(21) IF

3.5K 498 97
                                    

****

Langkahku terhenti ketika kedua pasang mata kami beradu. Laki-laki itu kelihatan sama terkejutnya denganku. Sepuluh detik. Kami butuh waktu sepuluh detik sebelum benar-benar tersadarkan oleh realita. Bu Nani, manager HR Department, berdeham pelan. David mengalihan tatapannya dariku setelah itu sementara aku tanpa disadari mengambil satu langkah mundur. God! Mengapa aku terjebak di perusahaan ini dari sekian ribu perusahaan yang ada? Pada detik selanjutnya, aku menyayangkan tindakanku yang gegabah karena menandatangi kontrak tanpa berpikir panjang. I will work with my-ex sex partner. Oh My Majesty! Sumpah. Ini bukan mimpi bukan?! Aku mencubit pahaku keras. Shit! Rasanya sakit

"Okay,Jane. Ini adalah Mr. David. Kamu akan menjadi personal assistant beliau. Kamu sudah bisa bekerja saat ini juga," tukas Bu Nani memecahkan lamunanku

Aku ingin menolak dengan tegas namun bayangan kontrak dua tahun yang telah kutandatangani tersebut membunuh keinginanku. Bu Nani meninggalkan David dan aku berduaan di ruangan kerjanya yang super besar. Sial. Mengapa David tidak pernah memberitahuku bahwa dia memimpin perusahaan sebesar ini? Well. Aku tahu David bukan orang sembarangan namun aku juga tidak menyangka dia sekaya ini. Aku menatapnya dengan hati-hati. Deg. Ternyata David juga sedang melihatku. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang tidak terkendali. Pipiku memerah dan tiba-tiba aku ingin menangis. Oh tidak. Please. Hold it,Jane. Hold it! Aku mencoba mengingatkan diriku sekeras mungkin

Kami sudah lost contact selama tiga tahun lamanya. Laki-laki itu meninggalkan bekas luka yang mendalam dalam hidupku. Aku tidak akan pernah bisa melupakan hal itu. Selama tiga tahun terakhir, aku telah berusaha sekeras mungkin untuk hidup tanpa David. Aku hampir berhasil melakukan sejauh ini. Aku tidak boleh gugur hanya karena takdir mempertemukan kami lagi

"Jane. How are you?" David mempersilahkanku duduk di sofa ruangan kerjanya

Kedua pasang mata kami beradu lagi. Shit! Aku hampir bergemetaran di bawah tatapannya yang terasa menelanjangi dan melukaiku dalam waktu bersamaan. Aku mengambil satu tarikan napas kuat lalu menjawab,"I'm fine. Saya tidak tahu kamu bekerja disini,"

"I'm the owner anyway. And you are my personal assistant start from today," lanjut David

Aku terdiam. Yeah. I am his personal assistant from today. God! Bagaimana aku bisa bertahan selama dua tahun di dekat David, laki-laki yang pernah memuja-muja tubuhku dan melukaiku pada waktu bersamaan? Aku mencoba tersenyum namun gagal. Holy shit! Aku ingin menangis kencang saat ini. Andai aku mengabaikan berita mengenai lowongan pekerjaan di group whatsapp sahabatku maka aku pasti tidak akan berakhir disini bersama dengan David

"Apakah kamu tahu bagaimana pekerjaanmu sebagai personal assistant saya?" tanya David. Good. David memberi satu jarak yang pasti antara kami. Dia menggunakan 'saya-kamu' dalam pembicaraan kami which means.. mungkin David juga tidak nyaman. Aku mengepalkan tanganku sambil mencoba menguatkan diriku. You can do it,Jane! You are absolutely better than you were in the past

"Bu Nani memberitahu saya beberapa poin penting tadi. Saya akan mengordinasikan hal tersebut dengan Jessica (sekertaris pribadi David)," jawabku

"Good. Apakah nomor whatsapp kamu masih sama?" tanya David mengejutkanku. Apakah David masih menyimpan nomorku?

"I mean, apakah nomor kamu masih sama dengan CV kamu?" lanjut David. Well. Aku rasa aku perlu menampar diriku setelah ini untuk menyadarkan diriku. Pertemuan mendadak ini benar-benar membuatku nonstalgia berat. Aku mengangguk sebagai jawaban

"Kamu sudah tahu meja kamu dimana?" tanyanya lagi

"Ya. Di samping Jessica," jawabku

"Kamu bisa bertanya ke Jessica jika ada hal yang tidak kamu mengerti,"

KALEIDOSCOPICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang