44. ll Capricorn

Começar do início
                                    

"Lo gak kangen apa sama gue?" Elang tak kunjung menjawabnya. Cowok itu hanya mematung dalam pelukan Bintang.

"Lang, lo kenapa gue telfon gak diangkat. Kenapa lo juga gak ngirim chat ke gue?" tanya Bintang lagi.

Setelahnya, dia sadar kalau sedari tadi Elang tidak menggubrisnya. Bahkan, dia juga tidak mendapat sambutan hangat dari pacarnya setelah dia datang. Malahan, tadi Bintang yang mengejar Elang ketika cowok itu hendak berjalan ke kelasnya.

Tanpa menjawab sepatah katapun, Elang langsung melepas paksa tangan Bintang yang melingkari pinggangnya. Cowok itu melangkah lebar tanpa melihat Bintang.

"Lang, lo kenapa sih?" Bintang berusaha menyamai langkah cowok itu.

"Lang, jawab!" Kali ini dia sedikit menahan lengan cowok itu. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Elang seperti ini.

"Tinggalin gue. Gue pengen sendiri," kata Elang. Tidak ada kelembutan dalam nada bicaranya. Sebenarnya Elang kenapa? Bintang menatap cowok itu heran.

Saat dia berusaha mengejar Elang yang sudah berjalan cepat di depannya, sepasang tangan memegangnya. Menahan gadis itu untuk melangkah pergi.

"Jangan dikejar!" Suara seseorang itu membuat Bintang menoleh.

"Angkasa?"

Angkasa hanya tersenyum kecil. "Gimana kabar lo? Betah gak di LA?"

Bintang mengangguk. "Gue baik-baik aja. Dan gue juga udah ketemu nyokap," ungkap Bintang. Angkasa lega mendengarnya.

"Sa, lo tau kenapa Elang kaya' gitu?" tanya Bintang. Gadis itu hanya ingin meminta penjelasan.

Angkasa terdiam sejenak. "Lo ada hubungan apa sama cowok itu?"

"Hah? Cowok itu? Gue kan pacarnya dia," jawab Bintang. "Masa' lo gak tau sih kalo gue pacarnya Elang?"

Angkasa mendatarkan tatapannya. Dia merasa salah kata. "Maksud gue, lo ada hubungan apa sama Rasi?"

Bintang mengangguk paham. "Kepo lo," tukasnya kesal.

"Gue gak kepo. Ini demi kesejahteraan hubungan lo."

"Kak Rasi itu...." Belum sempat Bintang menyelesaikan kalimatnya, seseorang telah memanggilnya keras. Membuat Bintang menghentikan perkataannya.

"BINTANG!"

"Bulan?"

Bintang langsung berlari menghampiri Bulan yang juga tengah berlari ke arahnya. Angkasa hanya berdecak kesal kala melihat itu. Ingin sekali dia mengumpat karena kehadiran Bulan yang tiba-tiba.

"Gue kangen sama lo. Lo apa kabar? Lo baik-baik aja, kan? Ya ampun, lo di sana beberapa hari aja udah makin bening aja deh." Bulan terus memberondong lontaran sambil sesekali memegang-megang Bintang.

"Iya, gue baik-baik aja. Semua berjalan sesuai harapan. Nyokap gue udah ketemu," jelas Bintang.

"WHAT? SERIOUSLY? " pekik Bulan. Tentu gadis itu juga merasa senang.

"Syukurlah kalo gitu," katanya lagi.

Bulan dan Bintang bersamaan menatap cowok yang saat ini sedang memandang mereka jengah. "Lo kenapa masih di sini?" tanya Bulan.

Love In Galaxy (End)Onde histórias criam vida. Descubra agora