~Adreil Ferupsea~

296 13 0
                                    

Jam 08.12 PM, setelah makan malam. Ia segera menghampiri hewan kecil nan berbulu, Felisya jongkok dan membuka kandang. Ia mengambilnya.

Dirinya merengkuh kucing itu, hingga membuatnya paham dan menggesekkan bulunya ke Felisya gemas.

"Waktunya makan, Bubu cantik!" Felisya menjauhkan kucing itu dalam pelukannya berganti meletakan di atas lantai di depannya.

Ia mengambil tempat makan dan menuangkan whiskas secukupnya. Raut wajah kucing itu berbinar senang, ia menatap setiap gerakan Felisya yang menuangkan makanannya ke dalam wadah.

 Raut wajah kucing itu berbinar senang, ia menatap setiap gerakan Felisya yang menuangkan makanannya ke dalam wadah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Miaaau!" Kucing itu mendekat lalu mulai melahap makanannya.

Felisya gemas sendiri melihatnya, ia tidak bisa menahan untuk tidak menyentuhnya.

Langkah kaki Adreil terhenti, ia melihat Felisya sedang memberi makan kucingnya. Adreil tersenyum tipis. Ia mendekat dan berjongkok.

"Lahap banget makannya," ujarnya sambil mengelus Bubu hingga tanpa sadar telapak tangan mereka bersentuhan.

Felisya menoleh. "Eh, lo?"

"Hm."

Adreil mendekatkan minuman yang tersedia di wadah ke arah kucing kesayangannya.

"Minum ya, Bu. Nanti kamu keselek."

"Miaauu." Bubu bersuara, seakan mengiyakan perkataan Adreil.

Saat Adreil ingin menyambutnya, kucing itu malah mendekati Felisya. Hingga membuat Felisya tertawa.

"Bubu aja tahu mana yang harus dideketin dan mana yang harus dijauhi," ujarnya sambil mengakat kucing itu ke dalam gendongannya.

Ia hendak  membersihkan dan menaruhnya ke tempat semula, tetapi Adreil menggeleng.

"Biar gue aja," katanya. "Gue tadi siang gak marah sama lo, bukan berarti lo harus ngomong seenaknya sama gue."

Felisya hendak bersuara.

Namun, Adreil memotongnya. "Sana, urus aja Bubu."

Felisya akhirnya mengangguk dan berlalu pergi, ia mengajak kucing itu untuk menonton televisi. Dirinya duduk dan menaruh Bubu di atas pangkuannya dengan menghadap ke arah televisi. Mereka menonton dengan serius.

Adreil yang melihat itu tersenyum dan ikut bergabung. Ia menatap Felisya dan
Kucingnya bergantian.

"Kayaknya Bubu udah sayang banget sama lo," ujarnya, hingga membuat Felisya dan Bubu menoleh.

Bubu mengabaikannya dan kembali melanjutkan menatap layar televisi.

"Gue emang jago buat nyaman."

"Idihh, narsis lo!"

Felisya mengedikkan bahunya, ia melihat ke arah Bubu yang terlihat anteng.

"Maaf sebelumnya, maaf banget. Bubu kan anu, tapi kenapa ...." Sejujurnya Felisya ragu mengatakan ini, takut Adreil marah. Cowok itu kan paling sensitive kalau bahas perempuan.

ADREIL {END}Where stories live. Discover now