~Adreil Feupsea~

292 11 0
                                    

Adreil menatap Felisya malas.

"Cepetan, Sya! Nanti kita telat," ujarnya dengan jengah ketika melihat Felisya masih berbenah pada tas-nya.

"Satu buku lagi, Dreil. Bentar!"

Adreil membungkuk, mengambil buku itu dan segera memasukannya ke dalam tas gadis menjengkelkan di depannya.

"Lelet."

"M-maaf."

Adreil berjalan terlebih dahulu meninggalkan Felisya yang mengikutinya dengan pelan. Bersamaan dengan itu suara bel terdengar.

Adreil mendengus.

Siapa yang pagi-pagi buta gini, bertamu?!

Klik

Gerakannya terhenti, badannya kaku, arah pandangnya menatap ke arah depan dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Adreil!"

Setelah mengatakan itu dia menerobos masuk dan memeluk Adreil untuk menumpahkan segala kerinduannya.

Adreil masih terdiam tidak mengerti dan berperang dengan logikanya, sedangkan Felisya ikut terdiam kaku melihat semua ini.

Apa dia ...?

"Fiorra," lirih Adreil. Kedua tangannya terangkat inggin membalas pelukan itu, namun sekelabat bayangan muncul membuatnya menggeleng dan mengurungkan niatnya.

Tertebak sudah pertanyaan dari benak Felisya ketika gadis itu berani memeluk lelaki yang bahkan jijik jika hanya sekedar disentuh oleh ujung jari sekali pun, Adreil benci disentuh. Namun,  ia menyukai menyentuh lawan jenisnya hanya untuk sekedar menyakiti dan membunuh. Iya sekedar, bagi Adreil Ferupsea.

"Iya, ini aku!" ujarnya dengan senyum yang terus terpatri di wajahnya. "Astaga, aku bener-bener rindu sama kamu." Pelukannya semakin erat, Adreil masih terdiam.

"Rindu ...?"

"Iya!" Fiorra melepaskan pelukannya sejenak. "Kamu tetap sama, masih kaku." Fiorra tertawa lalu kembali memeluk laki-laki yang sangat ia rindukan.

Felisya bahkan ikut tertawa dalam hati ketika mendengar gadis itu mengatakan Adreil 'kaku?', dia hanya tidak tahu saja Adreil sebenarnya sangat lincah ketika sosok iblisnya muncul.

"Lepas," tuntutnya dengan tubuh yang masih terdiam tanpa niat bergerak sedikit pun.

"Kamu gak rindu aku? Kita udah hampir 2 tahun gak ketemu."

Adreil memejamkan matanya lalu segera melepas pergelangan tangan yang melilit di tubuhnya dengan erat, seolah dia tidak ingin kehilangannya.

Ia mundur dan menatap Fiorra. "Gue bukan Adreil lemah, yang lo kenal dulu. Fiorra Putriesya." Adreil menoleh dan menggapai telapak tangan Felisya dan membawanya pergi.

Felisya yang sedari tadi terdiam memperhatikan keduanya, menurut. Ikut dengan Adreil yang membawanya entah ke mana.

Adreil pergi dengan menggenggam gadis lain di depannya, sedangkan ia masih berstatus kekasihnya. Adreil yang ia kenal tidak mungkin melakukan itu, tapi penglihatannya benar dan tidak salah.

Dia Fiorra, gadis manis dan cantik yang dulunya menjadi tempat segala keluh kesahnya seorang Adreil Ferupsea yang rapuh akan masalah setiap keluarganya. Dia gadis yang selalu membuat lelaki yang ia rengkuh tadi tersenyum setelah mengadu akan segala hal tentangnya. Tapi, dia juga yang membuat Adreil menjadi seperti manusia yang tidak mempunyai belas kasih maupun hati, dia yang membuat Adreil menjadi sosok iblis berwujud manusia. Dia Fiorra Putriesya, yang bahkan tidak mengerti dengan perubahan sikap kekasihnya.

ADREIL {END}Where stories live. Discover now