#INTERMEZO

455 59 13
                                    

Dua bulan berlalu begitu saja, meninggalkan kisah lalu yang terus berganti dengan kisah-kisah yang baru. Namun beberapa orang masih terjebak dengan kisah lalu yang begitu pelik, salah satunya adalah Myungsoo.

Kini, pria yang tampak mengerikan itu tengah terduduk di depan kantor pengadilan dengan hampa. Tatapan pria tersebut begitu kosong, mencerminkan keadaan hatinya dengan kentara.

"Kei!" Myungsoo menegakkan bahu saat Kei keluar dari kantor pengadilan. "Kumohon jangan lakukan ini!"

"Keputusan sidang sudah keluar, Oppa. Sekarang kita sudah resmi bercerai."

"AKU TIDAK MENERIMA INI, KEI. TIDAK!" Myungsoo berteriak frustasi, membuat beberapa orang menoleh ---melihat apa yang terjadi. "Aku sungguh mencintaimu, Kei-ya. Jangan lakukan ini."

Myungsoo meluruh di atas ubin, memohon ampun pada Kei entah yang ke berapa kalinya sejak dua bulan terakhir. Ia sudah mengupayakan berbagai cara agar sidang cerai mereka tidak berlangsung, tetapi semua sia-sia.

Myungsoo lelah, tetapi hatinya mati apabila Kei benar-benar pergi. Myungsoo kehilangan arah, tak memiliki tujuan hidup lagi. Bahkan, Myungsoo meninggalkan Dain dengan cara paling kejam yang pernah ia lakukan. Itu karena Kei, demi Kei. Namun kembali lagi, semua sia-sia.

"Berdirilah, Oppa. Hiduplah dengan baik dan jangan lagi menemuiku sebelum kau menata kembali hidupmu," ucap Kei sebelum benar-benar meninggalkan Myungsoo yang hancur berkeping-keping.

*

Sementara keluarga Kim sudah benar-benar hancur, keluarga Bhuwakul tengah bahagia dengan kehamilan Sujeong yang sudah memasuki usia tiga bulan. Memang beberapa masalah belum terselesaikan, tetapi selagi keduanya tetap saling berpegang, semua baik-baik saja.

"Jeong, kenapa kau sangat keras kepala?" Bambam duduk di sudut ranjang sambil memperhatikan Sujeong yang tengah merias diri di meja rias.

"Bukan aku yang keras kepala, tapi kau yang over protectiv, Bam!"

"Sujeong!" desis Bambam.

Sujeong menoleh. "Bambam!" ucapnya, meniru nada Bambam saat memanggil namanya.

Bambam menghela napas. Berdiri dengan kasar dan menghampiri Sujeong. "Ke sini!" Bambam mengarahkan wajah Sujeong ke hadapannya, lantas mengambil tissue basah dan menghapus make-up di wajah Sujeong.

"BAMBAM!" teriak Sujeong murka. Tapi Bambam tak peduli.

"Diam di rumah!" decak Bambam setelah menyimpan tissuenya dengan kasar.

Sujeong mempoutkan bibir, menatap Bambam kesal. Tapi tiba-tiba ciut saat tatapan tajam Bambam tak juga meneduh. Ia tahu Bambam kali ini benar-benar marah.

"Ya sudah, aku tidak akan ke toko." Sujeong menundukkan kepala, memilin jarinya di depan perut.

"Kau janji?" Suara Bambam melunak kali ini.

"Iya."

"Kau marah?"

Sujeong menggeleng.

"Kau kesal?"

Sujeong mengangguk seperti anak kecil.

"Kau ingin kucium?"

"TIDAK!" pekik Sujeong segera. "Kau tahu, aku alergi bersentuhan secara intim denganmu akhir-akhir ini!"

Bambam terkekeh pelan. "Hm, sampai kapan alergimu itu selesai?" desah Bambam pelan. "Ya sudah. Kita makan, ya?" ucap Bambam, berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Sujeong.

"Makan di luar?"

"Ya." Bambam tersenyum.

"GENDOOONGGG!" Manjanya Sujeong kumat.

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon