(15A) NECESSITY

4.8K 716 97
                                    

****

"Sayangnya bagimu cintaku berada di balik senja, terang sejenak lalu perlahan tenggelam." - unknown

***

Seminggu kemudian ....

"Sayang, kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya papa saat mereka sedang menikmati secangkir teh di teras rumah. Dara tersenyum getir. Apakah ia benar-benar sudah yakin dengan keputusannya? Tanya Dara dalam hati

"Seandainya masih bisa dipertahankan, kenapa tidak kamu coba? Kasihan anak kamu, masih kecil dan butuh kasih sayang ayahnya juga." Mama menyambung. Kedua mata Dara berkaca-kaca. Rasanya ia ingin menangis lagi padahal sudah lima hari ia habiskan dengan hanya menangis saja. Seperti Dara masih tidak cukup menangisi nasib hidupnya.

Tapi apa hasilnya? Eka bahkan tidak datang sama sekali. Tolol, gumam Dara dalam hati.

"Mama...mama! Lihat William!" teriak William sambil melayangkan lipatan pesawat kertas.

Papa dan mama menatap Dara dengan penuh harap tetapi Dara tidak sanggup membalas tatapan itu. Oh. Andai papa dan mama tahu bagaimana sikap Eka yang sebenarnya, bagaimana Eka menghina-hina keluarga mereka yang sudah bangkrut itu, pasti papa dan mama tidak akan ngotot meminta Dara mempertahankan hubungan ini.

"Pikirkan perasaan William jika tidak melihat ayahnya datang di perlombaan besok. Anak kamu pasti akan sedih." lanjut mama sedih. Dara tertegun. Jantungnya bak berhenti berdegup. Mau tidak mau Dara harus membenarkan perkataan mama tapi persoalannya adalah .... Bahkan jika Dara mempertahankan hubungan ini, apakah Eka akan datang?

Tidak juga bukan? Laki-laki brengsek itu tidak pernah meluangkan waktu untuk anak dan istrinya lagi semenjak satu tahun yang lalu.

"Kamu bahkan masih memakai cincin nikahmu. Tolong pikirkan lagi sayang. Jangan kamu menyesal di kemudian hari." lanjut mama. Dara menyentuh cincin yang masih tersemat di jari manisnya itu dengan refleks. Jantungnya berdenyut sakit dan kedua mata Dara mulai berkaca-kaca. Cincin yang tersemat di jarinya pada kala itu adalah karena cinta dan kini ternodai karena pengkhianatan.

Bodoh. Kenapa Dara lupa mengembalikan cincin nikah ini? Dara menarik napas kuat sambil menyeka matanya dan menarik cincin nikah tersebut untuk disimpan di saku celana.

"Sayang, kamu ..."

"Tidak,ma. Keputusan Dara sudah bulat. Mulai saat ini hanya ada kita tanpa dia." putus Dara kemudian berlari mengejar William dan bermain bersama putra satu-satunya itu. Tuhan, semoga ini adalah satu-satunya jalan yang tepat karena lebih baik mati daripada dimadu dan tinggal bersama anak dari hasil perselingkuhan.

***

Keesokan harinya sekolah Pelita Cinta mulai ramai dengan kehadiran para orang tua. Sebenarnya perlombaan yang diadakan hari ini begitu sederhana yaitu lomba lari tetapi para orang tua tetap hadir menyemangati anak-anaknya.

Dara memberi pelukan hangat pada William sebelum William bergabung dengan teman-temannya. Dara tidak bisa menyangkal jika ia merasa sedih karena William beberapa kali dalam setiap kesempatan menanyakan keberadaan Eka seperti

Papa mana, ma?

Papa udah ngga sayang sama Liam ya?

Bagaimana bisa Dara mengatakan jika Eka tidak peduli dengan anaknya sendiri? Bagaimana sanggup Dara mengatakan jika Eka tidak mencintai mereka lagi kepada anaknya?

"Suaminya lagi sibuk ya?" tanya seorang wanita berpakaian serba pink di samping Dara.

Dara tertegun. Tetapi dengan segera otaknya menanggapi.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now