(14) HERE,LOVE

7K 618 61
                                    

Playlist :  Our Time - Vanilla Acoustic

***

"Seandainya waktu bisa ku putar kembali, akan ku buat kisah kita lebih berarti dan tak ada kata untuk mengakhirinya." - unknown

***

Dentingan jarum jam terasa begitu lamban berdenting. Malam pun tak kunjung tiba padahal rasanya Yira sudah berada di café Yallas sejak pemuda bertopi hitam itu telah ganti shift dengan wanita muda berpakaian pink itu sejak beberapa jam lalu.

Beberapa orang mulai bersiap-siap pulang. Ada yang berjalan sambil berbincang-bincang dengan kekasih hati. Ada pula yang sedang bergandengan tangan sambil memanggil taxi. Yira memperhatikan itu dengan seksama dan tiba-tiba jantungnya teremas sakit. Ia juga menginginkan itu.

"Mbak. Maaf. Café sudah mau ditutup." Wanita berpakaian pink tadi mengusik lamunan Yira lagi. Yani namanya. Wanita itu melirik dua gelas capuccino yang tidak tersentuh oleh Yira tadi sambil tersenyum dengan sopan.

"Mbak bisa balik lagi besok. Maaf ya mbak."

Yira mengangguk mengerti. Ia bergegas membereskan barang-barangnya saat seseorang menabrak Yani hingga mengakibatkan barang-barang yang hendak disimpan Yira itu pun bercecer di lantai. Yira terkejut. Ia bergegas mengutip barang-barangnya dan menyimpannya ke dalam tas.

Yani terpaku saat melihat barang yang terjatuh itu. Ia tahu, tidak, ia sangat yakin dengan sosok di balik foto tersebut yang konon menjadi perbincangan hangat selama berbulan-bulan di negeri ini. Bahkan kini kisahnya masih saja menyimpan misteri.

"Ee... itu ..."

"Sorry. Gue duluan." Yira bergegas pergi tanpa menoleh. Yani menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu sambil mendengus. Kemudian tiba-tiba ia teringat dengan sesuatu. Yani bergegas memeriksa ponselnya dan menjadi merinding begitu mengingat tanggal hari ini.

Tangal empat belas bulan februari.

Tanggal misteri itu. Kecelakaan yang merenggut nyawa seorang laki-laki hebat, Dokter Yuda, Laki-laki yang memperoleh gelar S3 dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan berkat kecerdasan yang luar biasa.

Dan Yira adalah pacar dokter Yuda. Dan yang paling terpenting adalah hari ini pacar mendiang dokter Yuda datang memperingati kematian dokter Yuda tepat di seberang lokasi kematian dokter Yuda. Oh Gosh. Yani memukul pipinya dengan keras kemudian berlari meninggalkan café.

***

Yira berlari dengan kencang. Jantungnya berdegup kencang. Yira merasa jantungnya hampir meledak karena tertangkap basah menghabiskan hari untuk mengenang kematian laki-laki yang masih sangat dicintainya itu. Oh Tuhan! Kenapa Yira bisa begitu gegabah! Setiap gerak geriknya menjadi pusat perhatian dan semua ini bisa mengancam hidupnya dan keluarganya.

Yira memukul kepalanya sambil menangis terisak saat telah sampai di halte bus. Dadanya naik turun dan ia mulai putus asa. Tak sadar ia menyentuh pergelangan tangannya yang masih bengkak akibat perbuatan dia.

Dan Yira berkemungkinan besar mendapatkan kekasaran itu lagi nanti. Memikirkannya saja sudah membuat Yira mual. Bagaimana ini? Ia bahkan tidak berani pulang ke tempat yang disebut rumah itu. Yira takut jika dia akan membakar satu-satunya foto yang tersisa dari dokter Yuda.

Yira tidak bisa! Hanya ini satu-satunya foto peninggalan dokter Yuda. Selebihnya telah dibakar dia. Dasar laki-laki brengsek tidak berperasaan! Yira mengumpat ditengah tangis. Kemudian tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now