(13) RAIN

7.4K 564 45
                                    

****

Hujan mengguyur cukup deras di daerah utara kawasan tempat tinggal Dera. Dinginnya terasa menusuk tubuh Dera. Ia mengigil walau selimut sutra memeluk tubuhnya. Alih-alih menghangatkan tubuh, ia membuka jendela kamarnya sembari memejamkan kedua matanya, menikmati derasnya hujan.

Penikmat social media dikejutkan dengan berita pernikahan Rachel dan Trian yang akan dilaksanakan 18 Februari 2017. Berawal dari foto prewedding yang menjadi viral di instagram lantaran dipotret di Roma. Biaya yang hampir menelan 1 milliar untuk pemotretan tersebut membuat para netizen tiada henti berdecak kagum pada Rachel dan Trian. Sosok misterius yang tampan itu baru-baru ini diketahui merupakan keturunan kolongmerat dan .....

"Kak! Lo gila?!" Jira menutup saluran televisi tersebut kemudian melempar remote televisi tersebut dengan kesal. Ia berlalu menutup jendela kemudian menarik kakaknya agar menjauh dari jendela.

"Lo mau mati setelah pingsan minggu lalu? Kalau mau mati bukan gitu caranya! Bukan hanya demi cowok brengsek itu!" sambung Jira kesal setengah mati.

Dera tersenyum getir. Jantungnya terasa tertumbuk-tumbuk. Rasanya begitu sakit dan memilukan. Ia bahkan merasa sulit bernapas saat ini padahal ia lebih dahulu tahu akan rencana pernikahan itu.

Trian, sosok kekasihnya yang begitu tampan dan baik hati itu, memilih menelantarkannya akan sosok wanita yang lebih baik dari Dera. Dengan iming-iming mobil sport yang masih parkir di depan rumahnya, Trian mengatakan itu sebagai hadiah perpisahan mereka.

Kurang ajar memang laki-laki itu. Tidak. Brengsek. Laki-laki itu memang sangat brengsek. Bahkan setelah hubungan mereka yang telah begitu serius, laki-laki itu membuangnya seperti sampah.

Tetapi bukan itu yang membuat Dera merasa sesakit itu. Melainkan sesuatu yang baru ia ketahui dan hilang dalam waktu bersamaan pada minggu yang lalu yaitu anak mereka yang baru berusia tiga bulan dalam kandungan. Tak sadar bulir air mata jatuh membasahi pipi Dera lagi.

"Mbak!" Jira mulai geram dan tak habis pikir. Dera maklum sebab Jera masih belum tahu akan keponakannya itu. Sehingga selalu menganggap Dera terlalu bodoh karena cinta.

Jira meremas rambutnya sendiri kemudian meninggalkan Dera setelah membanting pintu kamar Dera. Dera mencoba. Demi apapun, ia mencoba untuk tidak menangis dan ingin menerima segalanya dengan hati yang terbuka tetapi ia tidak bisa. Memikirkan janinnya itu membuatnya merasa seperti pembunuh.

Anakku .....

Dera mengusap wajahnya sambil menyentuh perutnya. Tangannya bergetar. Jiwanya terusik akan bayangan anaknya yang akan terlahir jika saja ia berhati-hati lebih extra atau jika saja Trian tidak memutuskan hubungan mereka secara sepihak maka Dera akan .... Akan ....

Oh Tuhan!

Dera berteriak dalam hati. Air matanya jatuh lagi dan lagi bahkan kini isakan tangis mengiringi. Mengapa? Mengapa harus Dera yang mengalami ini? Mengapa .... Mengapa harus pada janin tidak bersalah itu yang menanggung perbuatan mereka? Mengapa?

***

"Kamu bilang kamu mau mempunyai pacar yang tampan?" tanya Trian pada suatu hari saat tahun baru berganti. Kebetulan Dera sedang berlibur di London sehingga bisa menghabiskan hari bersama Trian, sosok teman yang cukup populer sewaktu SMA.

"Siapa yang ngga mau?" Dera berujar lucu sembari menatap langit malam yang penuh dengan kembang api.

"Dan kaya?" tanya Trian. Dera tersenyum mendengarnya. Sementara itu Trian mendengus kesal. Ia berdecak sambil menggeleng.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now