Selamat membaca:)
*****
Adreil memandang gedung perusahaan pusat milik ayahnya dengan pandangan malas, gedung yang didominasi dengan warna putih keseluruhan, setiap lantai gedung itu di dominasi dengan kaca tebal dan bersih secara sempurna sehingga tidak terlihat noda kecil sedikitpun tentu saja setiap lantai gedung itu mempunyai OB 10 sampai 15 orang untuk membersihkan setiap lantainya, gedung itu memiliki lantai sampai lantai 30
Adreil melanjutkan langkahnya menuju lantai 15 tepat dimana ruangan ayahnya berada
Ceklek
Suara pintu ruangan kepala CEO perusahan dibuka oleh seorang laki² muda yang tak lain adalah anaknya sendiri
Adreil melangkahkan kakinya menuju laki² paruh baya yang sedang duduk mentapnya di sofa merah yang di dominasi dengan sangat mewah
"duduk! " ujar laki-laki paruh baya itu yang sedang duduk di sofa merah
Adreil mendekat sambil tersenyum kearah laki-laki itu "ada apa yah? Tumben panggil el kesini" adreil menatap heran erlan dengan bingung
Plak
"yah!" adreil tau dia akan dimarahi karna ulahnya tapi adreil tidak menyangka kalau dia akan ditampar
Erlan menyesal telah memukul putra kebanggaannya
"el maafin ayah bukan maksud.."
"el tau tidak ada yang peduli sama el lagi, el tau itu bahkan ayah yang el percaya satu-satunya melakukan hal ini!" adreil tidak menyangka erlan akan melakukan hal ini kepadanya adreil kecewa itu sudah jelas disaat dia membutuhkan seseorang yang ada di saat dia sedang rapuh hal ini mungkin tidak akan terjadi! bahkan ayahnya yang slalu ada untuknya slalu ada di saat dia butuh sekarang tidak! bahkan tidak lagi di pihaknya! apakah dia salah telah melakukan hal itu? Apakah dia salah membutuhkan pelampiasan? Apakah dia salah? Adreil juga tidak menginginkan itu! tapi takdir sendiri yang menuntunya! Adreil kecewa jelas saja karna orang yang sangat di sayanginya melakukan hal ini bahkan orang itu tau apa penyebabnya tapi kenapa ayahnya sendiri malah menamparnya bukan mendukungnya!?
"el pergi yah! " adreil melangkahkan kakinya menuju keluar ruangan itu ruangan yang menjadi saksi tindakan yang tidak pernah dilakukan erlan tapi sekarang tepat hari ini dilakukan ayahnya adreil sendiri! kecewa? atas tindakan ayahnya? itu sudah jelas!!
Erlan memandang telapak tangannya dengan pandangan menyesal
Ini salah! Dia membutuhkan ku tapi kenapa aku malah menyakitinya! Sial batin erlan menyesal
Adreil melajukan motornya dengan kecepatan penuh rasa kesal rasa kecewa rasa penuh amarah seklipun tercampur menjadi satu, kenapa tidak ada yang mengerti? bahkan memahami perasaannya? entah itu sahabatnya bahkan ayahnya sendiri! tidak ada yang peduli lagi dengannya!!, padahal adreil membutuhkan seseorang yang bisa meredam emosinya yang bisa membuatnya tenang tapi orang-orang terdekatnya malah menjauhinya termasuk ayahnya yang protes atas Tindakkannya
Gue butuh pelampiasan -batinya
Adreil menghentikan motornya di club malam jika kalian berpikir club itu masih tutup? itu sudah jelas! Karna ini masih siang hari lebih tepatnya jam pelajarannya tapi seorang adreil tentu punya seribu cara laki-laki ini sudah ditakdirkan jenius dari lahir bukan hanya jenius soal mata pelajaran tapi dia juga jenius dalam berbagai hal contohnya sekarang
Dia membayar seorang laki-laki yang sedang berjaga di depan gerbang itu, laki-laki itu menaikan alisnya bingung
"tolong berikan nomor pemilik club ini" ucapnya dengan santai sambil tersenyum penuh arti
YOU ARE READING
ADREIL {END}
Teen FictionAdreil Ferupsea itu benci semua perempuan termasuk Ibu dan adiknya. Namun, anehnya dia malah meng-klime Felisya sebagai perempuannya. Dia bukan psikopat, dia cuma dijuluki Very cruel man: Yaitu, orang yang sangat kejam. "Lo milik gue, apa yang ada...