(8B) INCARNATE

7.3K 576 29
                                    

****

"Perasaan ini harusnya tak perlu ada tapi kamu tiba-tiba datang dengan laku dan kata seolah kamu tidak sedang menyakiti siapa-siapa." - Unknown

***

Keluarga ini memang tidak pernah sempurna. Setelah kakaknya diculik dan ibunya tertangkap basah telah berbuat zinah dengan laki-laki lain, James merasa kekosongan dalam hidupnya.

Anak berusia tiga tahun itu hanya meneteskan air mata saat ayahnya memukulnya karena dendam akan pengkhianatan Ibunya. Tak salah memang mengingat kemiripan wajah James dengan Ibunya sehingga cara yang paling tepat adalah memukuli James habis-habisan sebagai pembalasan akan pengkhianatan Ibunya.

Jiwa dan hati ayah James seolah mati sejak saat itu. Ia kehilangan akal sehat dengan memukuli anak kandungnya sendiri. Ibunya sendiri dilempari batu bersama laki-laki itu seminggu setelah ketahuan berzinah kembali dengan laki-laki itu. Ayah James menolong Ibu walau kobaran amarah tergambar jelas dimata ayah James.

Berbekal senyum yang manis dan bungkukkan tubuh sebagai permohonan maaf, warga membakar selingkuhan ibu dan memilih meredam kebencian karena Ibu James sedang mengandung.

Hasil perjinahan itu membuat rumah tangga ini selalu dipenuhi pertengkaran baik pertengkaran antara suami istri maupun ayah dan anak. Derai air mata mengiringi setiap pertengkaran itu.

James memeluk ibunya setiap kali ayah memukulinya sampai meninggalkan rona memar ditubuh. Masih teringat dirinya akan sentuhan hangat Ibu yang sedang mengandung itu padanya. Elusan dan gumaman maaf terasa mencekik James. Ibu mengelus kepalanya dengan sayang sambil mencium James berkali-kali.

"Kelak, jagalah adikmu ini,James. Jangan sakiti dia sedikit pun. Dia membutuhkanmu. Lindungi dia dari kekerasan ayahmu dan masyarakat. Bagaimanapun dia adikmu." bisik Ibu saat James telah berbaring dikasur dan bersiap untuk tidur.

James mengangguk walau tak mengerti sepenuhnya akan perkataan itu.

Hentakan kaki mengejutkan James dan Ibu. Ayahnya sepertinya telah kembali. Mereka saling bertatapan dengan sorot mata yang takut. James meneteskan air mata sambil menggeleng saat Ibu hendak menghadapi ayah. Digengamnya tangan Ibu sambil memeluk Ibunya sementara itu Ibunya membawa James bersembunyi dikolong kasur.

Tangan dingin itu mengusap punggung James dengan kedua mata berkaca-kaca kemudian Ibu meletakkan tangan James diperutnya yang sudah membesar sambil tersenyum. Anggukan kepala Ibu disertai dengan kecupannya membuat James semakin takut.

James menggeleng sambil mencoba menahan kepergian Ibu namun dengan sekuat tenaga Ibu melangkah pergi. Tak banyak yang James ingat selain bisikan lirih Ibu sesaat sebelum mengunci pintu kamar.

"Ibu mencintai kalian."

Suara yang penuh ketakutan itulah yang terdengar oleh James untuk terakhir kalinya. Ia tidak lagi pernah mendengar suara indah itu lagi. Ibunya terbunuh begitu saja sewaktu rasa sakit mendera diperut. Adiknya lahir ditengah pertengkaran ayah dan ibu. Bahkan tak sampai Ibu mencium adiknya, Ibu telah mendapat tikaman pisau.

James tak mengingat kronologi kejadian itu lagi secara terperinci. Semuanya berlalu begitu cepat. Warga datang berbondong-bondong dan langsung menangkap ayahnya. Mereka berhasil menemukan keberadaan James. Mereka pun mengeluarkan James dan membawa pergi adik bayinya. James yang tak mengerti apapun hanya pasrah saat salah seorang nenek membawanya bermalam dirumahnya.

Adik. Adik bayi!

James mengejar mereka yang membawa adiknya namun Ia kalah cepat. Ia hanya bisa melihat mata hitam pekat itu diiringi dengan tangisan khas bayi yang kian lama kian menjauh.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now