40. ll Uranus

Mulai dari awal
                                    

"Anda, Bintang?" tanya salah satu di antara mereka.

"Iya, saya sendiri." Bintang menatap curiga pada dua pria itu.

"Mari ikut dengan saya. Tuan sudah menyiapkan semuanya untuk anda," ujar pria itu.

Bintang mengernyit menatap mereka. "Tuan?" gumamnya. Tapi, setelahnya dia mengangguk. Mungkin maksud dua pria itu, tuan adalah papanya.

Bintang mengangguk dan mengikuti mereka. Kopernya dibawakan salah satu pria itu. Bintang berharap, dia akan segera bertemu dengan mamanya. Bintang masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir di depan Bandara.

Beberapa menit menghabiskan waktu di jalan, kini Bintang sampai di sebuah apartemen mewah. Cuaca Los Angeles yang sangat dingin membuat gadis itu merapatkan jaket tebalnya.

"Mari masuk!" perintah pria itu. Bintang hanya mengikutinya dari belakang.

Gadis itu sampai di sebuah ruangan yang sudah dipesan untuknya. Dua pria itu langsung menaruh koper Bintang di kamar.

"Makasih," ucap Bintang pelan.

Dua pria berpakaian hitam itu saling berpandangan. "Sebelumnya, kami mau memberitahu pada anda, bahwa selama di sini, kami berdua akan menjadi bodyguard anda. Kami akan mengantar kemana pun anda akan keluar."

Bintang menatap bingung kepada keduanya. "Saya rasa itu tidak perlu. Kenapa harus pakai bodyguard segala?" tanyanya.

"Karena itu perintah tuan. Saya hanya melaksanakan tugas."

"Kapan saya akan bertemu mama saya?" Bintang menatap mereka yang saat ini sedang berdiri tegap di depannya.

"Sampai waktu yang telah ditetapkan," jawab pria itu tegas.

"Siapa sebenarnya tuan kamu?" Kecurigaan Bintang semakin tinggi sekarang.

Dua pria itu lagi-lagi saling berpandangan. "Anda tidak perlu tahu. Yang penting, anda tetap aman selama berada di sini."

"Tapi saya perlu tahu," ketus Bintang.

"Kalau tidak perlu bantuan lagi, kami akan keluar. Kami tetap berada di area apartemen ini. Jika sewaktu-waktu anda membutuhkan kami, kami selalu siap," kata pria itu sembari keluar dari ruangan Bintang.

Bintang menatap tak percaya pada kepergian mereka. Otaknya kembali bertanya-tanya. Jika ini semua perintah papanya, kenapa dia tidak langsung bertemu mamanya?

Bintang menutup pintu apartemennya dengan kesal. Perjalanan panjang membuatnya dilanda kelelahan. Gadis itu memilih merebahkan badannya di kamar. Sepertinya dia mulai melanjutkan kegiatannya besok.

-Love In Galaxy-

Indonesia

"Lang, Elang." Dirga menepuk bahu cowok yang saat ini tengah melamun di sampingnya.

Elang ingin sekali menelfon Bintang. Tapi, sedari tadi ponsel gadis itu tidak aktif. Entah kenapa, kekhawatirannya semakin melanda. Elang tidak pernah merasa gelisah yang seperti ini.

"Santai, Lang! Bintang di sana baik-baik aja kok," ujar Dirga. Kini, cowok itu merangkul bahu Elang Elang yang membuat pemiliknya menoleh.

"Tau dari mana lo, kalo Bintang baik-baik aja?" tanya Elang sewot.

"Kan su'uzon dilarang, Lang. Makanya gue bilang dia baik-baik aja. Ucapan itu do'a. Lo gak mau, kan Bintang kenapa-napa?" balas Dirga merasa bangga.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang