-Love In Galaxy-

Pelataran SMA Adiwara sudah ramai dengan murid-murid yang bergegas memasuki kelas. Elang melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 06.50. Karena itulah, parkiran juga ramai.

"Siniin helmnya!" Elang mengambil helm yang masih Bintang pegang dan menaruhnya di atas jok motor.

"Eum, makasih ya. Gue duluan ke kelas," ujar Bintang sembari melangkahkan kaki pelan.

"Tunggu!"

Suara bariton Elang membuat langkahnya terhenti begitu saja. "Kenapa?"

Elang hanya mengabaikan pertanyaan Bintang dan berjalan mendekati gadis itu.

"Lo berangkatnya bareng gue. Berarti ke kelasnya juga harus bareng gue."

Bintang membeku sesaat. "Emangnya harus banget ya?" Gadis itu mengernyit ketika sinar matahari menyorot sebelah wajahnya. "Kelasnya, kan juga beda."

Elang terkekeh pelan. "Gue tau, lo masih bingung kenapa gue tiba-tiba jemput lo, kan?" Pertanyaan yang sangat ditunggu Bintang, kini telah dikatakan oleh Elang.

Bintang pun mengangguk.

"Karena...." Elang sengaja menggantungkan perkataannya. Dia mendekat ke samping kepala Bintang. Bintang memejamkan mata erat-erat. Antara penasaran, gugup, dan entahlah.

"Lo cantik."

Bintang kembali membuka matanya dengan mulut menganga. Ketika dia menoleh untuk melihat Elang, cowok itu sudah berlalu meninggalkannya sendirian.

"Gak jelas banget sih, tuh cowok," gerutunya. "Katanya barengan, malah ditinggal duluan."

Bintang menghentak-hentakkan kakinya kesal dan segera menuju kelasnya.

Di belakang mereka, Angkasa masih baru saja sampai di parkiran. Sangat santai memang, sampai tidak memikirkan sudah tinggal berapa menit lagi jam pelajaran berbunyi.

Angkasa masih sempat-sempatnya berkaca di spion. Memastikan rambutnya yang biasa dia gunakan untuk tebar pesona itu tetap rapi. Sejenak, cowok itu mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Tapi, dia tetap mengabaikannya.

PRITTT....

Angkasa terpelonjak nyaris terjatuh mendengar peluit yang ditiup kencang tepat di telinganya.

"ANJIR BAMBANG! TELINGA GUE!!"

Pak Agus menggeram mendengar umpatan cowok itu. "APA KAMU BILANG?"

Dengan hati-hati Angkasa menoleh, raut wajahnya berubah masam. Tapi dengan segenap mental bajanya, Angkasa malah menyengir melihat wajah geram Pak Agus.

"Eh, Pak Agus. Selamat Pagi, Pak. Tadi udah sarapan ya?" ujarnya.

"Kau tak lihat perut seksi ini. Udah diisi banyak tadi pagi," jawab Pak Agus sambil mengusap perutnya bangga.

"Pantesan niup peluitnya kenceng banget." gumam Angkasa menatap kesal Pak Agus.

Mata Pak Agus melotot mendengar gumaman itu. "APA KAMU BILANG?" Untuk kedua kalinya, Pak Agus berteriak dengan pertanyaan yang sama.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang