Elang.

"Bijak banget lo."

"Lo ngeledekin gue," ujar Bintang kesal.

"Pokoknya kita harus tetep sama-sama. Lo sama gue, gue sama lo. Walaupun entar statusnya berubah jadi apa," kata Elang. Bintang tersenyum mendengarnya.

-Love In Galaxy-

Angkasa dan Bulan duduk satu meja. Sedangkan Elang dan Bintang duduk di meja lainnya. Mata Angkasa terus mencuri pandang pada pasangan di seberangnya. Dia merasa kesal melihat Bintang selalu tertawa ketika bersama Elang. Padahal, dia selalu berharap menjadi sumber kebahagiaan gadis itu. Ternyata, garisnya berbeda. Sahabatnya lah yang berhak menjadi tumpuan Bintang. Bukan dia.

Bulan berdehem ketika melihat Angkasa yang memandang kesal ke arah meja di seberangnya.

Satu jam telah berlalu. Mulai dari baca buku, tanya jawab, dan juga mengerjakan latihan soal sudah mereka lakukan. Sekarang, matahari mulai kembali ke tempat peraduannya. Lampu-lampu jalan mulai menyala. Kira-kira, sekarang sudah hampir setengah enam.

"Gue sama Bintang mau pulang duluan." Elang langsung membereskan buku-bukunya. Angkasa mengangguk menyetujui.

Angkasa dan Bulan memandang kepergian Elang dan Bintang bersamaan. Terlihat jelas, Elang dan Bintang sangat bahagia bisa bersama lagi. Hal itu membuat Angkasa tersenyum masam.

Setelah Elang dan Bintang berlalu, Bulan melambaikan tangannya di depan muka Angkasa.

"Apaan sih, Mbul?" ujar Angkasa sembari menepis tangan Bulan.

"Oh. Kirain bengong."

"Gak."

"Ini masih ada cemburunya?" tanya Bulan sambil menunjuk dada kiri Angkasa.

Love In Galaxy (End)Where stories live. Discover now