****
"Andai kamu tahu bagaimana rasanya mencintai dalam diam. ibarat tenggelam namun tetap hidup." - unknown
***
"Kamu sudah sadar,sayang? Apakah kamu merasa ada yang sakit? Apakah ada sesuatu yang terasa aneh?" tanya Galang begitu Gina membuka kedua matanya.
Hal itu sontak membuat Gina menyergit. Ia menggerakkan kepalanya menatap sekeliling sambil meringis sakit pada bagian tubuh dan kepalanya.
"Aku ... aku ada apa?" tanya Gina
Sorot mata Galang menjadi teduh. Ia mengusap wajah istrinya sambil mengecupnya kemudian mengengam tangan itu dengan erat, seolah takut kehilangannya lagi.
"Aku ada apa,lang? Anak-anak mana?" tanya Gina khawatir
"Anak-anak lagi bersama Kenya. Kamu tenang saja ya. Yang kamu butuhkan saat ini hanya istirahat yang cukup. Jangan berpikir terlalu banyak." bisik lembut Galang
"Galang, aku ada apa?" tanya Gina serius. Ia mengoncang tangan Galang walau dengan gerakan yang begitu lamban. Galang menghembuskan napas pelan, menahan gejolak untuk memberi tahu saat ketidaktegaan menyelimuti karena wajah memelas Gina.
"Kamu baru saja kecelakaan dan tidak sadarkan diri selama dua hari. Anak-anak dalam keadaan sehat. Ada Kenya di sana menjaga anak-anak. Kamu sama sekali tidak perlu khawatir. Kenya memang bisa dikatakan hampir tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, tapi dia sayang dengan anak-anak. Dia bahkan memberi Giselle asi." Jelas Galang membuat Gina tertegun.
Kedua mata Gina membulat tidak percaya. Ia membiarkan Galang mengelus wajahnya sementara itu ia masih sibuk memikirkan masalah asi itu. Kenya memberikan asi pada Giselle? Bagaimana mungkin wanita itu melakukannya? Dan ... dan mengapa Galang selalu menyebutkan nama Kenya dalam setiap percakapan mereka?
"Kenya benar. Kamu akan baik-baik saja. Terima kasih,Gin. Terima kasih sudah berjuang untuk sadar. Aku bersumpah tidak akan membiarkanmu menyetir lagi. Kamu membuatku hampir mati karena gila!" gumam Galang sambil bergedik ngeri, tidak menyadari raut wajah Gina yang telah berubah.
Itu kan. Lagi-lagi nama wanita itu.
"Kenya menginap?" tanya Gina
Galang mengangguk. Ia mengulurkan tangan mengambil segelas air mineral kemudian menyuapi Gina dengan hati-hati. Sorot matanya begitu menyiratkan kerinduan, kelegaan dan kecintaan yang luar biasa. Namun itu saja tidak cukup. Gina cemburu. Selalu saja ada nama Kenya terselip dalam pembicaraan mereka baik sejak dulu hingga sekarang.
"I don't know where to go. Cuma dia satu-satunya orang yang terlintas dalam benakku saat tahu kalian kecelakaan. She's just like ... home. Syukur ada Kenya menjaga anak-anak kita. She's really such a good bestfriend." tukas Galang tersenyum tipis
Gina tidak bisa tersenyum. Sungguh. Entah mengapa hatinya terasa sesak, namun senyum suaminya itu memang menular, membuat Gina mau tak mau tersenyum tipis, walau raut penuh kecemburuan itu tidak dapat Gina samarkan dengan senyuman itu.
"Kenapa ngga manggil mom dan dad saja? Atau mama dan papa kamu?" tanya Gina
Galang menahan senyum. Ia mengusap bekas jahitan di kepala Gina kemudian menunduk, mencium bekas luka itu. Gina meleleh dalam kecemburuannya. Sial. Laki-laki ini begitu pandai mengaduk perasaannya dan malah bersikap romantis di waktu dan tempat yang tidak cocok.
ESTÀS LLEGINT
KALEIDOSCOPIC
Literatura romànticaVina tidak pernah menyangka perkataannya tentang laki-laki idaman semasa remaja benar-benar terjadi padanya. Dia mendapatkan laki-laki yang sangat bertolak belakang dari tipe idamannya kini. Dama, laki-laki perusuh, yang kini telah berubah seratus d...