13. ll Bolide

172 38 3
                                    

Perasaan itu dengan sendirinya membawaku pada tiap-tiap keping rasa cemburu yang menggebu.
-Love In Galaxy-

~Happy reading~

HARI ini SMA Adiwara mendapat kabar bahwa akan ada pertemuan semua dosen dari kampus terbesar se-Indonesia. Susunan acara mulai pentas seni untuk menyambut mereka, akan dipersiapkan dua hari mendatang sebelum hari itu.

Pak Agus sudah bersiap mendata siswa-siswa yang akan berperan dalam acara besar itu. Dengan satu tangan membawa buku besar, Pak Agus memasuki kelas XI IPA 6 terlebih dahulu.

Para siswi di dalam kelas itu membekap mulutnya dan bergidik ngeri melihat gaya Pak Agus yang sangat berbeda dari sebelumnya. Entahlah, kalian bisa membayangkan sendiri penampilan Pak Agus sekarang. Guru BK itu memakai celana bahan berwarna hitam, kemeja bermotif bunga khas orang pesisir, dan juga topi berwarna putih yang bertengger di kepalanya.

"Permisi, hari ini saya akan mendata siswa yang berkenan mengisi acara untuk dua hari mendatang. Berhubung ini acara resmi, saya harap kalian menampilkan pensi yang terbaik dan tentunya sopan." Pak Agus berujar lantang.

Mata Angkasa berbinar mendengar kabar itu. Detik selanjutnya, dia mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu. Dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Kalo gue nyanyi, ntar cewek-cewek pada kejang lagi," gumamnya sembari tersenyum bangga.

Dia kembali memainkan bolpoin yang berada di sela jarinya. "Kalo nge-dance mana bisa?" Dia kembali menggumam. Memikirkan apa yang akan dia pentaskan.

"Baik terima kasih atas perhatiannya. Kalau nanti ada yang mau daftar lagi, saya kasih waktu sampai jam pulang sekolah," ujar Pak Agus membuyarkan lamunan Angkasa.

"EH, TUNGGU DULU, PAK!" ujar Angkasa keras sembari berjalan mendekati Pak Agus. "Saya mau daftar juga dong, Pak." Cowok itu ersenyum bangga.

"KAMU INI KEBIASAAN TERIAK-TERIAK MULU. KAMU PIKIR SAYA TULI?" hardik Pak Agus pada Angkasa.

Angkasa menjauhkan kepalanya sembari menutup telinga. Perlu dia akui bahwa suara Pak Agus tidak kalah keras dengan suaranya. "Lah terus, Bapak ini lagi ngapain sekarang kalo gak teriak juga?" Angkasa berkomentar.

"Diam! Ngeles aja kamu bisanya." Angkasa hanya tersenyum sambil berjalan kembali menuju bangkunya.

"ALAMAK! LO MAU PENSI, SA?" tanya Dirga.

Angkasa memandangnya remeh. "Kalo iya kenapa? Lo mau ikut juga?"

"Yah, dia mana bisa naik panggung? Ntar malah pipis di celana lagi," ledek Sagara pada Dirga.

Perlu diketahui bahwa se-absurd apapun perilaku Dirga, cowok yang satu ini memiliki kelemahan tidak berani berdiri di depan umum pada acara resmi. Apalagi kalau itu orang-orang yang belum sama sekali dia kenali.

Dirga memandangi satu per satu dari mereka. "Iya, iya. Gue paling anti sama yang satu ini. Kalo konser dadakan di depan cewek cantik mah, GASS!!"

"Kalo lo, gak ikut daftar, Lang?" tanya Darma menyadari Elang sedang diam menyimak.

"Ntar, aja. Bingung gue," jawabnya.

Rains yang sedari tadi menyalin tugas Samudra, lantas menoleh. "Lo, kan punya banyak bakat, Lang. Contohnya, bikin cewek kebirit ngejar-ngejar lo."

"Gak ada hubungannya sama acara ini, Rains!" balas Elang.

"Tau, tuh! Makanya, tadi waktu Papi Agus ngomong tuh dengerin!" Dirga menyentil pelipis Rains yang langsung dibalas tatapan garang oleh cowok itu.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang