(2C) IGNEOUS

12.7K 1K 74
                                    

****

Sonya terbangun dari tidurnya setelah merasakan guncangan lembut pada tubuhnya. Kedua matanya perlahan terbuka memandang Garendra. Sebelah tangannya mengusap lembut kepala Garendra lalu kembali menutup mata untuk tidur.

Rasanya Sonya butuh waktu semalaman untuk beristirahat menghilangkan rasa sakit di kepala akibat kehujanan tadi malam. Beruntung Sonya menemukan ojek setelah lima menit berlari di bawah derasnya hujan.

" Bunda, bangun!" teriak Garendra menguncang tubuh Sonya.

" Bunda masih ngantuk sayang. Bunda mau tidur." Tukas Sonya menutup wajahnya dengan selimut.

Garendra menggeram. Ia menarik selimut Sonya dengan sekuat tenaga lalu duduk di atas ranjang dengan kedua tangan terlipat diatas dada.

" Bunda bangun dong." Ucap Garendra dengan bibir mengerucut. Garendra mendengus kesal karena Sonya sama sekali menghiraukan Garendra.

Garendra memeluk tubuh Sonya sembari menyembunyikan kepalanya di lengan Sonya.Sonya membuka matanya, merasa aneh dengan sikap Garendra. Kepalanya menunduk, memandang Garendra dengan pipi kemerahan. Sonya menarik wajah Garendra menghadapnya dengan lembut. Kedua mata berkaca kaca Garendra membuat Sonya binggung.

" Garendra kenapa sayang?" Tanya Sonya mengecup puncak kepala Garendra.

Garendra menundukkan kepala ketika sudut matanya berair. Ia kembali memeluk Sonya dengan erat. Hal itu membuat Sonya semakin binggung. Kantuk yang sempat terasa hilang seketika. Sonya mengelus punggung Garendra dengan sayang.

" Garendra kenapa,hm? Ayo cerita sama Bunda." Ucap Sonya lembut.

" Ayah datang Bunda." Bisik Garendra membuat kedua mata Sonya mengerjap. Tak terasa jemari tangannya berhenti mengelus punggung Garendra seperkian detik.

Damar datang? Untuk apa?

" Garendra takut sama Ayah,bunda. Garendra enggak mau ikut pergi sama Ayah." Sambung Garendra membuat Sonya menghembuskan nafas pelan. Hatinya masih terasa sakit mendengar perkataan Garendra. Entah mengapa kata tersebut mampu menembus hati dan menancapkan luka baru.

" Kenapa sama Ayah sendiri takut sih?" Tanya Sonya berusaha menyenangkan Garendra.

Garendra masih tidak melepaskan Sonya ketika Sonya bangun. Alhasil Sonya mengendong Garendra menuruni anak tangga. Bagaimanapun Sonya harus melihat Damar sekarang bukan karena rindu melainkan rasa kesal dan marah pada Damar yang berani menginjakkan kaki di rumah orang tua Sonya. Persetan dengan penampilannya. Ia tidak suka Damar mengunjungi mereka.

Damar sedang duduk di sofa ruang tamu ketika Sonya menuruni anak tangga. Kedua mata Sonya bergerak, mencari tanda tanda kehadiran Bunda dan Dave di rumah. Sonya menghembuskan nafas lega karena Bunda ada di rumah. Setidaknya Damar tidak berani melukainya dan Garendra jika ada Bunda atau Dave.

" Mau apa kamu kemari?" Tanya Sonya tanpa basa basi.

Damar memandang Sonya dengan lekat. Kedua mata tajam itu meneliti Sonya dari atas hingga bawah dan berhenti ketika melihat Garendra dalam pelukan Sonya. Sonya menggerutu dalam hati. Ia membuang muka ketika Damar memandangnya.

" Mama minta aku gantiin dia ke pesta ulang tahun anak temannya karena mama enggak bisa pergi." Jawab Damar datar.

Kepalanya sempat menoleh, melihat Bunda sedang mengintip mereka. Seketika itu Sonya merasa muak dengan sikap Damar berpura pura sopan dihadapan Bunda.

" Terus untuk apa kamu kemari? Pestanya bukan disini. Jadi tolong keluar." ucap Sonya ketus.

" Memang bukan. Karena kamu masih istri aku, jadi mau tidak mau kamu harus ikut aku pergi sama Garendra. Acaranya siang nanti." Ucap Damar tenang.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now