10. (Jeon Fam) Cinta Pertama

313 66 10
                                    

Yein duduk di depan ruangan ibunya seraya menatap ubin dengan tatapan nanar. Yein tidak bergerak barang sedikit sejak ia sampai di sana sepuluh menit lalu.

Perasaan Yein terlalu kacau, bahkan hanya untuk merasakan dinginnya malam. Sampai seseorang duduk di sampingnya, menyampirkan sebuah mantel berwarna mocca.

"Lebih baik kau pulang, besok pagi aku akan mengantarmu lagi ke sini," ucap Jungkook.

Yein hanya menatap Jungkook sekilas, kemudian kembali menatap ubin. Ada banyak hal yang ingin Yein sampaikan pada Jungkook, hal yang membuatnya tak ingin lama-lama meninggalkan rumah sakit. Tapi Yein tak bisa menceritakannya saat ia sendiri sedang marah pada lelaki itu. Jadi yang dilakukan Yein hanyalah diam, memendam ketakutannya sendiri.

"Yein-a, ayo pulang!" ujar Jungkook lagi setelah selang beberapa menit.

"Kau pulanglah sendiri, aku akan di sini," balas Yein datar, tak mau menatap Jungkook.

"Yein-a, kau tahu bahwa sekarang kau sedang mengandung. Kau juga harus memikirkan anak kita. Kau tidak bisa seperti ini..."

"Lalu apa?" tanya Yein tajam. "Apa kau juga memikirkan anak kita saat kau lebih membela wanita itu?"

"Aku tidak membelanya. Hanya saja sikapmu yang terlalu berlebihan saat itu."

Yein memejamkan mata sejanak. "Terserah, Kook. Terserah apapun katamu, kau tidak akan pernah mengerti!" balas Yein, lalu berdiri meninggalkan Jungkook.

"Kau mau ke mana?" tanya Jungkook, berjalan cepat menyusul Yein.

"Menurutmu ke mana?" sentak Yein tanpa ingin menoleh.

"Jangan kekanakkan, In! Kau sedang mengandung!"

"Aku tahu," balas Yein.

"Jika kau tahu, bersikaplah lebih dewasa, pikirkan anakmu juga! Ini sudah malam."

Yein berhenti mendadak, kemudian menatap Jungkook kesal. "Aku memang kekanakkan, Kook. Aku tahu itu. Aku hanya ingin ke toilet!" sentak Yein yang lalu kembali meninggalkan Jungkook yang bergeming.

***

Yein menyandarkan kepala ke kaca mobil, menatap sepanjang jalanan kota Seoul yang mereka lewati. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Yein mau pun bibir Jungkook yang tengah menyetir, untuk mencairkan kebekuan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya mobil berhenti di depan pekarangan rumah pun, masih tidak ada yang membuka suara.

Yein masuk lebih dulu ke dalam rumah. Mencuci muka dan berganti pakaian sebelum akhirnya bergelung di bawah selimut. Pinggangnya terasa sakit, kaki pegal-pegal, dan kepala terasa pening.

"In, bangunlah dulu sebentar."

Yein yang baru saja menutup mata, dengan terpaksa harus membuka matanya saat Jungkook memanggil. Dilihatnya lelaki itu berdiri sambil memegang gelas berisi susu.

"Kau belum meminum susumu," ucap Jungkook.

Yein bangkit, mengambil susu di tangan Jungkook dan meminumnya secepat yang ia bisa. Kemudian kembali membaringkan tubuh tanpa sepatah kata pun keluar untuk Jungkook setelah meletakkan gelas bekasnya di atas nakas. Rupanya Yein masih enggan bicara pada Jungkook.

Jungkook sendiri memilih untuk ikut berbaring di sisi Yein setelahnya. Lelaki Jeon itu menatap Yein yang tertidur memunggungi dirinya. Ada sedikit rasa sesal, tapi juga Yein memang keterlaluan karena bersikap buruk pada Soehyun.

"In," gumam Jungkook, menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah istrinya. "Maaf jika aku kasar padamu. Aku hanya kesal."

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusWhere stories live. Discover now