1. (Bhuwakul fam) Keributan di Pagi Hari

409 60 14
                                    

Jangan tengok mulmed! Jangan!

Rate 17+

Harap jangan baca sendirian jika kalian tidak ingin terkena heart attack.






































































































"Bambaaam! Di mana minyak wangiku?"

Teriakkan itu berasal dari Sujeong yang saat ini tengah uring-uringan mengobrak-abrik meja rias, mencari minyak wangi yang biasa ia pakai. Ia sudah berpakaian rapi dengan rambut digerai minus makeup. Sedangkan laki-laki yang ia teriakki, masih bergelung dengan selimut tebal di atas ranjang.

"Aku menyimpannya di laci nakas!" balas Bambam dengan suara serak dan mata yang enggan terbuka.

Sujeong mencari di tempat yang Bambam sebutkan. Setelah menemukannya, ia mengambil botol minyak wangi itu dan menyimpannya kembali di meja rias setelah memakainya. Sesekali ia menggerutu. Bambam memang benar-benar jorok dan menyebalkan. Ia selalu saja menyimpan barang-barang di tempat yang bukan asalnya.

Beberapa waktu kemudian, terdengar lagi teriakkan. Masih di depan meja rias.

"Bambaaam! Lipstikku disimpan di mana?"

Tidak ada jawaban. Sujeong menengok ke belakang. Oh, suaminya ngorok lagi.

"Bangun! Di mana kausimpan lipstikku?" Sujeong menggoyang-goyangkan tubuh Bambam, berharap dengan hal itu Bambam akan bangun dan bergegas mandi setelah menunjukkan di mana lipstiknya. Namun, kenyataan tidak sebaik ekspetasi. Nyatanya, Bambam yang lebih mencintai bantal daripada nyawa, masih menutup matanya.

"Kenapa bertanya padaku? Memangnya aku memakainya?" Bambam mengeratkan pelukan pada bantal guling.

"Yak! Kalau kaulupa, semalam kita bermain hago, dan yang kalah harus dicoret menggunakan lipstik merah! Kau yang terakhir menang dan menggunakannya untuk mencoret wajahku."

"Aku lupa. Aku tidak ingat." gumam Bambam pelan, sangat pelan karena ia kembali terjatuh ke alam mimpi.

Sujeong mendengkus kesal. Dengan emosi yang sudah memuncak, ia naik ke atas ranjang, kemudian duduk dengan sekali hentakkan di punggung Bambam. Biarkan. Biar Bambam tahu rasa!

"Bangun atau aku akan membunuhmu, ha?" desis Sujeong. Ia bahkan tak segan-segan menjambak-jambak rambut Bambam. Jangan tanya kenapa Sujeong berani melakukan itu. Mereka sudah bersahabat sejak di Universitas, berpacaran selama dua tahun setelah lulus, kemudian menikah, jadi tidak canggung lagi.

Di bawah, Bambam sudah gelagapan mendapat serangan Sujeong. "Yak! Yak! Jeong, turun! Aku akan benar-benar mati!" teriak Bambam sesak napas.

Sujeong tersenyum puas. Mencubit pipi Bambam keras-keras, kemudian turun dengan wajah congkak.

"Di mana lipstikku?" tanya Sujeong lagi. Kini Bambam sudah terduduk dan memasang wajah merengut. Lucu.

"Aku tidak ingat. Bukankah biasanya kau yang selalu merapikan bekas bermain kita?" tanya Bambam balik.

Sujeong menatap tajam. "Kalau kaulupa, sebelum sempat aku merapikan bekas bermain kita, kau sudah terlebih dahulu menarikku ke atas ranjang dan melakukan permainan lain, Tuan Kunpimook Bhuwakul!" balas Sujeong sarkas.

"Benarkah?" Bambam menggaruk kepala, kemudian menguap. Tapi...

Pletak!

Sebuah pukulan yang sangat manis mendarat di kepalanya. Kepala tampan yang dipuja-puji wanita di luaran sana, namun senantiasa menjadi sasaran empuk kekerasan satu-satunya wanita yang sialnya adalah istri Bambam sendiri.

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusWhere stories live. Discover now