4. (Kim Fam) Cinta adalah Percaya

225 44 14
                                    

Setetes air mata Kei meluruh. Dengan hati yang amat terluka, Kei mendongak, menatap mata Myungsoo yang basah.

"Tinggalkan wanita itu."

Myungsoo mematung dengan mata membulat yang kalut. Kei tahu ia egois. Tapi ia lebih berhak atas Myungsoo karena lelaki itu adalah suami sahnya. Sudah sepantasnya Kei melakukan itu, karena apa yang Myungsoo jalani dengan wanita yang tidak ia ketahui namanya itu salah. Jika Kei membiarkannya, sama saja Kei membiarkan suaminya terjerumus hal-hal yang tidak seharusnya. Kei sendiri tahu bahwa ini akan menyakitinya. Rumah tangga yang dulu manis juga akan mulai berbeda sejak pengkhianatan ini terungkap. Tapi tak apa. Kei akan bertahan, selama yang ia bisa. Kei akan memberikan kesempatan meski terluka.

Kei tersenyum kecut, menyelami mata Myungsoo yang tak bisa ia tembus sempurna.

"Kau tahu Oppa, kenapa aku mau menikah denganmu waktu itu?" gumam Kei. Kini wanita itu mengalihkan pandangan, menatap lurus jendela yang tertutup horden. "Karena aku mempercayaimu. Aku percaya kau bisa menjagaku, aku percaya kau mampu melindungiku, dan aku percaya kau tidak akan menyakitiku."

Kei berhenti berbicara, kemudian menatap Myungsoo kembali, yang kini tengah menunduk lesu.

"Seyakin itu aku mempercayakan hatiku untukmu, Oppa." Kei menyeka sisa-sisa air mata di pipinya, kemudian lagi-lagi tersenyum. Senyuman yang sama sekali tak sampai ke matanya. "Tapi kau tidak mempercayakan hatimu padaku. Kau lebih percaya kebahagiaanmu ada pada wanita lain."

Suara Kei bergetar. Lagi-lagi ia tak sanggup untuk tak meneteskan air matanya. "...dan kau tahu, Oppa. Itu sangat menyakitiku." Kei terisak lagi, membuat Myungsoo kembali memeluknya dengan erat.

"Kau tahu betapa aku bersyukur saat kau masih berada di sisiku bahkan saat pernikahan kita yang ke tiga tahun aku tak juga mengandung?" ucap Kei di sela isakannya. "Saat itu kupikir, ikatan di antara kita amatlah kuat. Tapi..." Tenggorokan Kei tersekat salivanya sendiri.

"Hentikan itu, Kei-ya. Hentikan."

"Tidak." Kei menggeleng kuat-kuat. "Oppa, tak bisakah kau pikirkan lagi semuanya? Aku, janji kita di hadapan Tuhan, dan anak kita yang tidak sempat untuk melihat dunia?"

"Aku akan di sini, Sayang. Aku akan terus di sampingmu. Jangan lagi katakan hal-hal yang menyakitimu. Maafkan aku."

"Satu kali, Oppa. Satu kali," isak Kei. "Aku akan memberi kita kesempatan. Kumohon, hatiku sudah cukup hancur. Jangan hancurkan untuk yang ke sekian kalinya. Berpeganglah pada janji kita."

Myungsoo mengangguk beberapa kali. Dikecupnya puncak kepala Kei dan menghirup aroma istri yang begitu tulus padanya.

"Percayalah, aku akan menyelesaikan semuanya," bisik Myungsoo.

***

"Aku bosan berdiam diri di sini, Oppa."

Myungsoo baru saja datang ke kamar inap Kei setelah pulang untuk mengambil beberapa pakaian. Ia lantas mendekat pada wanita itu dan duduk di sisinya.

"Kau bahkan baru di sini semalam," balas Myungsoo, mengelus pipi kanan Kei dengan ibu jarinya.

"Itulah sebabnya. Aku belum terbiasa di sini, Oppa."

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusWhere stories live. Discover now