~Adreil Ferupsea~

383 10 2
                                    

Farid berjalan beriringan dengan Herry yang saat ini tengah membagikan satu-satu kertas origami berukuran kecil, ketika dia melewati beberapa gadis yang berjalan berlawanan arah.

"Ini nih, yang buat gue selalu malas ada didekat lo!" Farid berjalan cepat, meninggalkan Herry yang menatapnya saat ini heran.

Sirik ae lu!

"Cepet! Udah gak guna dan bagiin kertas itu lagi, makin gak guna aja hidup lo."

Herry mengelus dadanya sabar, kenapa dia tidak mempunyai sahabat yang normal? Lelaki itu menghela nafasnya. Dia harus tegar dan ikhlas karna dikelilingi orang setres, contohnya Farid.

Bruk

Farid mendengus saat seorang gadis menabrak dan menumpahkan minuman itu ke bagian atas kemejanya, dia menatap gadis yang ada di depannya kesal.

"Lo gak punya mata?" ujarnya.

Gadis itu mendongak lalu bangkit berusaha  untuk berdiri. "Maksudnya apa? Bukannya dibantuin ini malah ...,"

"Berisik, gak guna gue denger omongan lo!" potongnya.

Herry menggelengkan kepalanya lalu berjalan mendekati sahabatnya. "Yaudah gapapa kok, sekali lagi maaf ya."

Herry tersenyum.

"Apaan! Dia yang salah kenape lo yang minta maaf?!" Farid melotot kesal.

"Yaudah, aku minta maaf ya." Gadis itu terlihat tersenyum tulus dan menenangkan di mata Farid?

Dia menggelengkan kepalanya berulang-kali, hingga tidak menyadari saat ini gadis itu sudah pamit pergi dari hadapannya.

Herry yang semula tersenyum menanggapi gadis itu kini menoleh dan menatap heran Farid.  "Lo kenape?"

"Gak!" ujarnya lalu pergi.

Gue nanya baik-baik loh.

Herry kembali mengelus dadanya sabar, sedangkan Farid memegang dadanya. Ada apa?

Kenapa, gue merasa tenang setelah ngeliat senyumannya?

Farid tersenyum kecil, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Di lain tempat ...

Adreil menatap jam di pergelangan tangannya, dia mendengus.

"Kenapa mereka lama sih, padahal cuma beli bahan-bahan makanan!" gerutunya.

"Ya ngantri mungkin, Dreil." Rednal duduk di bangku tepat dibelakang  basecamp itu setelah mengatakannya.

Taman di belakang basecamp sangat luas, bahkan bisa mengadakan party dan menampung ratusan orang, tidak hanya luas melainkan juga dipenuhi berbagai macam tanaman hias untuk memperindah bagian Belakangnya dan dibuatkan beberapa pondok kecil dan terdapat kolam ikan yang cukup luas serta Adreil menyiapkan macam-macam alat dengan fungsinya masing-masing untuk dipakai di suatu acara atau hal yang dibutuhkan, tanpa ribet harus membeli dengan secara dadakan, semua alat itu di simpan di sebuah gudang belakang yang ukurannya cukup luas.

Reyhan memainkan ponselnya diam-diam, sambil tetap terus mendengarkan pembicaraan para sahabatnya.

"Lo mau makan-makan kecil?" celetuk Dave.

Adreil tersenyum lalu mengangguk. "Iya, udah lama perasaan kita gak makan-makan dan masak bareng. iya gak sih?"

Reyhan menoleh lalu mengangguk.

"Lo yang masak ya," usul Rednal.

"Haha! Tenang aja gue yang urus soal itu kalian cukup bantuin hal lainnya, oke?" tanya Adreil memastikan.

ADREIL {END}Where stories live. Discover now