(6) PLETHORA

13.3K 762 61
                                    


****

Semilir angin membelai mesra tubuh Joanna, membuat dirinya tidak sadar memejamkan kedua mata, menikmatinya. Rambut yang Ia biarkan tergerai membuat dirinya beberapa kali harus menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Kepalanya terangkat, tubuhnya membusung ke depan. Sayup sayup suara tawa bahagia dalam ruangan terdengar olehnya. Tak sadar Ia menghembuskan nafas pelan, merasa sedikit lebih lega karena berhasil melarikan diri dari ruangan yang terasa menyesakkan dada.

Sebuah tangan melingkari pinggangnya, membuat Joanna terlonjak kaget. Ia hendak berbalik, namun sang pemilik tangan terlebih dahulu menahan tubuhnya agar tetap berada pada posisi membelakangi. Dengan sengaja sang pemilik tangan tersebut mendekatkan tubuh mereka kemudian meletakkan kepalanya di bahu Joanna.

"Tersenyumlah."

Bisikan lembut penuh penekanan tersebut menghentakkan Joanna. Ia tahu ... Ia tahu persis pemilik sang suara. Seketika amarah yang sedari tadi berusaha Ia tahan kembali terasa. Sebelah tangan Joanna bergerak, hendak menurunkan tangan pria itu, namun pria itu kembali menahannya. Pria itu menggeram.

"Oh sayang. Ada apa dengan dirimu?"

Pria tersebut menghembuskan nafas dilehernya kemudian memberikan ciuman di leher jenjangnya. Seulas senyum Joanna rasakan diberikan pria itu ketika mencium lehernya. Sialan. Tubuh Joanna menegang. Ia ingin marah ... Ia ingin marah ...

"Jangan sampai kau mengacaukan segalanya." Bisik pria tersebut kemudian dengan gerakan cepat Ia membalikkan tubuh Joanna, menghadapkan Joanna pada kedua mata tajam berwarna biru tersebut.

Sesaat

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Sesaat ... Selama sesaat Joanna menatap ke dalam mata biru tersebut dan mendapati tatapan menjijikan di dalam sana. Ada rasa sakit menikam dadanya namun seberusaha mungkin Joanna mencoba memasang wajah datar. Ia kembali mencoba menjauhkan tangan itu, merasa benar benar lelah, namun Ia kembali dikejutkan dengan beberapa orang yang sedang memandang ke arah mereka dengan senyum malu malu penuh keingintahuan.

Pria itu,Darren, Ia menyelipkan rambut Joanna ke belakang telinga kemudian berbisik,"Tersenyum dan bersikap sebagaimana seharusnya atau kau akan tahu akibatnya."

      Tubuh Darren menubruk tubuhnya, memeluknya bahkan mencium kepalanya berkali kali ketika kembang api dinyalakan dan melukiskan pemandangan indah di langit malam

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


Tubuh Darren menubruk tubuhnya, memeluknya bahkan mencium kepalanya berkali kali ketika kembang api dinyalakan dan melukiskan pemandangan indah di langit malam.

Beberapa orang di dekat mereka tersenyum kagum. Ada yang mengangkat kepala, memandang ke langit malam dengan mata berbinar binar, sementara dirinya, Ia bahkan tidak mampu melakukan apapun selain berdiam diri, membiarkan Darren dengan segala tipu muslihat membutakan mata setiap yang melihat.

"Happy birthday my beautiful wife. I love you." Ucap Darren melepaskan pelukannya, memandang ke dalam mata Joanna.

KALEIDOSCOPICOnde as histórias ganham vida. Descobre agora