Bulan menahan senyumnya ketika mendengar kalimat itu. Setidaknya dengan ucapan tulus Angkasa membuat mood nya sedikit membaik. Bulan tidak membalas perkataan Angkasa. Selanjutnya, gadis itu duduk di kursi panjang yang Angkasa tempati tadi.

Bulan merapikan jepitan kecil di kepalanya yang sempat acak-acakan. Melihat Bulan nampak kesusahan.  Angkasa mengangkat tangannya, bermaksud membantu Bulan memasang kembali jepitannya.

"Udah. Cantik lagi," ujarnya membuat pipi Bulan memerah.

Angkasa tertawa melihat Bulan menunduk malu-malu. "Ciee ... pipinya merah. Baper ya, Mbak?" godanya membuat Bulan tak bisa menahan senyumnya.

"Diem, lo!"

"Gue masih kesel ya," lanjut Bulan.

"Kesel kok bilang," komentar Angkasa.

Angkasa manggut-manggut mendengar respon Bulan. Cowok itu lantas berdiri. Menghadap cermin sekali lagi. Memastikan kadar kegantengannya tidak menurun sedikitpun.

Beberapa menit kemudian, suara riuh dari arah berlawanan membuat Angkasa menoleh. Dia mendapati sekelompok temannya yang memakai seragam almamater sekolah karena mereka tidak mengikuti kegiatan pensi.

"Wuihhh! Ini Angkasa yang otaknya rada geser itu kan?" tanya Sagara kepada teman-temannya.

"Iya bener, Gar. Kok bisa keren ya kalo pake beginian," timpal Darma meledek.

Sedangkan, Dirga dan Rains masih cengengesan di belakang sambil mencari ide untuk menjahili Angkasa.

"Lo kira dari dulu gue jelek gitu? Enak aja," kata Angkasa kesal.

"Serah lo deh, Sa. Tapi, gue doain ntar menang," balas Darma.

"Gue sih, udah yakin kalo masalah itu," ujar Angkasa bangga.

Samudra memutar bola matanya jengah melihat sikap Angkasa yang tidak pernah berubah. Bulan pun merasa mual melihat logat Angkasa yang selalu membanggakan diri seperti itu.

"Eh, lo duet sama Bulan, Sa? Gila, cantik banget kalo udah pake beginian. Gak salah sih lo milih cewek," ujar Rains ketika mendapati gadis cantik yang duduk menatap mereka.

Dirga pun langsung kelabakan mendengar kata itu. "Mana? Mana cewek yang duet sama Angkasa?" tanyanya antusias.

Setelah melihat Bulan, mulut Dirga menganga. Matanya sudah ingin keluar menatap kagum gadis itu. "Ya Allah, jodoh gue," celetuknya membuat Samudra mengusap kasar wajah Dirga.

"Dijaga matanya hampir keluar!" ujar Samudra.

"Bulan, lo cantik banget hari ini," kata Dirga sekali lagi.

Bulan hanya diam sambil mengangguk malu. Sedangkan Angkasa, dia mulai jengah sendiri melihat Dirga.

"Eh, Bro, Elang mana?" tanya Sagara.

Angkasa mengangkat dagunya. Memberi isyarat keberadaan Elang di seberang sana. "Tuh."

Tanpa menunggu lama lagi, Dirga langsung mengikuti pandangan Angkasa. Dan lagi-lagi, matanya hampir keluar melihat Elang dengan seorang gadis yang tak kalah cantiknya dengan Bulan.

Love In Galaxy (End)Where stories live. Discover now