(13C) RAIN

5.8K 589 57
                                    

****

"Kau selalu menerimaku namun hanya untuk membukakan pintu. Kau tidak pernah menunjukkan dimana seharusnya aku berada di dalam ruang hatimu." - unknown

***

Dera tidak kembali ke rumah. Pikirannya hanya terpaku pada satu tempat, panti asuhan. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Rasa sakitnya menjalar kemana-mana. Ia sulit bernapas dan air mata kembali tumpah. Perasaan apa ini? Seperti rasa sesal, sedih dan benci pada diri sendiri. Kemudian didorong dengan keinginan melihat bayi-bayi mungil yang bukan merupakan anaknya.

Langkah Dera tertahan ketika mendengar tangis bayi. Hatinya kembali terasa perih. Rasanya mulai menjalar. Tangis itu .... Seharusnya Dera bisa mendengar tangisan bayinya ...

"Baru beberapa bulan lalu kita temukan di jalan. Ternyata dia mengidap penyakit. Mengenaskan. Orang tuanya membuangnya tanpa identitas sama sekali. Kita memberinya nama Lione." kata Tire sambil tersenyum lirih.

Hati Dera tergerak dan kemudian dorongan itu kembali muncul seperti naluriah seorang ibu. Dera mengendong anak itu dan mencoba menenangkan tangisnya. Ajaib. Tangis anak itu lamban laun menghilang tetapi malah Dera yang menangis. Dera hampir kehilangan kontrol. Wajahnya memerah dan ia hampir terisak tidak wajar sebelum teringat akan posisinya saat ini.

Buru-buru Dera menyeka air matanya sambil tersenyum pada Tire.

"Sorry. Kok gue jadi nangis?" Dera mencoba bercanda tetapi rasanya begitu garing. Sementara itu Tire tersenyum membalas. Ia menepuk bahu Dera sambil membawa Dera berkeliling ke panti asuhan miliknya.

"Gue ngerti kok. Kalau lo jadi ibu suatu hari nanti, gue harap lo ngga seperti salah satu dari ibu-ibu brengsek di luar sana." Tire melanjut dengan penuh arti.

Dera memalingkan wajah sembari menyentuh jantungnya yang berdenyut. Tire hanya tidak tahu jika Dera merupakan salah satu dari mereka. Dan omong-omong, apakah Dera sanggup menjalani komitmen semacam itu lagi setelah dipermainkan Trian? Mungkin Dera tidak akan menikah lagi seumur hidupnya alias menjomblo.

"Hey. Kok melamun lagi? Gue lihat lo akhir-akhir ini aneh banget. Dan ... sejak kapan lo suka banget datang ke panti? Seingat gue lo paling malas datang ke panti dulu. Something bad happens?"

Panasnya uap kopi hangat menghangatkan wajah Dera. Dera mencium aromanya dengan rakus. Ia memutuskan untuk menutup bibir dengan rapat-rapat, berjaga-jaga jika ia bereaksi berlebihan seperti menangis. Maklum, kehilangan anak dan cinta pada waktu yang bersamaan membuatnya melankolis.

"Ck. I guess something bad happened. Cepat cari cowok baik-baik deh lo terus nikah dan punya anak. Jangan kaya gue ... mandul."

"Tapi setidaknya lo punya suami yang setia." balas Dera.

Tire tersenyum membalas sembari merangkul Dera. Mereka terdiam untuk waktu yang cukup lama tetapi rangkulan itu tidak terlepas sama sekali. Rintikan hujan mulai membasahi halaman belakang panti asuhan. Dinginnya menusuk tubuh. Kemudian mereka saling berpandangan dan tersenyum lirih. Pada detik itu keduanya tahu jika sesuatu tidak beres telah terjadi.

"Gue diselingkuhin suami." bisik Tire. Dera terkejut. Kedua matanya membesar. Dera kenal Gari, suami Tire yang setia minta ampun dan tahan dari semua godaan. Tetapi ternyata Gari mampu menyelingkuhi Tire yang begitu cantik.

Tire melepaskan diri sembari menyeka sudut matanya yang berair. Dia mencoba tertawa dan menghibur diri sendiri. Tetapi Dera tidak bisa melakukan apapun untuk menghibur Tire sebagai seorang sahabat. Kepalanya masih berkunang-kunang dan ia mulai berpikir .... Tire pantas sedih karena diselingkuhi atas komitmen yang telah terjalin.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now