5. (Jeon Fam) Meminta Maaf untuk Mengulang Kesalahan

334 70 8
                                    

"Kenapa harus dia? Alasan kau telat menjemputku?"

Yein berdiri saat Jungkook terdiam tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Ia menatap Jungkook nyalang, dan disodorkannya layar ponsel milik lelaki itu ke hadapannya.

"Kau telat menjemputku karena pergi dengan sahabat-mu ini, hm?" tanya Yein dengan penekanan di kata 'sahabat'.

"Yein-a..."

"Kau brengsek!" maki Yein seraya melempar ponsel di tangannya ke dada Jungkook. Beruntung Jungkook segera menyambar ponsel itu sebelum terjatuh.

"In, maafkan aku. Aku tidak bermaksud," tukas Jungkook yang lantas berdiri hendak merengkuh Yein, tetapi wanita itu segera mengelak.

"Kau berbohong, Kook! Apanya yang tidak bermaksud?" tekan Yein.

Jungkook melengos bingung seraya mengacak rambutnya frustasi. "Sayang, duduklah dulu. Aku akan menjelaskannya perlahan," ucap Jungkook lembut, bahkan ia sedikit membungkuk dengan tatapan sendunya.

"Jelaskan apa, Kook? Sudah jelas kau berbohong!" tuding Yein dingin. "Kau hanya akan menjelaskannya dengan kebohongan kebohongan yang lain. Begitu, kan?"

"Hei, tidak seperti itu. Kenapa kau berpikiran buruk? Ayolah, Sayang. Duduk dulu."

"Tidak. Pergilah kembali dengan Soehyun-mu itu. Seharusnya tadi jangan jemput aku sekalian!" sinis Yein, menatap mata Jungkook tajam.

"YEIN!"

Yein berjengit saat suara keras Jungkook memenuhi indera pendengarannya. Ia sampai mundur beberapa langkah dengan jantung yang berdenyut nyeri.

Jungkook? Pria yang berdiri di hadapanku ini Jungkook, kan? Dia berteriak padaku? Dia membentakku? Yein menggelengkan kepalanya pelan. Ia syok bukan main.

Sedangkan itu, Jungkook yang menyadari barusan suaranya meninggi, juga terkejut. Segera ia berjalan menggapai Yein yang berjalan mundur dengan mata membulatnya.

"Yein-a, maaf," gumamnya pelan kemudian.

"Kau membentakku, Kook. Barusan kau berteriak padaku," lirih Yein tak percaya.

Jungkook bingung. Ia benar-benar lepas kendali barusan. Seharusnya Jungkook tidak pernah berteriak di hadapan Yein. Seharusnya Jungkook memperlakukan Yein dengan baik. Seharusnya Jungkook tidak pernah membuat Yein sedih. Seharusnya Jungkook menjaga emosi Yein.

"Yein-a!" panggil Jungkook saat Yein berlari meninggalkannya.

"Kau mau ke mana, hm?" tanya Jungkook saat ia berhasil meraih tangan Yein tepat di depan pintu keluar. "Maafkan aku," lanjutnya lirih.

Alih-alih menjawab Jungkook, Yein malah berontak dari genggaman Jungkook. Tapi Jungkook jelas tidak akan melepaskan Yein. Segera ia menutup pintu dan menguncinya.

"Lepaskan! Aku ingin pulang ke rumah Appa, Kook!" teriak Yein histeris. Air mata wanita itu meluruh membasahi pipinya.

Jungkook mendekap Yein erat-erat, tak peduli meskipun Yein berontak dan terus memukuli dadanya.

"Lepas, Kook! Jangan memelukku! Kau jahat! Aku membencimu, Kook! Aku membencimu! Hiks..."

"Yein-a, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Maaf karena berbohong, maaf karena aku lost control membentakmu. Tapi kumohon berhentilah. Di luar hujan dan ini tengah malam," ucap Jungkook lembut seraya tetap memeluk Yein dan mengusap kepala wanita itu sayang. "Kau boleh memaki atau melakukan apapun padaku, tapi jangan pergi di saat seperti ini. Kau adalah tanggung jawabku."

Yein hanya masih terisak tanpa perlawanan berarti sekarang. Ia sudah cukup lelah, dan lagi ia tak memiliki tenaga karena perutnya belum terisi makanan sama sekali.

"Aku tidak akan keluar," balas Yein akhirnya. "Lepaskan aku, aku ingin tidur sekarang."

Jungkook berpikir sejenak. Tapi pada akhirnya, ia melepaskan Yein dari dekapannya. Tanpa mau melirik Jungkook, Yein berlalu begitu saja meninggalkan Jungkook menuju kamar. Jungkook sendiri memilih untuk membiarkan Yein sendiri dulu kali ini. Toh, Yein seperti itu juga karena kesalahannya.

***

Sudah satu jam berlalu, Jungkook masih duduk di meja makan. Ia tidak yakin Yein sudah tertidur atau belum. Tidak ada keberanian untuknya melihat Yein. Bukan ia takut pada Yein, tapi air mata wanita itu sungguh menyakitinya. Jungkook tidak bisa melihat Yein menangis, apalagi itu karena dirinya.

Jungkook melihat ponselnya dengan frustasi. Ia tidak menyangka bahwa Soehyun akan mengiriminya pesan seperti itu. Yah, Jungkook pikir seharusnya berterimakasih secara langsung saja sudah cukup, tidak perlu mengirim pesan hanya untuk mengucapkan terimakasih dan menjelaskan terimakasih untuk apa sehingga menyebabkan kesalah pahaman antara dirinya dengan Yein.

Namun, ini bukan sepenuhnya kesalahan Soehyun juga. Seandainya Jungkook jujur pada Yein sejak awal, mungkin wanita itu tidak akan terlalu kecewa. Tapi sungguh, Jungkook hanya tidak ingin Yein marah saat itu, makanya ia berbohong. Lagi pula, Jungkook mengantar Soehyun juga karena tak sengaja bertemu di jalan. Kebetulan mobil Soehyun mogok dan Soehyun terburu-buru menghadiri sebuah pertemuan.

Jungkook mendongak saat suara langkah kaki terdengar dekat dan semakin dekat. Ternyata Yein. Wanita itu berjalan pelan, dan terlihat terhenyak saat menemukan Jungkook.

"Sayang, kau mau apa?" Jungkook segera berdiri menghampiri Yein.

"Aku... aku hanya..."

"Hm?" Jungkook menatap Yein dengan alis terangkat. Semburat merah menghiasi wajah istrinya itu. "Apa kau..."

"Ya, aku lapar."

Jungkook terkekeh kecil seraya menepuk-nepuk sayang puncak kepala Yein.

"Ya sudah, duduk di sini. Aku akan memanaskan kembali japchae-nya." Jungkook sudah mengambil mangkuk berisi japchae yang sejak tadi disimpan di meja, tetapi Yein segera merebut mangkuk itu sebelum Jungkook membawanya.

"Aku tidak bisa menunggu lagi. Aku lapar," gumam Yein ketus yang kemudian melahap japchae tersebut. Jungkook hanya tersenyum kecil menyaksikan Yein makan dengan baik.

"Jangan menatapku seperti itu! Aku jelek saat mengunyah!" ucap Yein galak karena risih terus diperhatikan Jungkook.

Jungkook hanya menanggapi dengan senyuman kecilnya. Tak apa baginya Yein marah dan galak seperti biasa, asal wanita itu tidak menangis dan bersedih.

"Kau sudah kenyang?" tanya Jungkook seraya menyodorkan segelas air minum setelah Yein menghabiskan seluruh japchae di mangkuk itu.

Yein tak menjawab pertanyaan Jungkook. Alih-alih menjawab, ia malah merebut gelas di tangan Jungkook dengan kasar kemudian meminum airnya hingga tandas.

"Apa ini artinya, kau sudah mau bicara denganku?" Jungkook tanya.

"Bukankah sejak tadi aku juga bicara denganmu?" balas Yein sengit.

"Ya Tuhan, Yein-a. Maksudku... ah, intinya aku minta maaf." Jungkook meraih lengan Yein saat wanita itu hendak pergi.

"Jangan meminta maaf jika hanya untuk mengulangi kesalahan yang sama lagi, Kook," balas Yein pelan, tanpa mau menatap Jungkook.

"Aku sungguh-sungguh, In. Kejadian hari ini akan aku jadikan pelajaran untuk ke depannya."

"Maka buktikan saja."

Jungkook tersenyum, kemudian meraih wajah Yein dan mengecup kening calon ibu dari anak-anaknya itu. "Terimakasih, Sayang."

***

Yang tadi kepencet ya, kepublish pdahal belum beres😂 hehe
Vote dan komennya❤

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang