(20D) BE WITH YOU

Mulai dari awal
                                    

"Sis. Lo udah boleh bikin script movie deh! Khayalan lo tinggi amat!" aku sudah tidak sanggup mendengar perkataan Siska yang tidak jauh-jauh dari Adam. Yang adanya aku semakin memikirkan Adam. Bukan melupakannya. Hmm..

Kulangkahkan kakiku meninggalkan kantin. Siska membuntutiku tanpa berhenti memanggil namaku. Aku menghentikan langkahku lalu memutar tubuhku menatap Siska dengan kesal. Okay. It's time to stop her to mention his name again

Aku baru akan menyuarakan isi hatiku ketika Siska menyerahkan kopi yang lupa kuambil tadi padaku. Huh? Lihat saja. Aku masih terlalu sibuk melupakan Adam disini sementara laki-laki itu mungkin telah kembali merencanakan pernikahannya lagi disana

"Apapun keputusan yang lo ambil, jangan pernah melupakan diri lo sendiri. Lo deserve to be happy even if it's not with him. Lo tahu kan? Cowok nggak cuma satu di dunia? Tapi nggak semua bisa bikin lo se-happy yang gue liat selama akhir-akhir ini. So, what I want to say is I will always support you. Meski gue fans berat Adam and Maureen couple, gue rela lo bareng dengan Adam. Always," Siska mengatakannya dengan sangat tulus sampai-sampai kedua mataku perih. Aku speechless hingga Siska menepuk bahuku. Siska tertawa tulus sebelum berjalan meninggalkanku yang terpaku di depan kantin kantor

***

Dua minggu telah berlalu. Adam tidak menghubungiku sama sekali selama itu. Aku juga tidak menemukan batang hidungnya di area kantor lagi. Kendati demikian, aku berusaha bersikap cool di hadapan Siska meski aku mempertanyakan hal tersebut dengan frustasi dalam hatiku. Well. It's time for me to wake up. Aku menepuk pipiku cukup keras sambil menarik napas kuat untuk mengawali minggu ketiga tanpa Adam (di duniaku).

Siska menepuk bahuku begitu aku menempelkan bokongku di kursi kantor.

"Jen. Lo ikut nggak farewell Adam hari ini?" tanya Siska penasaran

Sebenarnya aku terkejut sama sekali namun aku menyamarkannya dengan gelengan kepala. Farewell? Apakah Adam telah menemukan penggantinya di kantor secepat itu? Aku membasahi sedikit bibirku sambil membalas,"nggak penting banget sih,"

"Adam undang semua orang yang mau pergi. Temani gue dong? Plissss!"

"Gila lo? Mau ditaruh dimana muka gue klo gue ikut?"

"Yaelah. Mungkin ini kesempatan terakhir lo ketemu Adam. Lo mau menyia-nyiakannya begitu aja?"

"...."

"Banyak yang bilang kalau Adam nggak bakal tinggal lagi di Indo. Jen.. Ini bukan lagi waktunya lo memikirkan muka lo. Ini satu-satunya kesempatan lo untuk ucapkan selamat tinggal yang proper untuk Adam,"

Aku termanggu. Adam akan meninggalkan Indonesia? Aku merasa sedih seketika. Beban di hatiku semakin berat saja. Aku masih tidak bisa mempercayai pendengaranku. Namun di sisi lain, aku mencoba menguatkan hatiku. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa kuhindari. Selain itu, hubungan kami telah berakhir. Untuk apa aku mengucapkan selamat tinggal lagi dengan Adam? Laki-laki itu telah meninggalkanku dan 'menguburku' into shameless life without say sorry even once

Aku menarik napas kuat sambil membalas,"Gue adalah orang terakhir yang ingin dia temui. Sis. Can you please stop mention his name? Kita udah hidup masing-masing. There is no point to say a proper goodbye. We did it,Sis. We did it last time. That's the real ending,"

"Jen!" Siska menggeram. Sahabatku itu menarik ujung pakaianku sambil menatapku dengan tajam,"Masih belum telat untuk mengubah pikiran lo,"

KALEIDOSCOPICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang